Mereka langsung merasa ketakutan, apalagi melihat Ixy yang sorot matanya semakin tajam menatap anak perempuan itu.Beberapa anak mulai berlari ketakutan ketika anak perempuan tersebut memuntahkan darah yang semakin banyak dari dalam mulutnya, namun ada juga yang berlari ke dalam rumah dan berusaha memanggil wanita tua pemilik rumah itu, Jena, hingga ia keluar dari rumahnya dan langsung menyaksikan seorang anak perempuan yang sudah mengeluarkan begitu banyak darah dari mulut, di depan rumahnya, dan Ixy yang berada di hadapan anak perempuan itu, sambil masih menatapnya dengan tatapan yang semakin tajam dan penuh dengan kebencian.Jena langsung berlari menuju Ixy yang masih sangat fokus menatap anak perempuan tersebut.Lalu, ketika ia sampai di dekat Ixy, Jena mulai berusaha menyadarkannya dari tatapan matanya yang tajam itu, yang tampaknya semakin sangat fokus menatap tajam penuh amarah kepada anak perempuan tadi.Jena kemudian mulai berteriak memanggil nama Ixy bahkan sampai berkali-ka
Ketika ia sampai di ruang tamu, ia justru menemukan tubuh ibu angkatnya, Iora, sudah tergeletak begitu saja di atas lantai. Ixy langsung terkejut dan hendak menangis.Ia lalu berjalan dengan susah payah juga, menuju ke dapur, dan melihat tubuh ayah angkatnya, Han, juga tergeletak begitu saja di atas lantai sementara rumah mereka mulai terbakar begitu hebat.Ixy yang mulai menangis, sambil berteriak, "Ayah! Ibu!! Tidak mungkin!" namun, rumah tersebut perlahan mulai roboh dan Ixy bisa melihat pilar-pilar rumah tersebut mulai jatuh ke atas tanah. Ia kemudian berusaha mencari jalan keluar dari rumah yang sudah terbakar parah itu, lalu berpikir untuk berlari menuju pintu belakang yang mengarah ke kebun kecil di luar rumah.Setelah berhasil keluar dari rumahnya yang terbakar, Ixy lalu berlari menuju ke rumah lainnya sambil berteriak meminta tolong, "Tolong aku, nyonya! Rumahku terbakar! Tolong!"Namun, seorang wanita melihat Ixy, kemudian langsung berteriak, "Hei! Anak penyihir itu belum ma
Rae kemudian naik ke atas sepedanya dan mulai mengayuh sepeda itu secara perlahan, namun, Ixy tiba-tiba saja berdiri, kemudian berjalan cepat ke arah Rae, dan berteriak, "Tunggu, kakak!"Rae langsung tersenyum setelah mendengar teriakan Ixy, seolah memang ia sudah menantikannya.Rae kemudian menghentikan kayuhan sepedanya, lalu menoleh ke belakang, dan bertanya, "Ada yang bisa kubantu lagi, nak?"Ixy terdiam sebentar setelah mendengar pertanyaan Rae, namun ia masih menatap Rae dengan ekspresi yang sedih.Melihat kesedihan yang terbaca jelas di raut wajah Ixy, Rae lalu bertanya lagi, "Nak, jika ada yang bisa kubantu lagi, katakan saja. Jika tidak, aku harus kembali ke panti asuhan tempat kerjaku, maafkan aku."Rae kemudian menunggu jawaban dari Ixy untuk beberapa saat, namun tampaknya Ixy masih sangat ragu untuk menjawab.Akhirnya Rae mulai menghela nafas panjang, dan hendak mengayuh sepedanya lagi, namun kali ini Ixy langsung berseru, "Tolong aku, kakak!" kemudian Ixy mulai menangis l
Sesampainya di dalam kamar, Rae lalu meletakkan piring berisi makanan dan gelas minuman itu di atas sebuah meja kecil yang terletak tepat di sebelah ranjang.Ia kemudian duduk di atas lantai, sambil menunggu Ixy selesai mandi sambil bergumam lagi di dalam hatinya, "Astaga Yvoxy, Yvoxy, Yvoxy! Dia pasti akan memarahiku!"Ixy yang sudah selesai mandi, dan langsung keluar dari kamar mandi, hal itu rupanya membuat kaget Rae yang sedang bergumam sendiri.Rae langsung menoleh ke arah Ixy dan melihatnya sudah selesai berpakaian dengan rapi, kemudian ia menawarkan makanan dan minuman yang sudah ia siapkan sebelumnya. Ixy kemudian mendekati Rae.Awalnya ia ragu, namun begitu ia melihat Rae yang banyak tersenyum kepadanya, hatinya mulai menjadi luluh.Dan pada akhirnya ia mulai berani berjalan mendekati Rae, serta duduk di atas sebuah kursi kecil yang tepat berada di samping meja kecil itu.Rae kemudian berkata pada Ixy, "Nak, aku sudah menyiapkan makanan dan minuman untukmu, aku harap kau bisa
