Jantung Brenda Wright berdetak kencang saat ini. Dia memukul pria itu dengan sekuat tenaga, tetapi tubuhnya yang sekokoh besi tidak bergeming sama sekai.Brenda Wright membuka mulutnya dan menggigit sudut bibir Hugh Randall.Dia menggigitnya hingga berdarah dan bau darah segera manis menyebar ke mulutnya. Kemudian, Hugh Randall sedikit mengendurkannya."Brenda Wright, apakah kau anak anjing? Kenapa suka menggigit?" Hugh Randall sangat marah dan menyeka darah di sudut bibirnya dengan ibu jari."Siapa suruh kau menciumku? Lepaskan aku!"Hugh Randall menatap wajah mungilnya yang memerah dan tersenyum dengan nakal, "Brenda Wright, kita bahkan sudah melahirkan seorang putri, mengapa kau begitu pemalu? Jika ini berlanjut menjadi lebih intim, kau ..."“Jangan bicara lagi!” Brenda Wright buru-buru menutupi mulut pria itu dengan tangannya.Hugh Randall menatapnya dalam-dalam dan mencium telapak tangannya yang lembut.Apa yang dia lakukan?Sinting.Brenda Wright menarik tangannya.Pada saat ini
Apa?Hugh Randall mengerutkan alisnya dalam-dalam. Benar, dia menggunakan tipu muslihat untuk menikahi Brenda Wright.Dia tidak amnesia sama sekali.Pada saat itu, Brenda Wright tidak ingin menikah dengannya dan sangat dekat dengan Josh Landon, dia sangat cemburu. Dia menginginkan Joan, juga sangat menginginkan ibunya.Jadi dia memanfaatkan kesempatan saat Wenda melukainya dan bekerja sama dengan Pak Tua Randall. Pak Tua Randall memberi tahu Brenda Wright bahwa dia sudah amnesia, tetapi dia tidak menduga kakeknya akan mengatakan dia sudah tidak mampu melakukannya.Serangan Wenda saat itu tidak melukai tubuhnya sama sekali. Dia adalah seorang pria sejati dan masih ingin menempuh kehidupan bahagia yang mesra bersama Brenda Wright.Jika memikirkan tatapan simpatik Brenda Wright dan ucapan “jangan putus asa”, Hugh Randall menggertakkan giginya karena marah.Pak Tua Randall adalah adalah orang yang cerdas. Dia tersenyum ketika melihat penampilan Hugh Randall. "Sepertinya hubungan kalian t
“Paman, Joan telah memaafkanku, tolong turunkan aku.” Nina menangis dengan tersedu-sedu.Hugh Randall baru melepaskan dan menurunkan Nina.Dia tidak pernah berbelas kasih. Selama orang itu menindas putrinya, dia tidak akan melepaskannya. Dia bahkan tidak akan berbelas kasih pada seorang anak kecil, apalagi anak berandal seperti Nina.Hugh Randall berjalan menghampiri Joan lalu menggendongnya. "Joan, kau adalah anak kesayangan Ayah dan Mommy. Jika ada yang berani memangggilmu anak liar lagi di masa depan, kau harus memberi tahu Ayah. Ayah tidak akan melepaskan mereka dengan mudah, mengerti?""Ya, baik, Ayah!"Saat melihat Joan diangkat tinggi-tinggi oleh ayahnya, Nina langsung cemberut dan menangis dengan kencang. Dia berlari ke vila sambil menangis dengan sangat sedih.Yanny memeluk putrinya. "Nina, ada apa denganmu? Siapa yang mengganggumu? Cepat beri tahu Ibu."“Paman! Joan bukan anak liar, Joan adalah kesayangan Paman. Paman sangat menyayangi Joan.” Nina terisak.Yanny awalnya s
"Joan, ayo mandi dulu."Brenda Wright memandikan Joan, lalu menidurkan Joan. Setelah Brenda Wright selesai mandi, Hugh Randall masih belum kembali ke kamar, dia seharusnya masih sibuk.Brenda Wright merasa senggang jadi mengeluarkan sebuah koper dan mulai membantu Hugh Randall mengemasi pakaiannya.Barang bawaan Hugh Randall sangat sederhana. Dia hanya membawa dua set pakaian ganti. Brenda Wright mengemasi pakaian yang biasa Hugh Randall, melipatnya dengan rapi, lalu memasukkannya ke dalam koper.Pada saat ini, Hugh Randall kembali ke kamar. Cahaya kuning redup menerangi ruangan itu. Brenda Wright sedang sibuk mengemasi pakaian.Hugh Randall melangkah maju dan berbisik, "Apa yang kau lakukan?""Mengemasi pakaianmu, bukankah kau akan pergi besok?""Ya, aku akan pergi besok. Aku tidak bisa tinggal di rumah lagi, ada tugas yang menunggu.""Oh." Brenda Wright menurunkan kelopak matanya."Jangan khawatir, tidak ada yang berani mengganggumu setelah aku pergi. Jika ada orang lain yang berani
