WANITA PANGGILAN 27 B
Oleh: Kenong Auliya Zhafira
Masih teringat jelas di kepala ketika Elena menolak halus panggilannya untuk Mayasha dengan berbagai alasan. Namun, kenyataannya ia melihat wanita yang pernah memberinya kenikmatan malah bercumbu dengan pria lain.
Itu adalah penolakan yang menghina harga dirinya. Padahal ia tidak gratis saat menikmati tubuhnya.
"Kamu kenapa bisa masuk? Pergilah. Aku ingin bersama Mayasha menghabiskan malam berdua," usir Neven secara tegas.
Elena menghela napas dan mengembuskannya kasar. Ternyata semua alasan yang ia berikan tidak mempan membuat Nevan menyerah. Bahkan nekat melakukan hal serendah ini. Kini ia mengerti kenapa Lian menyuruhnya ke sini.
"Bukankah aku sudah bilang kalau Mayasha tidak menerima tamu lagi? Kenapa harus melakukan hal se
WANITA PANGGILAN 28 A Oleh: Kenong Auliya Zhafira Bibir yang bertambah nyeri membuat pikirannya terbuka untuk mencari tahu siapa Lian Erza. Siapa tahu ada celah untuk mematahkan hubungan keduanya dari jalan lain. Kepalanya pun tiba-tiba terpikirkan satu ide. "Tidak mungkin jika wanita seperti Mayasha akan diterima dalam keluarganya. Ah, mungkin cara ini akan lebih baik," gumamnya sembari terus melajukan kendaraannya sampai di rumah. Senyumnya sedikit merekah membayangkan idenya kali ini kemungkinan akan berhasil. Nevan melirik sekilas keadaan tokonya yang masih ramai dengan para remaja. Memang warungnya difasilitasi Wi-Fi, jadi itu menarik pelanggan khususnya remaja untuk singgah ke warungnya. Dengan masih mengenakan helm, Nevan mendekat ke arah wanita yang terbilang cantik dan berbisik, "Jam sembilan nanti warungnya tutup aj
WANITA PANGGILAN 28 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraSementara di tempat lain, pria yang hampir mati ketakutan karena kecemasan masih duduk menunggu kesadaran Mayasha. Marvin dan Elena masih setia menemami. Namun, mereka tidak bisa mengatakan apa pun untuk Lian. Mereka semua bahkan melupakan orang yang telah membuat Mayasha tidak sadarkan diri.Meski hanya wanita hi-na di mata orang lain, tetapi mendapat perlakuan seperti ini membuat Elena naik darah. Padahal selama beberapa hari ini mereka berjuang mati-matian menolak semua panggilan hanya untuk mewujudkan kehidupan lebih baik.Namun, sekarang ....Rasa sedih, kasian, kecewa bercampur menjadi satu kesatuan rasa yang siap membunuh perlahan.Lian benar-benar takut kehilangannya. Bulir bening tidak terasa menetes membasahi pipi. Ada penyesalan kenapa tidak sege
WANITA PANGGILAN 29 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraMenemukan pria yang menyentuh dan memperlakukan lembut layaknya ratu di waktu yang tidak tepat rasanya seperti terhimpit bebatuan besar. Sakit dan sesak. Apalagi jika terlihat jurang yang kemungkinan bisa memisahkan cinta dan mimpi. Bayangan kerapuhan berujung kehancuran pastilah sudah menunggu di depan mata.Mayasha menyadari tubuh dan pekerjaannya adalah sesuatu yang pasti tidak disukai oleh orang tua mana pun. Termasuk, ibunya Lian. Ia bisa membayangkan bagaimana reaksinya jika tahu masalah ini dari orang lain. Ketakutan untuk terluka kedua kali bahkan mungkin lebih parah seketika menari di ujung mata."Bagaimana kalau ibunya Lian tahu dari orang lain? Jujur pun sama aja bunuh diri," batin Mayasha menimbang keputusan mana yang baik.Menjalin hubungan pernikahan memang baik
WANITA PANGGILAN 29 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraMerasa aneh dengan sikap wanita di belakangnya, Lian menoleh. Tidak biasanya Mayasha mengumbar ungkapan cinta lebih dulu. Namun, hatinya bahagia bisa mendengar itu dari bibir mungilnya. Karena selama ini hanya dirinya yang mengungkapkan rasa."I love you too so much. Aku tidak akan membagi cinta ini. Karena memang telah dikuasai tentangmu. Ya udah, kamu bobo. Udah malem," jawab Lian sembari meletakkan ponsel di meja kecil dekat tempat tidur. Lalu merebahkan diri di samping wanitanya.Keduanya tidur saling berpelukan. Sampai kedua mata mereka terpejam, kedua tangan itu tetap saling mengerat satu sama lain.~~Di tempat lain, Marvin terpaksa harus mencari alasan agar kepulangannya tidak mendapat omelan dari sang istri. Pesanannya gagal, tidak
