Setelah itu Andra dan Kinan menebus resep yang diberikan dokter. Sembari menunggu resepnya selesai Andra dan juga Kinan menunggu di kursi tunggu yang sudah disediakan. "Terimakasih Sayang, terimakasih kamu sudah kasih hadiah terindah untukku," ucap Andra mengusap lembut kepala Kinan yang menyandar di bahu Andra. Kinan yang masih merasakan lemas dan mual hanya bisa tersenyum dan mengangguk lemah menanggapi ucapan Andra. "Mulai sekarang kamu nggak usah capek-capek ya, biar aku saja yang jaga gerai. Kamu istirahat saja di rumah.""Tapi, Mas, nanti kalau kamu kewalahan gimana?""Nggak akan, Sayang, kalau perlu nanti Mas cari karyawan buat bantu-bantu."Saat mereka asyik berbincang tiba-tiba saja ponsel Kinan berdering. Ia lalu merogoh handphone nya yang berada di dalam tas. Melihat siapa yang menelponnya. "Siapa, Sayang?""Laras, Mas.""Coba angkat gih," titah Andra. "Halo, Laras?""Gerai nggak buka, Nan?""Aku lagi di rumah sakit nih, Ras," ucap Kinan menoleh ke arah sang suami. "K
Setelah Kinan selesai dengan mual-mualnya, Andra memapah Kinan menuju kamarnya. Kinan berbaring di kasur yang biasa ia dan Andra tidur. "Aku .… " Kinan menjeda ucapannya membuat sang kakak penasaran. "Kamu kenapa, Nan? Buruan napa nggak usah buat orang penasaran!" Akmal merengut karena ia tahu sedang digoda sang adik. "Aku … hamil Mas. Di sini ada keponakan kamu," ucap Kinan sembari mengelus-elus perutnya. "Iya kah? Wah, selamat ya, Nan. Sebentar lagi kamu akan jadi Ibu." Laras tersenyum bahagia mendengar calon adik iparnya itu tengah hamil. "Gimana kalau kita rayakan kebahagiaan ini? Kita makan-makan yuk. Katanya Mas Akmal sama Laras mau cari souvenir? Sekalian aja kita pergi makan-makan. Gimana?" ucap Andra dengan antusias. "Wah ide bagus itu, Mas, kebetulan aku lagi kepengen makan daging-daging gitu. Gimana kalau kita makan all you can eat?" ucap Kinan dengan mata berbinar membayangkan ia memakan daging. "Ya sudah yuk sekarang aja. Eh tapi kamu kuat kan jalannya? Mumpung pas
"Oh iya ya ampun sampe lupa tunggu sebentar ya biar Selena minta karyawan Selena buat pesankan dulu minumannya.""Sekalian cemilannya juga ya.""Baik, Bu." Bu Nuri pun duduk dengan wajah sumringah. Ia sudah membayangkan jika sebentar lagi akan menjadi orang kaya yang sesungguhnya. Nanti jika Fatih dan Selena sudah menikah maka Bu Nuri akan meminta untuk tinggal di rumah sang menantu atau kalau tidak minimal Selena mau membelikannya rumah. Yah, gak terlalu muluk-muluk karena tidak usah terlalu besar pun tidak masalah yang terpenting sertifikat itu atas namanya sendiri. Jadi dia tidak usah pusing-pusing memikirkan uang untuk membayar kontrakan setiap bulannya itu. "Ini, Bu, Mas, minuman dan cemilan nya. Jadi, ada hal penting apa sampai membuat Ibu harus ikut datang ke sini? Biasanya kan hanya Mas Fatih aja yang ke sini.""Jadi Ibu ke sini nemenin Fatih itu mau melamarkan kamu untuk dia."Mata Selena membulat karena tidak menyangka akan secepat itu. "Tapi, Bu, aku sudah pernah bicara s
Satu minggu berlalu dari kedatangan Eka di rumah kedua orang tuanya. Kini penampilan Eka sedikit berubah meski baru satu minggu dia tinggal bersama orang tuanya tapi sudah ada perubahan yang signifikan. Ini berkat Eka yang melakukan diet ketat dan juga perawatan ke klinik kecantikan ternama di kotanya juga memakai skincare rutin. Sehingga hanya dalam waktu satu minggu saja sudah ada perubahan. "Pagi, Mama, Pagi, Pa. Wah aromanya enak banget lagi sarapan apa nih?" Eka menyapa kedua orang tuanya yang sudah berada di meja makan dengan sarapan di piring mereka masing-masing. sedangkan Nayra masih tidur di kamarnya sendiri. Yah, semenjak tinggal di rumah orang tua Eka, Nayra memang diberikan kamar sendiri. Mereka menerapkan sleep trainer pada Nayra agar bocah tersebut bisa tidur sendiri tsnpa harus didampingi lagi oleh orang tuanya. Orang tua Eka juga menyewa seorang baby sitter untuk membantu menjaga Nayra di saat Eka dan Mamanya sibuk. Yah, kesibukan Eka sekarang selain memperbaiki di
