Share

49. Sunyi

Sunyi.

Rumah yang beberapa saat lalu diselimuti kehangatan, berubah menjadi sedingin salju. Al terdiam di meja makan. Matanya menatap ke arah pintu kamar yang sudah dua hari ini tidak terbuka. Terkadang timbul rasa ingin meminta maaf. Namun tentu saja ego selalu berada di atas segalanya.

Al mengambil nampan yang sudah terisi penuh dengan makanan. Ia sengaja mempekerjakan asisten rumah tangga untuk mengurus keperluannya. Mengingat keadaan Camelia benar-benar memburuk. Jangankan untuk membersihkan rumah, keluar kamar saja ia enggan.

"Camelia, makananmu ada di depan pintu."

Setelah meletakkan nampan itu, Al bergegas pergi ke kantornya. Camelia yang mendengar suara pintu tertutup langsung keluar dari dalam kamarnya. Ia membawa masuk nampan itu, lalu kembali mengunci pintu kamarnya.

Ia termenung memandangi segelas susu putih yang ada di nampan tersebut. Bagaikan dirasuki sesuatu, Camelia melempar gelas itu ke dinding hingga hancur berkeping-keping.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status