Irina dan Abian duduk bertiga dengan mama Syamira. Mertua Irina itu sdang bercerita pada anak dan menantunya tentang kisah pertemuannya dengan papanya Abian. Kisah hidup yang begitu indah juga penuh dengan haru biru, sebab dulunya mama Syamira ini seorang janda beranak tiga sebelum bertemu dengan papanya Abian yang juga sorang duda anaka satu. Jadi Abian ini punya kakak tiga orang dari pihak ibunya, dan seorang kakak laki-laki dari pihak papanya.Irina sedikit kaget saat mengetahui itu, sebab Abian tak pernah bercerita tentang keluarganya pada Irina, namun Abian yakin mama mertuanya pasti sudah tahu dari kak Nafia.Dulu mama Syamira ini seorang PNS dengan status janda saat dikenalkan oleh tante Wita pada papa Hadi, saat itu papa Hadi seorang pekerja BUMN dan sudah menduda selama lima tahun.Lalu mengalirlah cerita tentang kehidupan mama Syamira dari mulut beliau sendiri. Istri tercinta dari papa Hadi yang masih cantik hingga sekarang.Flashback mama Syamira“Nanti kukenalkan sama sepu
Arga begitu bahagia dengan perkenalan Papanya dan Syamira yang dipanggilnya ibu. Dirinya sering meminta Wita agar mengantarnya ke rumah Syamira, dan mendesak papanya agar segera menikah dengan ibu Syamira. Dia tak sabar ingin segera punya mama lagi.“Pa kapan sih papa lamar ibu syamira, Arga gak sabar pengen punya mama lagi.” Tanya Arga suatu malam saat mereka baru selesai makan malam berdua saja.“Kamu pikir menikah itu gampang Ga?, bisa saja bu Syamira gak suka sama papa, atau mungkin anak-anaknya gak mau punya papa tiri.” Sahut Hadi sambil melirik pada putranya itu.“Kalau masalah anak – anak bu Syamira mah gampang Pa, biar jadi urusan Arga yang penting papa sama bu Syamira nikah dulu biar Arga bebas kalau mau ke rumah bu Syamira.”Arga baru sekali ke rumah Syamira, itupun dia memaksa Wita mengantarnya. Padahal Wita baru saja pulang kantor bersama Syamira saat itu.“Ngapain mau ke rumah tante Mira?, tante kan baru pulang kerja, pulangnya bareng – bareng tante Mira tadi.” Heran Wi
“Mas, baru liat kamu lagi. Susah banget dihubungi sekarang.” Dia siska, saudara sepupu Tiara sedang mendekati Hadi sambil mengernyitkan alis melihat Syamira berdiri tak jauh dari samping Hadi.Seolah Hadi mengerti kalau Siska sedang bertanya siapa wanita yang disampingnya.Kenalkan ini Syamira, calon ibunya Arga”. Tegas Hadi menjelaskan.Sesaat Siska kaget dengan mata membulat.Syamira yang melihatnya jadi tidak enak sendiri.Sebenarnya setahun sejak kematian Tiara, Siska berharap dialah yang menggantikan posisi sepupunya itu menjadi pendamping Hadi. Selain karna Arga adalah keponakannya, memang dia ada rasa dengan Hadi.Siska ini janda anak satu, nama anaknya Dina.Siska tersadar dari rasa kagetnya lalu berkata “kamu udah lupa mba Tiara mas, gimana dia susahnya melahirkan Arga dan sakit – sakitan sebelum meninggal.”Hadi paham maksud pembicaraan Siska, tak ingin membuat Syamira sedih dan diapun enggan bertemu wanita ini sebenarnya. “Arga yang memilih Syamira, dia nyaman dengan ibu
Pov Hadi.“Assalamualaikum, mas.’” Sebuah pesan masuk dari Syamira, segera kubaca, belum sempat kubalas masuk lagi pesan yang kedua.“besok cincinnya aku kembalikan ya mas,”Sudah kuduga, wanita ini pasti memikirkan kata – kata Siska tadi.Diam sesaat, lalu kubalas pesannya.“minggu depan setelah Wita nikah, aku urus pernikahan kita!.” Mungkin dia sedang jengkel atau malah ngamuk – ngamuk membaca balasan pesanku. Biar saja, enak saja dia mau kembaliin cincinya, wajah anakku dan anak-anaknya terlihat begitu bahagia tadi dan akupun demikian.Tadi sempat kubawa dua anaknya ke rumah sebelah, rumah kakak laki – laki Syamira. Kuutarakan niat baikku padanya dan beliau juga bahagia merestui aku dan adiknya. Bahkan kami sudah membicarakan tanggal pernikahan.Setelahnya kubawa anak – anak Syamira ke minimarket depan. Sedikit lancang tadi sempat kuajari mereka agar jangan panggil om lagi.“Panggilnya papa ya nak, papa Hadi,”. Pertama mereka terlihat malu – malu lalu mengangguk.Sori Syamira aku
