Cinta tidak membuat dunia berputar. Cinta itulah yang membuat perjalanan itu berharga." - Franklin P. Jones.
Chapter 40
"Tidak! Jangan! Aku mohon jangan! Tidaaaaaakk!"
Delina berteriak sekuat tenaga dari kolong ranjang hotel tersebut. Rupanya gadis itu hanya bermimpi. Sosok Abi yang baru keluar dari kamar mandi dengan menggunakan kamerjas hotel warna putih langsung melongok ke kolong kasur.
"Apa yang sedang kau lakukan di bawah situ?" tanya Abi seraya tertawa.
"Hehehe, tadi aku pikir ... Ummm ... Aku sedang apa ya di sini? Oh, tadi aku pikir anting aku jatuh," ucap Delina mencoba berbohong. Ia perlahan menggeser tubuhnya agar keluar dari kolong
"Saat seseorang mencintaimu, mereka tak harus mengatakannya. Kamu akan tahu dari cara mereka memperlakukanmu." – unknown.*****Chapter 41Delina memutuskan berjalan di tepi pantai seraya melihat pakaian dan aksesoris yang dijajakan penjual daerah di Heaven Island. Satu pengawal mengikuti wanita itu dari kejauhan. Delina tak mau kalau pengawal berbadan besar itu terus-terusan mengikutinya dari dekat."Delina, itu kau, kan?" Seorang wanita berkulit eksotik karena terpapar sinar matahari menegur Delina."Kau Delina, kan? Anaknya Tante Susi? Kau sedang apa ada di sini?"Delina menata
"Semoga kelak selimutku adalah kamu yang senantiasa menghangatkanku di kala dingin menyerang tubuh dan jiwaku." – unknown.*****Chapter 42"Jangan lupa fotoin aku yang bagus-bagus ya, Rich!" seru Delina pada Rich.Akan tetapi, pria di sebelahnya itu malah asik melihat ke arah para turis pria yang bertelanjang dada dan bertubuh tegap."Woi, biasa aja dong Rich lihatinnya!" seru Delina"Hehehe ... habisnya cakep-cakep gitu Lin, pada mulus." Rich sampai terkekeh dan tersipu malu.Kemudian, keduanya pergi ke sebuah pulau kec
"Dalam cinta, menyerah tak selalu berarti kamu lemah. Kadang itu hanya berarti kamu cukup kuat tuk melepaskannya."Chapter 43"Halo, Delina!" sapa Silla, teman SMA Delina yang sedang berjalan bersama Mark, kekasihnya."Hai, Silla! Kamu di sini juga? Ini siapa?" tanya Delina yang menunjuk ke arah pria bule di samping temannya itu."Ini Mark, dia ini suami aku," ucapnya.Silla dan Mark lantas menjabat tangan Delina dan Abi."Ini siapa kamu?" tanya Silla menatap Abi penuh kekaguman."Saya Bos wanita ini, kami tidak ada hubungan sa
"Jangan khawatir bila kau tak bisa mengumpulkan seluruh karang indah di pantai. Sebab hanya dengan beberapa kerang saja, itu akan membuat mereka lebih cantik dan menarik." — unknown.*****Chapter 44Tiba-tiba, Delina membayangkan dirinya dan Abi berada di atas kapal yacht dan menikmati indahnya lautan. Terlihat para lumba-lumba berenang berlompatan di kanan dan kiri kapal yacht yang mereka naiki.Pantulan mentari saat keduanya saling berpagut bibir satu sama lain makin menambah suasana romantis di antara keduanya. Lantunan masuk latin juga menambah suasana di antara keduanya.Namun, sesuatu yang tak terduga membuatnya terkejut. Abi mendorongnya ke la
"Cinta merupakan perwujudan keindahan dari alam semesta, ketika seseorang sedang jatuh cinta, maka semuanya akan terlihat indah." — unknown.*****Chapter 45Delina dan Abi berhenti di sebuah restoran cepat saji di pinggir pantai. Rata-rata pengunjung restoran itu makan di dalam mobil sambil menikmati suasana pantai. Menu nasi ayam panggang madu lengkap dengan salad dan es teh manis dalam kemasan kotak sudah mereka santap kala itu.Mendadak kemudian, pandangan Delina menuju ke arah pria dan wanita yang masuk ke dalam mobil."Itu bukannya Mark suaminya Silla? Tapi kenapa perempuan lain yang dibawa masuk ke mobil?" tanya Delina.&nbs
"Kenapa move on itu susah? Karena dari SD sampai sekarang yang dipelajari adalah menghafal atau mengingat bukan melupakan." – unknown.*****Chapter 46Tiba-tiba, pintu kamar hotel terbuka. Abi terlihat marah dengan menendang semua yang menghalangi langkahnya. Dia berteriak memanggil Delina dengan suara yang kesal."Duh, monster itu sudah kembali rupanya," gumam Delina.Bug!Siku gadis tak sengaja terantuk pinggiran kayu ranjang saat hendak bersembunyi."Awww sakit!" pekik Delina.
"Saat suasana hati kembali bahagia, semangat di dalam jiwa akan mulai memancar lagi. Otak akan lebih jernih dan kamu bisa memulai hari dengan ceria." – unknown.*****Chapter 47Keesokan harinya seorang dokter masuk ke kamar perawatan Delina."Selamat pagi!” sapa seorang dokter yang bernama Dion pada Delina. Dia datang bersama seorang suster di sampingnya.“Pagi, Dokter!” jawab Delina.“Bagaimana kondisi Anda hari ini, masih terasa lemas apa sudah lebih baik?" tanya dokter itu.“Saya sudah merasa l
"Menjalin hubungan bukan berarti tanpa ada pertengkaran. Kita bertengkar, tapi setelah itu kita saling memaafkan dan mencintai satu sama lain, lebih dari sebelumnya." – unknown.******Chapter 48Malam itu Delina terbangun di kamar VIP nomor 505 di rumah sakit tempat dia dirawat."Duh, aku mau pipis lagi, nih," gumam Delina berusaha mengangkat tubuhnya agar beranjak menuju kamar mandi di ruangan itu."Awww! Duh, sakit sekali tanganku," gumam Delina mencoba mengangkat pakaian pasien yang dia kenakan.Setelah selesai menuntaskan hajatnya, ia meraih tuas kloset yang tiba-tiba berbunyi send