Aku tak tahu alasan Emelly membenciku, seingatku aku tak pernah merebut apapun miliknya. Sepertinya Emelly adalah salah satu gadis yang cemburu padaku, selain kalah cantik dan kaya, semua laki laki yang menjadi incarannya malah mendekatiku. Namun sama seperti yang lainya dia tidak pernah berani menggangguku, mungkin dia pikir, ini saat yang tepat untuk menindasku.
Emelly adalah murid penerima beasiswa seperti Anastasia, seharusnya dia termasuk mahasiswa kurang mampu, namun kulihat pakaian dan aksesoris yang dipakainya selalu merek terkenal. Aku tidak pernah memikirkannya, selama dia tidak meminta uang padaku untuk membeli baju, untuk apa aku peduli.
“Aku sungguh tidak sengaja Emelly” Aku meyakinkan Emelly.
“Emelly, kulihat kau tidak terluka, cepatlah ganti bajumu” Stefany membelaku.
Ruangan Dosen tim Obsidian “Gadis itu memang luar biasa” Puji Gerrald. “Kau menuduhnya mencuri lembar jawaban?” Selidik Varro. Adrius melemparkan lembar jawaban yang diisi oleh Jenny, semua pertanyaan dijawab sempurna oleh gadis itu, soal berbentuk esai, namun gadis itu dapat menjawab poin inti di setiap pertanyaan. “Ini tidak dapat dijadikan barang bukti” Sanggah Varro. “Lihat saja, aku akan membuktikan apakah ucapan gadis itu benar bahwa dia sangat mencintai mata kuliah ini” Adrius tersenyum secara misterius. “Jenny sungguh luar biasa, kata-katanya bisa mematahkan semua tuduhan yang ditujukan padanya, lalu membalikan keadaan. Menghina lawannya dengan cara yang ele
Emelly menuntut Jenny diadili, dia mengancam akan bunuh diri jika Jenny tidak meminta maaf padanya. Dia juga meminta pihak kampus membersihkan namanya sambil berteriak histeris.Emelly sangat yakin bahwa Jenny dibalik semua ini, rahasia yang telah dia simpan rapi tersebar luas menjadi bahan olokan semua orang. Harga dirinya sudah hancur tidak bersisa. Emelly merasa frustasi, saat pagi hari dia sangat bersemangat karena membayangkan akan menampar dan mempermalukan Jenny. Setelah berkorban selama tiga hari mengerjakan tugas Jenny, bukan tamparan yang akan dia berikan pada Jenny, tapi kehancuran yang dia dapatkan.Banyak mahasiswa yang menonton tindakan gila Emelly, atap gedung pun penuh dengan mahasiswa yang ingin menonton.Segera kabar ini sampai kepada para Dosen, tim O
Semenjak kejadian di ruang dosen dan drama Emelly di atap gedung sekolah, aku menghindari Adrius, entahlah sampai saat ini aku masih merasa sangat marah mengingat Adrius menuduh dan selalu berprasangka buruk kepadaku. Aku memilih untuk tidak melihat wajah Adrius sementara waktu. Apa Adrius benar-benar membenciku? Apa selama ini hal yang kulakukan untuk mendapatkan hatinya membuat dia benar-benar terganggu? Aku merindukannya namun Adrius sepertinya senang dijauhi olehku. Aku menjadi kesal. Kuputuskan untuk membaca materi pelajaran kelas Adrius, kerinduanku pada Adrius kulampiaskan pada materi kuliahnya. Selain membaca silabus materi yang diberikan, aku mendownload materi pelajaran Kebangsaan di internet entah mengapa aku seakan haus dan terus membaca tentang materi Kebangsaan ini seolah materi ini adalah sebuah buku dongeng.