Brenda Wright menggelengkan kepalanya. "Tidak ikut."Hugh Randall menatapnya. "Sungguh tidak mau?""Ya." Brenda Wright mengangguk.Hugh Randall membelalakkan matanya, lalu melepaskannya dan mengutuk dengan suara pelan, "Ya, sudah kalau tidak mau ikut. Dasar tidak punya perasaan! Kemasi pakaianku. Aku akan mandi dulu."Dia masuk ke kamar mandi.Brenda Wright memasukkan semua pakaiannya, lalu pergi tidur. Joan masih tidur di tengah dan Brenda Wright tidur di bagian dalam. Dia memikirkan banyak hal lalu menutup matanya.Ketika Hugh Randall keluar, dia sudah tertidur pulas.Benar-benar tidak berperasaan.Hugh Randall mendorong Joan ke dalam dengan cekatan, lalu memeluk Brenda Wright. Sebenarnya, bukan mereka tidak yang tidak merelakan dia pergi, tetapi Hugh Randall yang tidak rela meninggalkan mereka.Momen yang singkat ini membuatnya merasa sangat bahagia, seperti sedang seperti mimpi. Hugh Randall waktu dapat berhenti dan dia dapat tinggal di sisi Brenda Wright dan putri mereka selama
“Wahh!”Kawan-kawan Hugh Randall mulai membuat kericuhan. “Bos, kalian berdua mesra sekali, ya!”“Bos, kami semua masih belum menikah. Jangan melukai hati para jomlo, dong!”Wajah Brenda Wright seketika bersemu merah. Saat ini Hugh Randall yang sedang memeluk pinggang langsingnya dan langsung membalas, “Awas! Pergi sana!” Semua orang langsung berjalan pergi.Hugh Randall menatap istri cantik di dalam pelukannya. “Apa kamu benar-benar akan meneleponku? Kalau begitu, aku akan menunggu telepon darimu.”Brenda Wright mengulurkan tangan untuk menggandeng Joan, lalu kembali menatap Hugh Randall. “Iya, iya, semua orang sedang menunggumu. Cepat pergi sana.”“Kalau begitu, aku pergi dulu.” Hugh Randall membalikkan badan dan berjalan pergi.Melihat bayangan punggung yang semakin menjauh, entah kenapa hati Brenda Wright terasa sedikit sedih. Saat Hugh Randall hendak memasuki mobil, Brenda Wright tiba-tiba memanggilnya, “Hugh!”Hugh Randall memalingkan kepalanya, lalu melayangkan senyuman. “Ada ap
“Mami,” panggil Joan sambil berlari ke sisi ibunya.Brenda Wright spontan tersenyum dan menggandeng tangan kecil sang putri kecil. Alhasil, dia pun lupa untuk membalas pesan Hugh Randall.Mereka berdua kembali ke rumah. Setelah bermain dan membasuh tubuh, Joan bertanya, “Mami, apakah Papi sudah sampai di tujuan?”“Papi sudah sampai. Papi juga sudah mengirim pesan kepada Mami.” Brenda Wright membuka pesan yang dikirim Hugh Randall tadi, dan memperlihatkannya kepada Joan.Saat ini, ponsel kembali berbunyi. Hugh Randall mengirim pesan suara yang hanya berdurasi dua detik. Brenda Wright kebingungan. Apa Hugh Randall tidak ada kerjaan? Kenapa dia terus mengirim pesan? Jangan-jangan dia terus bermain ponsel di saat bekerja?Pesan suara dibuka, lalu terdengar suara.[Apa kamu sudah tidur?]Suara rendah dan magnetis menembus di telinga Brenda Wright, suara itu terdengar sangat memesona.“Mami, Papi mengirim pesan suara untuk kita. Cepat balas pesan Papi.” Joan mendesak.Brenda Wright terpaksa
Suara “ting” terdengar. Akhirnya balasan yang ditunggu-tunggu datang juga.Brenda Wright segera membuka pesan baru, lalu tampak foto yang dikirim oleh Hugh Randall. Di dalam foto terlihat ada masakan-masakan yang dipajang di atas meja. Dari segi bentuk dan warna, sepertinya masakan itu sangatlah lezat. Tidak perlu diragukan lagi, masakan itu pasti dimasak dengan sepenuh hati oleh si Kakak Cantik.Brenda Wright mengetik beberapa kata, lalu dihapus, lanjut mengetiknya, dan dihapusnya lagi. Dia tidak tahu apa yang harus dibalasnya.Saat ini, ponsel kembali berdering. Brenda Wright menerima panggilan video dari Hugh Randall. Dia merasa ragu untuk menjawab atau tidak. Namun pada akhirnya, Brenda Wright memutuskan panggilan itu.Hugh Randall langsung mengirim pesan.[Kenapa kamu tidak mengangkat panggilanku?]Brenda Wright membalas.[Joan sudah tidur. Aku takut akan membangunkannya.]Seketika, Hugh Randall mengirim pesan suara kepadanya.Brenda Wright langsung mengecilkan volume ponsel dan m