WARISAN ISTRIKU (29)(Aku Tak Tahu Istriku Banyak Warisan Saat Kutalak Tiga Dirinya)"Apa? Sudah satu bulan kamu nggak haid? Kok nggak ngomong sih, Imas? Gimana ini? Ibu takut kamu ... ." Bu Sundari tak mampu melanjutkan kata-katanya, merasa takut sendiri pada hal yang ada dalam pikirannya saat ini."Takut apa, Bu?" tanya Imas dengan kening berkerut.Sejujurnya gadis itu juga tak enak hati mengingat beberapa minggu lalu ia habis diperkosa, entah oleh siapa.Namun, untuk berpikir kalau ia sedang hamil, ia belum sampai ke sana.Imas berusaha berpikir positif bahwa tak mungkin ia hamil jika baru sekali itu melakukan hubungan badan dengan laki-laki itu pun tanpa ia kehendaki dan dalam keadaan tidak sadarkan diri pula.Sementara mendengar pertanyaannya, Bu Sundari menghela nafas."Imas, kamu jujur sama ibu ya. Apa kamu pernah melakukan ... hubungan badan dengan seorang lelaki? Kalau iya dengan siapa?" tanya wanita itu akhirnya dengan lidah terasa kelu.Jujur ia takut menghadapi kenyataan b
WARISAN ISTRIKU (30)(Aku Tak Tahu Istriku Banyak Warisan Saat Kutalak Tiga Dirinya)"Gimana, Lex? Kamu yang duluan ngerjain Laras kemarin, gimana? Kita kerjain lagi dia?" tanya satu suara terdengar sampai ke telinga Bu Sundari dan membuat wanita paruh baya itu membekap mulutnya sendiri karena hampir saja melolong panjang.Entah siapa pemuda-pemuda berandal yang tengah berada di pos ronda itu adanya, tapi sungguh ia merasa takut mendengar percakapan mereka tentang rencana mereka hendak melakukan perbuatan tak senonoh lagi pada putrinya itu."Terserah kamu aja deh, Rud. Kan kemarin kamu juga yang berhasil bikin dia pingsan. Cuma sejak peristiwa itu, kuperhatikan Imas nggak pernah keluar rumah lagi. Kenapa ya? Terus gimana caranya kita mau nyulik dia dan bawa ke rumah kosong itu lagi kalau dia nggak pernah keluar rumah lagi?" tanya pemuda yang dipanggil dengan nama Alex pada temannya yang tadi bertanya.Mendengar mereka saling menyebut dengan nama masing-masing, Bu Sundari pun menjadi t
WARISAN ISTRIKU (31)(Aku Tak Tahu Istriku Banyak Warisan Saat Kutalak Tiga Dirinya)Menjelang dini hari, empat sosok pemuda dengan pakaian hitam-hitam tampak berjalan mengendap-endap menuju kediaman Bu Sundari dan Pak Harisman yang sedikit berjarak dari rumah warga yang lain yang membuat keempat pemuda itu merasa yakin untuk menyantroni kediaman pasangan suami istri itu.Alex yang berada di posisi depan, menyilangkan telunjuk di bibirnya saat langkah kaki teman-temannya terdengar berisik."Rudy, Darma, Yudi. Pelan-pelan jalannya! Ingat ya, sasaran kita itu Bu Sundari! Kalau Imas dan bapaknya nggak usah! Bu Sundari pagi-pagi buta begini biasanya sudah ke dapur yang ada di belakang rumahnya untuk masak dan cuci pakaian. Jadi, kita tunggu aja dia keluar rumah baru kita eksekusi. Oke?"Ketiga temannya mengangguk bersamaan."Ingat ya, Darma dan Yudi, kalian jaga-jaga dari segala kemungkinan karena terus terang apa yang akan kita lakukan ini sangat beresiko. Bisa-bisa kita ketahuan warga d
WARISAN ISTRIKU (32)Pagi-pagi sekali Danu sudah bangun dan langsung disibukkan dengan rutinitas barunya setelah menikah dengan Yuni, yakni menjaga toko sembako milik wanita itu.Sesaat setelah membuka pintu toko, sebuah mobil mewah dengan kaca film gelap menutupi seluruh bagian jendela mobil, berhenti tepat di depan toko yang baru saja Danu buka itu.Seorang lelaki berpakaian style dan necis kemudian turun dan berjalan masuk ke dalam toko.Pria itu mengenakan kacamata hitam dan sebuah masker covid 19 yang juga berwarna hitam yang menutupi sebagian besar wajah laki-laki itu sehingga Danu tak bisa mengenalinya, di samping ia juga tak familiar dengan mobil mewah lelaki itu."Bang, rokok satu!" ujar lelaki itu lalu secara mendadak menurunkan kaca mata hitamnya dan menatap Danu lekat."Danu? Kamu Danu ya?" sambung laki-laki itu lagi.Gerakan Danu hendak mengambil rokok pesanan lelaki itu berhenti. Ia lalu gantian menajamkan matanya."Siapa ya?" tanya Danu yang belum juga bisa mengenali pe