Gerrald POV “Singkirkan tangan kotormu darinya” Aku berkata dengan nada dingin. Kedua preman tadi terbahak melihat keberanianku, tubuhku memang gagah, namun tertutupi dengan wajah imut yang kumiliki. Sehingga banyak orang mengira aku adalah anak kecil yang berbadan bongsor. Aku menerjang kedua preman tadi. Aku hanya melakukan tiga gerakan saja tapi sukses membuat kedua preman terkapar di jalanan, tendangan memutar dan pukulan keras ke ulu hati membuat preman-preman itu KO tak sadarkan diri. Tidak lupa aku memelintir tangan preman yang sudah menyantuh pipi Anastasia. “Kau tidak apa-apa?” Tanyaku pada Anastasia. Anastasia hanya mematung tak bergerak ataupun berbicara, mungkin dia tidak menyangka aku ahli d
Kediaman keluarga AlexKami berbaring di kamarku sambil memakan cemilan, aku mengeluarkan handphoneku dan menunjukan foto Gerrald bersama Anastasia.“Sampai kapan kau akan menyembunyikan ini dari kami” Aku mulai mengintrogasi Anastasia.“Hey! Apa ini? Apa aku satu-satunya orang yang tidak tahu ini semua? Kalian sungguh keterlaluan” Teriak Stefany.“Aku pun baru tau pagi ini Stefany” Jawabku dingin.“Apa kau akan menjelaskan semua ini?” Tanya Stefany sengit.“Aku hanya mengobrol dengan Kak Gerrald, apa yang salah?” Anastasia mencoba berkelit.“Nona Anastasia, Sej
“Kak Gerrald lasagna ini untukmu” Aku menyerahkan bungkusan berisi lasagna.“Dan ini untuk kalian” Aku menyerahkan sandwich dan kopi.“Wow kenapa hanya Gerrald yang diberi lasagna?” Protes Varro.“Terima kasih kembali kak Varro” Sarkasku membalas protesnya.Aku melangkah ke arah Gerrald, membisikan sesuatu di telinganya, sehingga semua orang disana tidak dapat mendengar ucapanku.“Kemarin Anastasia menginap di rumahku, dia memasak lasagna ini, aku berbaik hati membagimu, tempat makan ini milik Anastasia, kau bisa mengembalikannya nanti” Ucapku berbisik.Gerrald tersenyum bahagia, pipinya menjadi merah membayangkan dia mem
Suara sirine polisi membuyarkan lamunanku, ternyata Ayahku datang dengan para polisi untuk menyelamatkan kami. Tentu saja ayah akan mencariku, seharusnya aku pulang pada sore hari dijemput supir pribadi, saat sopir pribadiku melapor aku tidak berada di kafe, Ayahku segera mengerahkan kemampuannya untuk mencariku. “Dad, aku sangat takut” Ucapku memeluk Ayahku. “Tenang sayang, kau sudah aman” Ucap Ayahku membelai punggung untuk menenangkanku. Polisi tidak dapat menahan rasa penasarannya, menatap ngeri tubuh para bodyguard tergeletak tak berdaya dengan ceceran darah dimana-mana. Anastasia segera dibawa ke rumah sakit, sedangkan aku dibawa ke kantor polisi untuk dimintai keterangan. *
Apartemen tim Obsidian Gerrlad meminta salinan laporan kasus penculikan Jenny dan Anastasia kepada pihak kepolisian, karena penasaran kronologi lengkapnya serta dia akan membalas dendam kepada para bajingan yang menyakiti Anastasia dan Jenny. “Kapten, laporan ini sungguh aneh, disini tertulis para penjahat sudah terkapar tidak sadarkan diri sebelum Polisi datang” Gerrald menyerahkan laporan kepada Adrius. “Kau benar” Adrius menyetujui. “Coba kulihat” Brian dan Varro bergabung membaca laporan kasus. “Memang aneh, tidak dijelaskan siapa yang telah menghajar para bajingan ini” Ucap Varro. “Jenny hanya menyebutkan dia menghajar laki-laki bernama Daniel dengan vas bunga”