Pak Ardi dan para rombongan warga seketika mengerumuni Kang Jaya dan Kang Ocin yang berlari dari dalam hutan ke arah mereka yang sedang berdiri tepat di depan gerbang pintu masuk.
Wajah Kang Jaya dan Kang Ocin tampak berantakan, banyak bekas-bekas cairan yang berbau busuk di baju dan rambut mereka. Sehingga sebagian warga menutup hidungnya karena mencium bau busuk tersebut.
“Tolongin kita berdua Pak, kita gak mau lagi melakukan ritual-ritual itu di dalam sana, ” Kata Kang Ocin sambil merengek ke arah Pak Ardi, bahkan dia sambil memegang baju Pak Ardi sambil terduduk di tanah.
“Tolong selamatkan kita Pak, karena kita takut, kita diincar oleh para makhluk di dalam sana. Karena dianggap kita ikut dengan manusia sakti yang melintas saat kita berdua sedang ritual, Pak. ”
Wajah Kang Ocin tampak memelas, usahanya yang ingin cepat kaya dengan cara yang instan kini berantakan sudah. Namun di satu sisi, dia masih bersyukur bahwa dia masih selamat. Dan atas keja
Terima kasih ya sudah membaca WARUNG TENGAH MALAM hingga saat ini. Jangan lupa vote dan komen ya agar saya bisa semangat terus untuk menulis dan update bab-bab terbaru terima kasih HAPPY WEEKEND
Nyegik, adalah salah satu keilmuan yang dipelajari oleh para manusia-manusia yang ingin sekali mendapatkan kekayaan dengan cara yang instan. Suatu keilmuan ini sering sekali dilakukan oleh manusia beberapa puluh tahun yang lalu, di mana belum banyak kota-kota besar dengan gedung yang tinggi seperti sekarang. Nyegik, atau babi ngepet dalam bahasa Indonesia. Memang menjadi salah satu keilmuan yang populer yang dilakukan manusia di Gunung Sepuh beberapa puluh tahun yang lalu, mereka rela mengubah tubuhnya menjadi seekor babi hutan. Yang berkeliling setiap malam untuk mencari uang demi memperkaya dirinya. Keilmuan ini, yang mereka pelajari di Gunung Sepuh. Sama sekali tidak memerlukan tumbal apapun, mereka hanya mengorbankan dirinya sendiri. Ketika mereka melakukan nyegik, biasanya dilakukan oleh dua orang, jika suaminya yang berkeliaran makan istrinya yang berjaga agar suaminya tidak tertangkap oleh warga saat salah satunya berubah menjadi babi dan berkeliaran d
Sratt Dengan tenaga yang masih dia simpan di dalam dirinya, dia mencakar pilar-pilar tersebut. Dan terlihat bekas cakaran yang tipis dari pilar-pilar itu. Memang pilar-pilar yang besar itu sangatlah kuat, dan tidak bisa dihancurkan dengan mudah. Sehingga, Tap Tap Tap Sima melompat di antara pilar-pilar itu sambil terus-menerus mencakar pilar tersebut dengan kukunya, sebuah kuku yang sangat tajam, yang mungkin saja bisa memotong para makhluk hingga menjadi beberapa bagian dalam sekali cakar. Namun, berbeda dengan pilar-pilar ini. Bekas cakaran Sima yang tajam itu hanya sedikit membekas. Sehingga ketika Sima melompati beberapa pilar tersebut, bagian kaki belakangnya ikut menendang pilar tersebut sambil melompat. Dan mencoba segala cara agar pilar-pilar tersebut cepat runtuh. Apa yang dilakukan Sima rupanya tidak diketahui oleh Kaliki, dia hanya memandang lawannya yang kini berlaku aneh dari bawah. Bahkan dia tampa
Sebuah bangunan yang megah yang sebenarnya adalah gua yang gelap apabila kita melihatnya dengan mata manusia normal. Kini tampak berantakan, banyak tembok-tembok yang berlubang di segala arah. Banyak retakan-retakan di mana-mana, dan banyak benda-benda yang hancur akibat beberapa makhluk yang bertarung satu sama lain di dalamnya. Apalagi, kini di atas bangunan tersebut, banyak sekali jiwa-jiwa yang terbang melayang dan berputar mengelilingi bangunan tersebut. Mereka keluar sesaat ketika adanya retakan-retakan dari bangunan megah itu, berusaha melarikan diri dari jeratan Kala dan para makhluk yang ada di Gunung Sepuh. Namun, nyatanya hal itu sia-sia, mereka hanya bisa berputar-putar di atas bangunan tersebut tanpa bisa menemukan jalan keluar yang bisa membuat mereka terbebas. Dug Dug Brakkk Kamali dan Ki Mandala saling melancarkan tinjunya satu sama lain, tubuhnya dengan tegap bertahan dan menyerang satu sama lain dengan pukulan dan tendangan s
