Pagi itu diantara sejumlah mahasiswa tampak dua orang wanita dan satu orang Lelaki sedang sibuk memeriksa kembali segala perlengkapan yang akan mereka bawa untuk mengikuti kegiatan ke sebuah kota yang dalam beberapa jam akan mereka datangi itu.
Sesaat Reisa teringat dengan pesan dari seseorang kepadanya semalam.
"Eh iya semalam Adam mengirim pesan untukku. Sepertinya ada sesuatu yang ingin dia katakan. Apa dia mengirim pesan juga padamu ?" Ucap Reisa.
"Tidak, Adam tidak mengirim pesan padaku, Semalam Alya yang mengirim pesan kepadaku. Dia mengirimkanku tempat yang biasa kita berenam datangi di akhir pekan." Ucap Ezra.
"Semalam Arvin juga mengirimkan pesan untukku. Dia mengatakan jika ada sesuatu yang belum sempat ia katakan kepadaku." Ucap Natya.
"Aku merasa sikap mereka kemarin aneh sekali tidak seperti biasanya, dari perkataan dan ekspresi mereka seperti mereka ti
Sepertinya aku melihat sesuatu ??Hei bukankah itu.."Natya ???" Teriak Arvin terkejut saat menyadari apa yang dilihatnya saat ini.Tak lama Adam dan Alya menatap ke arah pandang Arvin saat ini."Reisa ???""Ezra ???"Ucap Adam dan Alya bersamaan.Tampak tiga orang yang sangat mereka khawatirkan saat ini berjalan mendekat ke arah mereka dengan keadaan mereka yang tampak sedikit berantakan dan wajah mereka yang tampak sedikit pucat dengan nafas yang tersengal."Kalian tidak apa - apa ?" Ucap Adam."Kenapa kalian telat ? Mengapa keadaan kalian sedikit berantakan begini ?" Tanya Alya dengan cepat."Nat kau tidak apa - apa ?" Tanya Arvin cemas saat melihat Natya.Tak lama Natya tersenyum kepadanya."Aku tidak apa - apa, maaf kami terlambat datang, kalian pasti sudah lama menunggu." Ucap
Di suatu kota 1999Siang itu tidak seperti biasanya matahari tidak menunjukkan teriknya. Terlihat keramaian orang di salah satu pusat kota sedang menyaksikan suatu pertunjukkan yang ditampilkan oleh sekumpulan anggota prajurit Nasional.Diantara kerumunan orang itu tampak tiga orang manusia sedang asyik menyaksikan pertunjukkan itu.Terlihat mereka sangat antusias melihat pertunjukkan yang ditampilkan beberapa prajurit anggota kepolisian dan tentara Nasional itu.Terlihat seorang pemimpin pertunjukkan itu sedang memainkan tongkatnya dengan lihainya.Tampak anak lelaki yang duduk diantara ayah dan ibunya itu memperhatikan ibunya yang berada di samping dirinya."Bu ibu suka ya melihat lelaki yang sedang memainkan tongkat itu ?" Tanya anak lelaki itu.Tak lama wanita itupun menoleh ke anaknya sambil tersenyum."Iya, ibu suka sekali melihatnya, mungkin
Aku masih termangu melihat apa yang sedang aku alami saat ini. Wanita yang berada tak jauh dari hadapanku itu tampak nyata dan aku berharap ini bukanlah mimpi.Sesaat aku berjalan dan tak lama aku berlari kecil menghampiri wanita yang sangat aku rindukan selama ini."Ibu ?? Aku sangat merindukanmu." Ucapku sambil memeluk wanita yang ada di dekatku saat ini."Ruri ? Kau kenapa nak ? Baru lima menit yang lalu kau berlari meninggalkan ibu untuk memainkan sapu itu, sekarang dirimu sudah berlari memeluk ibu." Ucap ibuku sambil tertawa kecil."Ini bukan mimpi kan Bu ?" Ucapku yang masih memeluk ibuku dengan erat."Kau kenapa nak ? Ayo mandi dulu, baru sarapan, ibu tunggu disini." Ucap ibuku sambil tersenyum.Tak lama tampak seorang lelaki berjalan menghampiri kami sambil membawa seragam putihnya."Ruri ? Kenapa ini, tumben pagi - pagi sudah memeluk ibu ?" Ucap ayahku samb
Suasana riuh teman - teman di kelasku tiba - tiba perlahan menjadi hening saat ibu dan seorang gadis kecil datang ke kelas kami.Beberapa dari bocah lelaki itu ada yang berbisik - bisik sambil tersenyum melihat ke arah gadis kecil yang sedang berdiri dan memperkenalkan dirinya di depan kelas saat ini.Tak lama selesai gadis kecil itu memperkenalkan diri.."Ayo Raina silahkan duduk di kursi kosong baris ketiga sebelah kanan ya." Ucap ibuku sambil tersenyum kepadanya."Aku ingin duduk di kursi yang didepannya." Ucap gadis kecil itu.Sesaat aku dan Dega saling berpandangan, tak lama ibuku mengucapkan sesuatu."Kalau begitu Ruri pindah ke kursi kosong disebelah kanan ya ?" Ucap Ibuku sambil menganggukkan kepalanya padaku.Tak lama akupun mengambil tasku hendak berpindah ke kursi kosong tersebut."Bukan dia yang pindah, tapi anak lelaki yang disebelahnya
