Hola, pembaca yang manis!
Happy reading and enjoy!
Chapter 56
Stay with Me
Cloudy berpaling ke arah Rain. "Wanita?"
"Jangan khawatir, wanita itu bisa dibilang... sudah Nenek-nenek," pungkas Robert seraya menaikkan kedua alisnya dan tersenyum jail kepada Cloudy.
"Katakan aku tidak bisa ditemui," ucap Rain.
"Dan kujamin dia akan datang lagi besok," sahut Robert dengan nada datar.
"Biarkan saja. Nanti juga dia bosan dan tidak akan datang lagi," ujar Rain dengan acuh.
"Pasti ada sesuatu yang sangat penting." Cloudy menatap Rain dengan alis yang berkerut.
"Aku yakin tidak." Rain meraih telapak tangan Cloudy, "ayo, dapatkan burger-mu," lanjutnya dengan nada yang mendadak hangat.
Cloudy menggelengkan kepalanya. "Tidak. Temui wani
Hola, pembaca yang manis! Happy reading and enjoy! Chapter 57 Teaching Her Mother in Law Lima belas menit kemudian, Anita berada di ruang kerja Rain. Keduanya duduk berhadapan dan Cloudy duduk di samping kiri Rain. Cloudy dapat merasakan ketegangan yang menyelubungi keduanya, terutama ketegangan dalam diri Rain. Meskipun hanya sekilas melirik ke arah Rain, ia dapat menyaksikan rahang Rain yang kencang. Cloudy diam-diam menelan ludah, di dalam benaknya membayangkan seperti apa Rain dan Ryan kecil tumbuh tanpa kasih sayang ibu. Di saat salju turun dan menutupi seluruh bangunan di New York, tidak ada yang memeluk mereka. Tidak ada obrolan atau sekedar guyonan ringan di balik selimut seraya memandang salju dari jendela kamar mereka, juga tidak ada kado natal dari ibu mereka. Kemudian tidak ada seorang ibu yang
Hola, pembaca yang manis! Happy reading and enjoy! Chapter 58 A Whole of the World Rain menghela napas lega begitu punggung ibunya menghilang di balik pintu kemudian berjalan mendekati meja kerjanya dan menyandarkan bokongnya pada tepi meja. "Ayo, kita pergi ke restoran cepat saji," ucapnya kepada Cloudy yang masih duduk di tempat semula. "Tapi, berkas itu...." Cloudy melirik berkas yang teronggok di atas meja. Masih di tempat semula saat ia mengambil dari tangan Rain. "Biarkan saja, Robert akan mengurusnya." Lagi pula dengan keadaan penglihatannya yang masih kurang sempurna, ia tidak bisa terburu-buru untuk membaca berkas itu. Cloudy mengangguk pelan dan meninggalkan sofa dan berjalan mendekati Rain kemudian dengan lembut menyapukan tangannya di bahu Rain. "Maaf, Rain. Tadi aku mengacaukan pertemuanmu dengan ibumu," u
Hola, pembaca yang manis. Happy reading and enjoy! Chapter 59 Kiss Axel and see.... Cloudy baru saja keluar dari kediaman orang tuanya, ia bersama Iry. Tetapi, karena di tengah jalan ponselnya berdering dan Etta mengajaknya bertemu, Cloudy memutuskan untuk memutar setirnya menuju tempat yang disepakati bersama Etta. "Aku sudah menduga jika Iry memang pantas untuk disayangi dan diperebutkan," ujar Etta seraya memandangi wajah menggemaskan bayi yang dipangkunya. Cloudy tersenyum lebar sembari menyisir kasar ujung rambutnya menggunakan jemari tangannya dan berucap, "Dia, hidupku." "Dan kurasa juga hidup pamannya," ucap Etta seraya mengamati pakaian yang dikenakan Iry yang berasal dari merek kenamaan dunia. "Maksudku, Rain." Etta tersenyum dan mengangkat kedua alisnya. "Apa Iry nantinya memanggil
Hola, pembaca yang manis! Happy reading and enjoy! Chapter 60 Private Meeting Rain duduk di sofa dengan alis berkerut dalam. Keletihan tampak di wajahnya yang tampan, sedangkan Elise duduknya di depannya. Sepertinya halnya kerutan di kening Rain, ekspresi Elise juga sama sekali tidak mencerminkan ketenangan. "Sebenarnya sebelum aku memasuki ruangan ini, aku mendapatkan informasi dari seseorang di Contemporary Scurity, ternyata mereka juga mengajukan penawaran proyek kepada kepolisian New York," ujar Elise. "Bagaimana menurutmu?" tanya Rain dengan ekspresi sangat tenang. "Entahlah. Mereka tidak mengeluarkan pernyataan apa pun selama ini, dan tiba-tiba menyatakan akan ikut berkompetisi untuk mendapatkan proyek dari kepolisian. Kurasa sedikit aneh mengingat ini bukan pekerjaan yang mudah." "Ja