“Oh jadi janda tiga anak ini yang bikin mas Hadi lupa sama mbak Tiara? “ suara Siska begitu murka, dia sengaja menarik perhatian tamu – tamu yang lain untuk mempermalukan Syamira.Siska yang juga diundang oleh keluarga Wita, tak disangka akan datang dan membuat keributan di acara pernikahan Wita, lebih tepatnya mempermalukan diri sendiri sebenarnya.Sebenarnya dia bertindak seperti itu karna akan kalah lagi dari wanita yang dia anggap tak ada apa – apanya dengan dirinya namun berhasil menggaet Hadi. Pria incarannya.Wita geram sendiri di atas pelaminan melihat kelakuan Siska yang berusaha mempermalukan temannya.Wita berniat turun dari pelaminan, tapi dicegah oleh suaminya.“Biarkan Hadi yang menyelesaikan sayang, kita lihat sampai dimana usahanya untuk mendapatkan Syamira.” Hasan memberikan pengertian pada istrinya.Wita menurut, dia akhirnya memilih mengajak putra sambungnya untuk ngobrol. Sebenarnya Wita tidak tenang melihat Syamira yang hanya tertunduk di belakang Hadi.“Aku nggak
Syamira tergugu di dalam kamar, suara tangisannya terdengar pilu di telinga Hadi.Ingin rasanya dia masuk dan menenangkan Syamira.Hadi gelisah sendiri di depan pintu kamar Syamira. Sementara Arga yang melihat papanya sedih dan bu Syamira yang menangis juga ikut gelisah dia takut bila bu Syamira membatalkan menerima lamaran papanya.“Kalau mas Hadi mau balik ke pesta, ditinggal aja mas, nanti syamira tenang sendiri, biar saya disini yang temani dan jaga anak – anak.” Mbak Syifa, kakak ipar Syamira berbicara pada Hadi sambil memangku anak Syamira yang paling kecil.“Mbak, saya mau bicara sama bang Ihsan.”“ Kalau gitu saya panggilin dulu mas.”“Nggak usah mbak saya yang akan kesebelah menemui sendiri.”Mbak Syifa hanya mengangguk.__ “Apa mas Hadi sudah yakin memilih syamira sebagai pendamping?, bukan apa – apa tapi saya sebagai kakaknya merasa kasian sama Mira kalau mas Hadi banyak wanita yang kejar – kejar. Nanti Syamira merasa malu. Ditambah lagi dia janda anak tiga sedangkan kamu
Rumah Syamira telah rapi dan bersih. Tadi ada petugas catering yang datang membersihkan peralatan makan. Dan para tetangga juga banyak yang membantu. Tak disangka acara sederhana yng direncanakan namun kerabat dan tetangga banyak pula yang datang dengan pernikahan Syamira ini.Arga telah pulang bersama Wita dan neneknya sejak sore tadi. Dia tidak bisa menginap karna besok pagi ada latihan basket di sekolahnya.“Mir, biar anak – anak sama Mbak, malam ini kamu berdua suamimu dulu.” Kata mbak Syifa saat masuk hendak membawa Khamila tidur di rumahnya. Azlam dan khasanah sudah terlelap sejak tadi.“Tapi Mila sudah tidur mbak.”“Nggak apa – apa biar mbak gendong. Baktikan dirimu pada suamimu Mir, layani dengan baik.”“Iya mbak.” Malu – malu Syamira mengangguk.__Hadi baru selesai mandi dan sholat isya saat keluar dari kamar dan mendapati rumah sepi.“Anak – anak kemana sayang?”Hadi langsung memanggil Syamira dengan sebutan sayang, dan Syamira sudah merona wajahnya mendengar panggilan itu.
Dua pesan dari nomor tak dikenal masuk ke gawai Syamira. Pesan pertama berisi gambar suaminya terlihat dari samping seperti hendak memegang lengan seorang wanita, terlihat di foto itu seorang wanita muda menggunakan blouse lengan panjang warna putih dipadukan dengan rok hitam di bawah lutut.Pesan kedua berisi kalimat yang sungguh mampu membuat Syamira tergugu dalam tangisnya. ‘gimana rasanya dikhianati suami, kamu itu bukan selera mas Hadi, nggak mungkin dia betah ngasih makan anak – anak yatim kamu yang banyak itu, mas Hadi tuh seleranya yang kaya aku, cantik dan sexy, bukan kaya kamu yang kampungan’.Bahu Syamira terguncang menahan suara tangisnya. Sungguh bila dirinya dulu dihina dengan status jandanya dia tidak masalah, tapi ini anak – anaknya yang yatim, dimana dia sendirilah yang mencari nafkah untuk mereka. ‘Apakah benar anak – anaknya hanya menjadi beban bagi mas Hadi.’Syamira kepikiran lagi.Hadi mengernyit heran melihat istrinya yang tampak seperti menangis, dari belakang