"Kamu buat showroom juga di sebelah showroomnya dia dan kasih harga yang jauh lebih murah dari harga yang dia berikan. Dengan begitu para pelanggan di showroom dia akan beralih semua ke tempatmu. Dan lagi kamu bisa sekalian menunjukkan pada mereka kalau mereka telah salah menghinamu dan merendahkanmu. Gimana? Oke kan ide, Papa?""Hmmm, boleh juga tuh Pah. Kebetulan aku tau tepat di seberang jalan itu ada tempat kosong yang disewakan. Nah kebetulan banget kan kita bisa sewa di sana.""Wah kebetulan banget dong kalau gitu. Papa juga punya kenalan yang punya showroom. Nanti Papa coba tanya-tanya sama dia.""Duuuuh, Mama nggak sabar deh Pah melihat perempuan kegatelan itu bangkrut." Bu Ranti terlihat bersemangat untuk menghancurkan usaha yang dimiliki Selena. Bu Ranti amat geram dengan Selena, lantaran Selena membuat hancur rumah tangga anak kesayangannya itu. Eka sedari tadi hanya tersenyum melihat Pak Hendri dan Bu Ranti begitu semangat membantu dirinya bangkit kembali. "Oh iya, Sayan
Betapa bangganya Fatih menaiki mobil yang terkesan gagah dan mewah itu. Memanglah ia tak salah pilih pasangan kali ini. Masalah wajah yang tidak secantik Eka tak masalah baginya asalkan rekeningnya yang cantik. Belasan menit Fatih dan Selena berada di jalan raya sembari sesekali kedua sejoli itu bercanda dan menggenggam tangan saat mobil berhenti di lampu merah. Tidak membutuhkan waktu lama setelah menempuh perjalanan kurang lebih dua puluh menit akhirnya Selena dan juga Fatih sampai di Mall yang mereka tuju. Mereka pun masuk ke dalam Mall sembari bergandengan tangan. Truk aja gandengan, masa mereka enggak? "Kita mau kemana dulu nih, Sayang?""Emm sepertinya kita ke butik dulu deh, Mas, buat beli baju, buat Ibu juga biar pas hari H tampil cantik.""Kamu memang calon menantu dan calon istri idaman. Aku gak salah telah memilihmu." Fatih menoel mesra dagu Selena. Keduanya tidak risih sama sekali melakukan hal itu meski di tempat umum yang banyak orang berlalu lalang. Fatih dan Selena
Keduanya pun saling tertawa bahagia. Begitu juga dengan MUA yang sedang merias Laras itu. Serangkaian acara pada hari pernikahan Laras dan Akmal pun akhirnya berjalan dengan lancar. Baik Laras, Akmal, Kinan maupun Andra akhirnya bisa bernapas lega dengan resminya Laras dan Akmal sebagai sepasang suami dan istri. "Selamat ya, Mas, selamat ya, Ras. Akhirnya kalian sudah resmi." Andra menyalami Laras juga Akmal untuk memberikan selamat pada kedua sejoli itu. "Terimakasih ya, Ndra. Mas juga makasih kamu udah mau berubah untuk Kinan, adiknya, Mas.""Sama-sama, Mas, gimanapun juga aku udah sadar kalau aku ternyata cinta sama Kinan.""Cie-cie roman-romannya ada yang merah nih mukanya. Hahahaha." Laras tergelak karena melihat wajah Kinan yang memerah karena ucapan Andra. "Hust, kamu ini ketawanya jangan kenceng-kenceng. Tuh malu diliatin tamu undangan." Laras pun hanya tersenyum malu-malu ngeong karena memang benar ucapan pria yang baru saja menjadi suaminya itu. ***"Eka, kamu sudah sia
"Hahahaha bercanda aja, Sayang, gak usah manyun begitu. Urusan jodoh kita serahkan sama yang di atas saja ya, Nak. Ya Udah yuk kita berangkat keburu siang."Akhirnya Eka dan juga Bu Ranti bergegas untuk pergi ke pengadilan dan meninggalkan Nayra bersama baby sitter yang sudah disewa oleh Bu Ranti. ***"Sayang, aku gak nyangka deh, akhirnya kita besok susah sah menjadi suami istri. Ugh, aku gak sabar deh untuk segera hidup bersama-sama kamu," ucap Fatih sembari mendaratkan tubuhnya di atas sofa empuk yang ada di showroom Selena. Kedua manusia berbeda jenis itu baru saja pulang dari kegiatan mereka berbelanja kebutuhan menikah besok. Bahkan, di tangan Fatih tadi sudah begitu banyak barang belanjaan yang ia bawa. "Sama, Mas, aku juga gak nyangka besok akan melepas masa lajangku. Aku tuh seneng banget, banget, banget.""Emm jadi besok kita gak ada resepsi kah, Sayang?""Ada dong, tapi ya gak besar-besar. Gak masalah kan?""Sebenarnya gak ada resepsi juga ga masalah kok. Yang penting uda