Hola, pembaca yang manis! Happy reading and enjoy! Chapter 61 New Couple "Apa yang kau rencanakan, Cloud?" tanya Rain dengan nada datar. Lutut Cloudy terasa goyah. Ia yakin jika mengatakan bahwa dirinya menginginkan Rain—cinta Rain, pria yang pernah mengatakan tidak ingin menikah itu akan menjaga jarak darinya atau mungkin akan melarikan diri. Cloudy mengulurkan satu tangannya, berniat meletakkan di dada Rain. Tetapi, ia mengurungkan niatnya dan mengepalkannya. "Aku mungkin terlalu naif, tetapi aku ingin kita tetap seperti ini. Membesarkan Iry hingga ia dewasa," ucapnya lambat-lambat. Rain memejamkan matanya sesaat kemudian menatap mata Cloudy, mata itu basah oleh air mata. Terlihat resah, dan ketakutan. Batinnya terasa runtuh karenanya. Ia mengulurkan tangannya, meletakkan di pipi Cloudy dan ibu jarinya menyeka air mata Cloudy. 
HOLA!HAPPY READING AND ENJOY!Chapter 62A WhoreRain memasuki ruang makan, pandangannya tertuju kepada Cloudy yang sedang memegangi tangkai cangkir sebelum akhirnya pandangannya berserobok dengan mata Cloudy dan wanita itu tersenyum lebar padanya."Hai, Sayang. Selamat pagi," sapa Cloudy seraya meletakkan cangkir di atas meja, bersanding dengan hidangan yang telah tersusun rapi di sana.Rain tersenyum kaku, tetapi batinnya terasa lebih ringan karena melihat senyum Cloudy yang terlihat riang pagi itu. "Apa itu kopi untukku?"Meskipun Rain tahu dengan jelas jika cangkir berisi kopi yang baru saja diletakkan Cloudy di atas meja adalah miliknya karena wanita itu telah lama bersikap seolah nyonya rumah sungguhan di tempat tinggalnya."Ya. Untukmu," desah Cloudy."Kau bangun lebih awal?" tan
Happy reading and enjoy! Chapter 63 Married Contract Mata Cloudy mengerjap beberapa kali saat mendapati Robert berdiri di ambang pintu kamar. Bukan Rain yang telah ia tunggu kedatangannya hingga larut malam. Ia melangkah mendekati pria itu dan berkata, "Robert? Di mana Rain?" "Rain tidak akan pulang malam ini," jawab Robert. "Apa ada masalah di perusahaan?" "Kemungkinan besar kami tidak akan mendapatkan proyek itu." "Bagiamana bisa?" desah Cloudy. Robert seperti ragu-ragu menatap Cloudy dan mengangkat map di tangannya. "Kompetitor kelihatannya lebih berpeluang karena angka penawaran mereka lebih rendah dengan produk yang nyaris sama dari perusahaan kami." Cloudy tidak mengerti. "Jadi, apa rencana kalian?"
Happy reading and enjoy!Chapter 64Saling TikungYang harus dilakukan sekarang adalah berpikir tenang dan tidak gegabah. Jadi, Cloudy bersikap setenang mungkin meskipun dirinya tidak memungkiri jika otaknya sama sekali tidak dapat dikendalikan, begitu juga batinnya yang dipenuhi dengan perasaan nelangsa.Cloudy memasuki kamar Iry dan mengangkat bayi itu dari tempat tidur kemudian duduk di sofa yang biasa digunakan untuk menyusui dan duduk di sana dengan perasaan hancur.Ia menatap Iry seraya merasakan panas di kelopak matanya karena air matanya yang hendak mendesak keluar, tetapi sekuat tenaga ditahannya. Menangis tidak akan menyelesaikan masalahnya, tidak akan membuat Iry tetap berada di pangkuannya, juga tidak akan membuat Alyssa mengungkap kebenaran.Jika malam ini menjadi akhir dari semuanya, Cloudy sama sekali tidak menyesal. Setidaknya dirinya pe