Share

35. Teror Cinta

 “Lepaskan!”   

 Lelaki itu hanya tertawa kecil, melihat tingkah Sonia yang kalang-kabut. Para gadis hanya menyaksikan mereka dengan wajah seperti orang terhipnotis. Napas Sonia terengah-engah ketika berhasil melepaskan diri. Kedua kakinya terasa lemas seperti bubur. Sebaliknya jiwanya yang lesu seperti bangkit mengingatkan Sonia atas bahaya mengancam: lelaki itu. 

Sonia mundur beberapa langkah. Punggungnya menemukan dinding dingin. Tangga ke atas hanya beberapa langkah. Tetapi Sonia menyadari lelaki itu sangat sigap—dan nekat. Mengapa para gadis itu hanya diam melihat ia diperlakukan tidak semestinya? 

Pada saat  itulah ponselnya berbunyi. Sonia mendongak menatap lelaki yang berkacak pinggang, berdiri di hadapannya. 

“Terima aja teleponmu. Kamu pikir aku akan melarangmu menerimanya? Seperti kataku, aku hanya mau berkenalan,” ujar lelaki itu. “Namaku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status