WANITA PANGGILAN 30 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraMengetahui hal yang selama ini tidak diketahui rasanya seperti mendapat hadiah salah kirim. Kaget dan bingung. Bagaimana mungkin sebatas bawahan dan atasan bisa menimbulkan rasa.Padahal jarang berinteraksi satu sama lain. Berbeda jika bersama Mayasha. Nevan bisa menyentuhnya dalam sekali pertemuan dan bercerita tentang hidup. Hanya bedanya hati wanita itu selalu tertutup untuk cinta.Namun, sekarang Sasmita ...."Maksud kamu apa? Kamu menyukaiku? Sejak kapan?" tanya Nevan tanpa henti.Bukannya menjawab, Sasmita malah mendekat dan menghirup aroma wangi tubuh pria yang melihatnya aneh. Kepalanya terangkat hingga pandangan mata seolah bertemu di satu titik yang sama.Jemarinya membelai rahang bawah sang
WANITA PANGGILAN 30 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraPria yang sejak awal berniat membuat Lian menangis merintih melalui ibunya menarik napas dalam, lalu mengembuskannya perlahan. Kedua mata menatapnya tanpa berkedip."Begini ... saya ingin membicarakan soal Lian. Apa Tante tahu siapa wanita yang tengah dekat dengannya?" tanya Nevan ingin memancing sejauh mana Mayasha masuk dalam keluarga Ezar.Ibunya Lian mulai paham ke mana arah pembicaraan ini. Di matanya wanita yang bisa membuat senyum anaknya kembali berarti punya tempat spesial tanpa bisa diganggu gugat. Namun, mendengar pertanyaan pria di depannya membuat tanda tanya besar karena selama ini Lian tidak pernah memberi tahu apa pun tentangnya."Maksudnya apa? Tolong, kalau bicara jangan bertele-tele. Bisa langsung ke intinya," pintanya tidak sabar. Entah kenapa hatinya mendadak tidak ena
WANITA PANGGILAN 31 A Oleh: Kenong Auliya Zhafira Dalam hidup itu selalu ada hal yang bertolak belakang dan berjalan sesuai kehendak alam. Layaknya hitam selalu ada putih, dan ada tawa juga tangis. Sama halnya dengan cinta, selalu ada bahagia dan luka yang mewarnai. Luka yang diakibatkan karena keegoisan semata. Lian masih mencoba bertarung melawan kenyataan keduanya yang berada di depan mata. Ketakutan yang selama ini mengusik ketenangan jiwa akhirnya terjadi, yakni keben-cian sang ibu pada wanita seperti Mayasha. Padahal untuk menjadi seperti demikian pasti ada alasan kuat di balik keputusan gi-la itu. Meksi tahu itu adalah kesalahan, tetapi egonya tergadai untuk bertahan melawan kerasnya kehidupan. Entah kenapa dirinya juga terbawa seperti pria yang telah membuat ibunya ke
WANITA PANGGILAN 31 B Oleh; Kenong Auliya Zhafira Lian hanya bergeming. Tenggorokannya seakan tercekat mendengar ucapan wanita di depannya yang mendekati kebenaran. Memang rasa itu pernah hampir membunuhnya saat Mayasha tidak membalas pesannya beberapa hari. Bahkan akalnya setengah gila saat bayangan itu menari di pelupuk mata. "Kamu tahu, Li ... berhubungan dengan pasangan yang memiliki jalan kelam itu tidak mudah. Ibu tidak mau kamu mati perlahan menahan ribuan panah cemburu yang jelas menembus di tempat sama berkali-kali. Jadi, Ibu mohon ... akhirilah hubunganmu dengan Mayasha. Sungguh, Ibu tidak keberatan jika soal kasta, tapi ini soal norma. Kamu pasti tidak ingin terjadi sesuatu jika suatu saat nanti dia menjadi bahan ejekan di masyarakat karena pekerjaannya. Ibu beri waktu kamu tiga hari untuk menyelesaikan hubungan ini," sambung sang ibu lalu beranjak meninggalkan pria yang men