Share

BAB 38. Make over

“Bukan perkara aku lebih nurut ada siapa, Mas, tapi ini tentang etika bertetangga dan adab pada guru. Toh, selama ini aku nurut dan patuh padamu, tapi tidak pernah dihargai sama sekali, kan? Justru pengkhianatan yang aku dapat,” jawabku menohok. Mas Arman melompong seperti gentong. Pasti dia merasa tersindir sekali dengan ucapanku.

Dari luar sudah terdengar suara motor Intan. Aku segera masuk tanpa mau mempedulikan panggilan Mas Arman. Berdebat sampai kiamat juga enggak bakalan kelar.

Sedikit berlari aku menyambar handuk di jemuran samping dapur lalu masuk kamar mandi.

Lebih baik aku mendengar suara gemercik air yang keluar dari kran dari pada hari mendengarkan repetan ibu mertuaku.

“Cepetan, Mbak! Kamu mandi apa semedi lama amat!” teriak Intan seraya menggedor-gedor pintu kamar mandi.

Klek!

“Apa sih, kamu itu, Tan! Ribut aja! Apa mulutmu itu tidak capek?” tegurku.

“Mulut-mulutku sendiri kok, bawel si, Mbak. Cepetan awas, aku mau pipis!” Intan mendorong tubuhku hingga hampir terjungk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status