WARISAN ISTRIKU (33)"Nu, ngapain kamu senyum senyum sendiri? Apa yang kamu pegang itu?" tanya Yuni ingin tahu saat melihat suaminya tengah menimang nimang kartu nama milik Johnny yang baru saja pergi sambil bibirnya tak henti hentinya tersenyum ceria.Mendengar teguran itu, Danu menoleh lalu tersenyum jumawa melihat wajah istrinya.Ya, dia merasa berada di atas angin sekarang. Tak lama lagi, dengan bantuan Johny, dia bakalan menjadi orang sukses dan kaya dan tak perlu lagi mengemis hidup pada istrinya itu demi bisa tetap makan dan bertahan hidup.Dia bakalan punya banyak uang yang akan dia pergunakan untuk menjerat kembali cinta Laras yang sekarang ini telah membuatnya mabuk kepayang.Ya, jika dia bisa membuat Laras kembali lagi padanya, tentu saja dia akan bisa hidup lebih enak dan terjamin dari pada hidup bersama Yuni yang sudah tua, pelit dan perhitungan lagi.Masa hanya sekedar untuk bisa makan sehari hari dan memenuhi kebutuhan sembako keluarganya yang tak seberapa saja, dia har
WARISAN ISTRIKU (34)"Sudah deh, Yun, kamu nggak usah sombong! Sebentar lagi bukan hanya toko sembako yang bakalan bisa aku miliki, tapi bahkan usaha yang lebih besar dari sekedar toko sembako milik kamu ini!""Punya toko sembako seuprit gini aja sombong minta ampun! Lihat saja nanti! Aku pasti bisa membangun usaha sendiri walau pun tanpa modal dan bantuan dari kamu! Dan kalau itu terjadi nanti, aku nggak akan sudi lagi terus menerus jadi kacung dan pelayan kamu seperti ini! Denger itu!" ucap Danu dengan nada sinis pada Yuni yang seketika mengernyitkan keningnya mendengar jawaban dari suaminya itu.Apa? Danu hendak membangun usaha tanpa modal dan dengan penuh percaya diri mengatakan kalau usaha tersebut berhasil dibangun, laki laki itu tak akan sudi lagi hidup bersamanya? Mendengarnya Yuni pun merasa takjub dan penasaran."Apa, Nu? Kamu mau bikin usaha tanpa modal? Emang bisa? Jangan mimpi ketinggian deh, Nu! Cukup kamu kerja yang bener aja jaga toko ini dengan baik, supaya kamu bisa
WARISAN ISTRIKU (35)Mendengar perkataan Danu, Yuni mencebikkan bibirnya, merasa kesal dan keki mendengar jawaban suaminya itu. Namun, tak mau bertengkar keras keras, perempuan itu pun membuka suaranya pelan."Oh ya? Kamu yakin? Kalau kamu yakin ya lakukan saja, Nu. Aku juga nggak bisa maksa kamu dan menjanjikan yang muluk muluk sama kamu karena aku sendiri juga nggak punya.""Kalau aku punya uang dan modal, tentu aku akan buka cabang sendiri satu lagi supaya anakku juga nggak kesulitan. Tapi itu nggak aku lakukan, karena aku sendiri juga jujur kesulitan, Nu.""Tapi ingat, Nu, seperti apa pun perempuan yang kamu nikahi dan jadikan istri, kewajiban dan tanggung jawab kamu terhadapnya nggak akan pernah hilang atau pun berkurang sedikit pun.""Baik syariat agama maupun hukum negara, yang namanya suami itu wajib memberi nafkah pada istrinya, bukan malah sebaliknya, motivasi menikah hanya karena ingin hidup sukses dan kaya dengan memanfaatkan harta benda milik istrinya.""Seperti motivasi
WARISAN ISTRIKU (36)"Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan ...." Begitulah sambutan dari operator telepon seluler saat Danu mencoba menghubungi nomor telepon yang diberikan oleh Johhny barusan.Tak putus asa, Danu mencoba kembali menghubungi. Namun, lagi lagi dari seberang sana terdengar sahutan yang sama yang diberikan oleh operator provider yang dia pergunakan.Danu pun menghela nafas gundah. Merasa bingung apa yang harus dia lakukan sekarang ini. Dia sudah kadung ribut dengan Yuni dan barusan perempuan tua itu sudah mengusirnya pergi dari rumah ini karena katanya meskipun sudah tua tapi dia tak sudi dihina dan direndahkan oleh Danu meski pun Danu notabene adalah suaminya sendiri.Makanya sekarang Danu merasa bingung harus berbuat apa karena sudah mencoba menghubungi Johnny tapi ternyata nomor telepon teman lamanya itu tidak aktif."Nih, barang barang kamu! Sekarang silahkan kamu pergi dari rumahku sekarang juga karena aku nggak sudi lagi punya suam