Ruangan tempat Sima dan Kaliki bertarung kini semakin berantakan, cahaya yang dipadatkan oleh Sima rupanya telah membuat ruangan yang megah tersebut menjadi tidak berbekas. Bahkan langit-langitnya yang tinggi pun tidak bisa menahan atas apa yang Sima lakukan beberapa saat yang lalu. Puing-puing berjatuhan, 10 pilar yang kokoh berdiri dan membuat ruangan tersebut yang awalnya terlihat elegan, kini semuanya roboh dan menghancurkan atap dari ruangan tersebut sehingga hancur berkeping-keping. Sehingga, ruangan tersebut kini beratapkan langit. Dengan jiwa-jiwa manusia yang berterbangan dan mengelilingi bangunan tersebut setelah mereka terbang dan melayang keluar dari bangunan tersebut. Hah hah hah Sima tampak kelelahan. Meskipun dia masih melayang di atas dengan tubuhnya yang kini tampak penuh luka, namun serangannya itu tampaknya berhasil membuat Kaliki tidak bisa melarikan diri karena kini, setengah badannya terlihat tertutup oleh pilar-pilar yang besar
Sebuah bangunan yang megah dengan banyaknya ruangan di dalamnya, secara tiba-tiba terbelah menjadi tiga bagian. Hanya dengan cahaya setipis benang yang dikeluarkan oleh Sima dengan seluruh kekuatannya. Secara perlahan bangunan tersebut terlihat terbelah dengan sangat halus, dan melayang dalam beberapa saat sebelum ambruk kembali ke tanah dan membuat bangunan megah tersebut hancur berantakan. Semua yang sedang bertarung diluar seketika melihat bangunan itu mendadak hancur. Bahkan saking dahsyatnya, cahaya setipis benang itu sampai membelah langit dan keluar secara paksa sehingga menghancurkan pepohonan hutan di dekat gua di Gunung Sepuh. Bahkan, Kapragan dan Asri Manik yang sedang bertarung di luar pun kaget ketika melihat hal tersebut, karena mereka berdua sendiri tidak tahu siapa yang melakukan hal itu. Karena mereka tidak tahu keilmuan siapa yang bisa mengakibatkan bangunan yang kokoh tersebut terbelah. Namun hal itu hanya sebentar, karena mereka ha
Gua yang menjadi tempat tinggal Kala ketika dia menjadi raja di Gunung Sepuh kini tampak berantakan, bagaimana tidak. Wujud gua yang gelap itu sebenarnya adalah bangunan yang sangat megah dengan beberapa menara di segala sisinya, bahkan pintunya pun terlihat besar dengan ukiran-ukiran cantik di setiap sudutnya. Namun kini bangunan tersebut tampak hancur, dan bahkan lebih parah. Ketika Kamali mengeluarkan keilmuannya dengan memanggil badai di sekitar bangunan tersebut. Duar Duar Petir terlihat beberapa kali menyambar tempat itu, juga beberapa angin topan yang berputar-putar dengan puing-puing yang terbang saking dahsyatnya angin topan tersebut. Satu kali saja Kamali mengeluarkan angin topan tersebut di Kampung Sepuh, maka dengan cepat akan meluluh lantakkan semua rumah-rumah yang ada di sana. Bahkan rumah Pak Ardi yang sekarang sudah di renovasi menjadi lebih kuat dan kokoh pun, mungkin akan hancur dalam sekejap mata oleh hembusan angin topan y
Petir-petir tiba-tiba menyambar ke segala arah, juga angin topan yang tak henti-hentinya berputar dengan dahsyatnya. Juga tanah yang retak dengan lava dibawahnya yang panas dan bergejolak. Namun, ketika petir itu menyambar, seperti ada sebuah kilatan cahaya emas di antara petir-petir itu, kilatan cahaya emas itu seperti membelah petir tersebut menjadi dua bagian dan menghilang dengan sekejap. Juga angin topan yang bergemuruh di sekitarnya, tak luput dari kilatan cahaya emas tersebut, angin topan itu seketika terbelah dan menghilang. Ki Mandala beberapa kali menghunuskan keris kecilnya tersebut, keris kecil yang diberi oleh salah satu manusia yang baru pulang berkelana mengelilingi Pulau Jawa dengan kedua kakinya. Bahkan sampai ke kerajaan paling timur di Pulau Jawa yang disebut sebagai Jawadwipa beberapa ratus tahun yang lalu. Ki Mandala bertemu dengannya ketika sesudah dikalahkan oleh Kala. Dan Ki Mandala menjauhi Gunung Sepuh beberapa waktu untuk berdiam da
Cahaya emas itu tiba-tiba membelah petir tersebut menjadi dua, dan menyerap semua angin topan yang menghimpit Ki Mandala dari segala sisinya. Secara perlahan, Ki Mandala terbang ke atas di tengah-tengah petir yang sudah terbelah dengan cahaya emas yang mengelilingi tubuhnya. Tubuh Ki Mandala terlihat compang-camping, banyak luka yang dia terima dari serangan Kamali yang mengejutkan itu. Bahkan salah satunya tangannya terlihat menghilang, hanya terlihat cahaya putih yang menutupi bahunya akibat salah satu tangannya menghilang entah kemana. Ki Mandala kini hanya memegang keris emas tersebut dengan satu tangannya, matanya masih terlihat terpejam dengan rambut yang kini lebih terurai dari sebelumnya, namun mulutnya masih bisa berbicara kepada Kamali yang kini tampak kaget karena serangannya bisa dipatahkan dengan mudah. Sebuah keilmuan yang dia simpan bertahun-tahun untuk menggeser Kala dari posisi Raja Gunung di saat-saat yang tepat, dan karena terdesak