Tidak buka pintu juga bukan jalan keluar. Jika Pencak Silat Persaudaraan Setia David ingin masuk, siapa yang bisa menghadang?Nyonya besar Keluarga Windian mengira David datang untuk mencari perkara. “Sekarang, kepala Keluarga Windian tetap adalah kamu?” David belum memberi penjelasan dan sudah menanyakan satu kalimat. “Sejak hari itu, kepala Keluarga Windian sudah diganti menjadi Hadran. Tapi, jika kamu ingin membalas Keluarga Windian, kamu juga boleh mencariku. Tulang keroposku ini masih sanggup menahannya.” Nyonya besar Keluarga Windian tentu tidak bisa kehilangan muka di hadapan semua anggota Keluarga Windian dan dia berkata secara langsung di hadapan David.“Tenang saja. Aku bukan datang untuk mencari masalah. Kamu panggil Hadran untuk keluar. Bilang saja David cari dia!” David langsung berhasil menebak isi hati nyonya besar Keluarga Windian dalam satu tatapan. Bukankah nyonya besar Keluarga Windian hanya ingin mengandalkan kebenaran untuk membuat dirinya tidak turun tangan mel
Sebuah bayangan tubuh muncul dari ketinggian di atas Kota Jayanegara. Dia adalah Pentatus, pembunuh yang datang menyusul ke Kota Jayanegara dari Kioto.Pentatus menyensor dari kejauhan dan bergumam. “B*rengsek, lagi-lagi tidak ada di sini. Anak ini berzodiak apa? Apa mungkin dia memiliki kemampuan untuk memprediksi masa depan?”Tampak jelas jika Pentatus baru saja datang dari Jilegon. Begitu mendapat informasi, dia buru-buru menyusul ke Jayanegara. Setelah menggapai Jayanegara, dia kembali tidak menemukan sosok David lagi. “Eh, di pinggir kota ada energi darah.” Sebagai pembunuh, Pentatus sangat sensitif dengan aroma amis darah. Saat tubuhnya berkedip, dia sudah muncul di tempat dimana David membunuh guru surgawi Jepania sebelumnya. “Nafas miliknya!”Pentatus bergumam sejenak dan berjalan ke arah selatan dengan mengikuti nafasnya. ……Kaki Gunung Diang, Kota Jiliwung.David belum bertemu dengan Caksa dan yang lainnya seperti yang telah dijanjikan. Setelah menghubungi nomor telepo
“Kamu adalah Caksa Mulyono, sutradara Indojaya yang terkenal itu?” Petapa itu mengangkat mata dan melirik mereka bertiga, kemudian bertanya dengan berpura-pura tidak peduli. “Akulah orangnya, Petapa Jamil. Aku rasa kamu juga sudah tahu maksud kedatanganku. Kalau begitu aku langsung ke intinya saja. Aku bersedia memberi sumbangan 20 miliar kepada Kota Kuno Salastika dan hanya ingin menyewa seluruh tempat selama 3 hari untuk syuting drama. Apakah Anda bisa memberi izin?” Di hadapan petapa, Caksa terkesan sangat merendah. Tampaknya dia telah dibuat linglung oleh apa yang ada di depannya ini. Sejak melihat tindakan David dengan mata kepala sendiri, Caksa telah menemukan satu pemandangan lain dari dunia. Saat ini, di tengah Gunung Diang yang sangat terkenal, Caksa bisa merendah serendah yang diperlukan. Dia takut menyinggung beberapa tokoh ahli.Terutama adegan tadi, lebih mengejutkan Caksa lagi. Dia curiga jika Jamil yang berada di depannya ini juga merupakan orang di antara para dewa s
Awalnya, Ilona masih merasa petapa ini juga memiliki sedikit temperamen keagungan dewa. Jika dilihat sekarang, dia bahkan tidak ada bedanya dengan binatang. “Pergi ke mana? Karena sudah datang, maka jangan pergi lagi.” Dihina oleh Ilona seperti ini, Jamil langsung membuka jubah petapa di atas tubuhnya dan menampakkan satu stel jas ukuran XL di tubuhnya.Seiring dengan jatuhnya suara Jamil, belasan pria kekar berhamburan keluar dari dalam pekarangan. Murid petapa yang sebelumnya menunjukkan jalan juga ada di dalamnya. Belasan orang itu memegang tongkat di tangan dan mengepung David bertiga secara berkelompok. Jamil langsung memimpin di depan. Dengan wajah gemuk dan jas ukuran XL itu, dia seperti gunung daging yang keluar dari gerombolan manusia. “Jamil, di tempat suci pertapaan, kamu benar-benar ingin melanggar hukum?” Caksa tidak bisa percaya. Di dalam sebuah tempat wisata bahkan muncul sebuah adegan menggelikan seperti ini. “Tempat suci pertapaan tahi anjing. Aku, Walikota Kota K