Mendengar seruan Yvoxy barusan, Rae, sekali lagi, benar-benar merasa kesal, lalu ia menatap Yvoxy dengan sorot mata yang tajam, dan mulai berkata pelan, "Yvoxy, begini, aku mulai menyadari kesalahanku ketika melihat para penduduk itu mulai liar dan membunuh Iora dan Han, bahkan ingin juga membunuh Ixy. Maka dari itu, karena rasa bersalahku, aku pergi menuju panti asuhan di kota tersebut, menghipnotis seluruh penghuni panti asuhan itu termasuk anak-anak dan pengurus-pengurusnya, agar mereka mengenaliku sebagai Claire dan membiarkan aku masuk ke sana sebagai salah satu pengurus panti asuhan tersebut, sehingga aku bisa merawat Ixy sendiri di sana!"Mendengar balasan Rae, Yvoxy kemudian menggeleng-gelengkan kepalanya, lalu berkata lagi, "Rae, aku harap kau tidak melakukan kecerobohan yang konyol lagi kali ini, dan ingat, tidak lagi menggunakan kekuatan sihir di dalam dunia manusia!"Yvoxy kemudian berjalan menuju pintu, namun, Rae tiba-tiba berdiri dari duduknya, lalu bertanya, "Yvoxy… Ka
Ixy lalu berhenti di depan ruangan itu, kemudian ia menengok ke dalamnya. Tiba-tiba saja kedua bola mata Ixy membesar ketika ia melihat beberapa anak-anak perempuan yang berada di dalamnya, sedang melakukan tarian yang gerakan-gerakannya mulai memikat mata dan hatinya.Terlihat juga di dalam ruangan itu, ada satu orang pria, seorang guru tari balet yang tampaknya sedang mengajar gerakan-gerakan tari balet kepada anak-anak perempuan tadi. Ixy sangat terpukau dengan seluruh gerakan tari yang mereka lakukan, hingga matanya berkaca-kaca.Rae yang langsung memperhatikan sikap Ixy, lalu berlutut dan berbisik, "Ini adalah ruang kelas tari balet. Ah, pria tersebut adalah guru tari balet, termasuk diriku. Namun, ia mengajar pada pagi hari, dan aku akan mengajar pada siang atau sore hari."Namun, Ixy terlihat masih fokus menatap gerakan-gerakan tari dari anak-anak perempuan tersebut dengan ekspresi terkagum-kagum, sehingga ia tidak begitu mendengarkan apa yang dikatakan oleh Rae.Melihat Ixy ya
Malam itu, Ixy menari dalam kesendiriannya, dan ketika ia sudah puas menari, ia kemudian memutuskan untuk berjalan mendekati ranjang tingkatnya, lalu menaiki tangga yang berada di samping ranjang, dan ia mulai membaringkan dirinya sendiri.Jendela kamarnya yang sudah tertutup rapat namun masih terhalang oleh kain gorden, membuat sinar bulan purnama malam itu semakin indah. Sinarnya menembus ke arah jendela kamarnya hingga ia dapat melihat sinar bulan yang indah itu dengan mata yang berkaca-kaca. Ia kemudian tertidur sendiri, tanpa menunggu kehadiran Rae.Sementara itu di dunia sihir, Rae ternyata sedang berdiri di depan pintu masuk Gedung Axell, ditemani oleh Yvoxy yang juga sedang berdiri di sebelahnya.Mereka berdua sedang memperhatikan para penyihir netral yang sedang mencari perlindungan di dalam benteng pelindung magis.Rae mulai berkata, "Demona masih mengincar manusia, ia mulai berkata bahwa energi yang didapatkan dari para manusia mortal tersebut, jauh lebih besar daripada ene
Tampaknya waktu makan pagi telah usai. Beberapa anak terlihat langsung berlarian kesana kemari setelah selesai menaruh piring-piring kotor mereka bekas makan pagi tadi. Tiga orang anak perempuan kemudian terlihat berjalan menuju ke ruang kelas tari balet.Sesampainya di depan kelas, mereka lalu membuka pintu, dan masuk ke dalamnya, namun, mereka terkejut karena Naoki ternyata sedang mengajari seorang anak perempuan sebelum mereka bertiga masuk ke dalam kelas.Naoki langsung saja mendekati ketiga anak perempuan itu dan mulai berkata, "Ah, Ixy, perkenalkan, mereka bertiga ini adalah anak didikku untuk kelas pagi, Saori, Hana, dan Kayora. Ah, kalian bertiga juga, ini adalah Ixy, dia adalah anak didik baru mulai hari ini. Aku harap kalian bisa akur dan berteman."Naoki lalu mempersilahkan ketiga anak perempuan tadi untuk masuk ke dalam kelas, dan meminta mereka untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu dan melenturkan tubuhnya.Pelajaran pagi untuk kelas tari balet, sudah dimulai.Naoki m