Siang itu masih di kelas yang sama.."Bagaimana kau tahu ???" Tanyaku."Karena aku adalah Raina yang berasal dari tahun itu." Ucap gadis kecil itu sambil tersenyum.Melihat senyuman gadis kecil itu akupun yang semula tampak kagum kepadanya sekarang berubah menjadi rasa sedikit takut terhadapnya."Hei.. kau ini bercanda ya ?" Ucapku.Dengan wajah cantiknya gadis kecil itu masih menatapku dengan tatapan dinginnya."Kau jangan berpura - pura, aku tahu jika kau yang saat ini juga berasal dari tahun yang sama denganku." Ucap gadis kecil itu."Bisa saja kau berbohong kan, buktinya apa jika aku berasal dari tahun yang sama denganmu." Ucapku."Bukankah dua hari yang lalu kau berada dirumah sakit bersama dengan ayahmu, dan tak lama kau dan ayahmu bertemu denganku dan mengenalkanmu kepadaku ?" Ucapnya.Kulihat kembali wajah gadis kecil di had
Siang itu masih di kelas yang sama terlihat dua anak manusia tampak saling memandang dengan wajah seriusnya."Maksudmu ???" Tanyaku tak mengerti."Sepertinya kita kembali kesini untuk hal yang sama." Tak lama ia kembali meneruskan perkataannya."Kau dan aku tiba - tiba bisa datang ke tahun ini karena kemungkinan kita bisa mencegah kejadian yang sudah seharusnya terjadi." Ucap gadis kecil itu."Maksudmu kau dan aku bisa mencegah kecelakaan yang terjadi kepada ibu kita saat itu ?" Ucapku.Tak lama Raina kecil itu tampak mengangguk mantap sambil tersenyum kepadaku."Iya kau benar, pasti kedatangan kita kesini untuk mencegah hal itu terjadi." Ucapnya."Lalu saat ini yang harus kita lakukan adalah ? Mencari Dega dan membujuknya agar ia tidak datang ke perpustakaan saat hari kejadian itu ?" Ucapku.Tampak Raina kecil itu menjentikkan jarinya didepan matak
"Ayah ???" Ucapku saat melihat sosok yang tidak asing dimataku itu.Sesaat aku baru ingat jika ayahku sedang menunggu ibuku di depan perpustakaan saat hari kejadian itu.Tak lama tampak beberapa orang berada disekitar ayahku yang berada tak jauh di depan bangunan perpustakaan itu."Ibu ???" Ucapku saat melihat sosok yang berada disamping ayahku.Raina yang berada disampingku perlahan membuka kedua tangannya dan melihat ke arah pandangku saat ini, tak lama ia mengucapkan sesuatu."Ibu ???" Ucapnya.Sesaat ia tampak lega saat mengetahui ibunya selamat dari kejadian itu.Tak lama aku mendengar suara dari bocah lelaki disebelahku."Abang ?? Ri abangku, apa abangku baik - baik saja ??" ucap Dega dengan wajah cemas.Aku yang masih memandang ke arah seberang jalan sana tampak melihat seorang lelaki berseragam putih biru ta
Senja sore ini menemani diriku yang saat ini tengah menikmati waktu sendiriku di taman lantai atas rumahku.Sesaat aku melihat tak jauh dari diriku tampak seorang wanita sedang tersenyum kepadaku sambil sesekali ia menyirami bunga - bunga cantik yang telah dirawatnya semenjak ia hidup denganku.Akupun terus memandangi wajah wanita yang sudah tiga tahun telah menemani diriku.Hingga aku teringat suatu hal yang perlahan mengikis rasa cintaku kepada wanita yang saat ini masih memberikan senyum indahnya kepadaku.Seiring aku mengingat kejadian itu perlahan pula bayangan wanita itu menghilang dari pandanganku.Tak lama terlintas suatu sesal di hatiku.Apakah aku telah salah untuk melepaskanmu ?Namun itu semua sudah terlambat untuk diriku karena untuk saat ini dan seterusnya aku tidak dapat melihat kembali senyum wanita yang pernah mengisi hidupku selama tiga tahun yang singkat itu.