“Kerikil Kecil, setelah tumbuh dewasa, kami bertujuh bersama-sama menikah denganmu, oke tidak?!”“Oke. Kalau begitu, tunggu aku sudah dewasa, aku akan menikahi ketujuh kakak!”Suara anak-anak yang lembut, seperti baru kemarin. “Sudahlah, jangan ribut lagi. Kak, karena masalah lokasi belum dipastikan, besok kita sekalian bersenang-senang di Gunung Diang dan kunjungi tempat suci pertapaan ini saja.” David memberi saran dengan wajah yang memerah.“Baik.” Pipi Ilona juga sedikit memerah. Selesai bicara, keduanya kembali ke kamar masing-masing. ……Di dalam obrolan grup dengan nama Gunung Diang.Sebuah kalimat muncul dari gambar profil Jamil.Jamil: Hari ini Sutradara Caksa Mulyono datang ke Gunung Diang. Hanya dengan satu kalimat ini, grup tiba-tiba menjadi ramai. “Caksa Mulyono, sutradara Indojaya yang terkenal itu?”“Dia bahkan datang ke Gunung Diang?”“Katanya sekarang dia sedang syuting sebuah drama yang berjudul 《Manusia Luar Biasa》. Sepertinya latar pemandangannya adalah Gunung D
Larut malam, di atas langit Ciracap, sebuah arus cahaya melintas dan tidak menimbulkan perhatian siapapun. Pentatus menutup mata dan merasakannya sejenak. “Di sana!”Setelah itu, bayangannya menghilang dan saat muncul kembali, dia sudah berada di dalam markas Pencak Silat Persaudaraan Setia yang sebelumnya. “Ternyata ada dua orang petinggi silat yang dibunuh di sini!”Pentatus terkejut dan samar-samar masih bisa merasakan sisa-sisa formasi di tempat ini. Nafas seseorang yang sangat familer, yaitu David yang dikejarnya di sepanjang jalan kemari. Siapa orang yang satunya lagi?Melihat markas yang kosong melompong, Pentatus langsung kesal. Apakah David ini tikus? Dia seperti memiliki kemampuan memperdiksi masa depan dan setiap kali bahkan bisa melarikan diri sebelum dirinya datang. Mengingat perintah Tetua Dunia Roh Pesilat, Pentatus terpaksa mengidentifikasi nafas lagi dan pergi dengan mengejar nafas itu. ……Keesokan paginya, sepasang pria tampan dan wanita cantik muncul di kaki G
Cara berpakaian yang begitu tidak lazim, sudah memancing orang yang lewat untuk menunjuk -nunjuk mereka. Cara berpakaian keduanya membentuk pebandingan yang sangat jelas. Jika bukan karena pria itu yang berinisiatif mengeluarkan suara, siapapun tidak akan menyangka bahwa dua orang yang berpakaian sangat berbeda ini tenyata adalah sekomplotan. “Tuan Muda Yusri, aku hanya bertanggung jawab untuk menjaga keamananmu. Untuk hal lainnya, aku tidak akan urus!” Meskipun pria berjubah petapa disebut oleh orang lain di hadapannya, dia juga tampak tidak berekspresi dan bersikap acuh. Mendengar omongan ini, Yusri juga tidak marah. Dia hanya berjalan ke hadapan David berdua. Tatapan matanya melintas di atas tubuh David dan hingga sampai ke atas tubuh Ilona, matanya bersinar. “Nona Ilona, orang aslimu lebih cantik daripada yang di televisi. Perkenalkan sejenak, namaku Yusri Kalianto.” Pria itu menjulurkan tangan dengan percaya diri setelah selesai berbicara. Tampaknya pria itu merasa selama dir
David sudah hampir kehabisan kata-kata. Mengapa semua orang harus melakukan ini? Bukankah Indojaya sudah lama melarang pemakaian senjata api?Sepertinya sudah saatnya untuk memperbaikinya. Meskipun bagi diri sendiri, pistol hanya sekedar mainan anak kecil, tapi efek jera bagi orang awam termasuk besar. Ternyata benar. Seiring dengan dikeluarkannya pistol oleh pria kekar. Orang-orang yang awalnya sudah bubar, langsung melarikan diri dengan panik, kecuali beberapa orang bernyali besar yang berani melihat dari kejauhan. Melihat orang yang menonton sudah bubar, David berbalik badan dan dengan acuh berkata kepada Yusri. “Apakah kamu tahu bahwa di dalam Indojaya, memiliki senjata api secara ilegal dan memiliki tentara pribadi termasuk kejahatan seserius apa?”Mendengar omongan itu, Yusri tertawa terbahak-bahak secara berlebihan. “Pak Jamil, apakah dia sedang mengancamku? Aku sangat takut. Sungguh mengejutkanku.” Mendengar suara tertawa, ekspresi David tidak bergejolak dan dia hanya den