David membuka pintu utama, rumah yang Ibunya tempati. Rumah ini cukup besar, sama dengan rumah utamanya yang ditinggalinya namun masih kosong. Dia sengaja hidup terpisah dari Mamanya. hampir tiap hari sang Ibu memintanya untuk menikah, Dia mulai tak merasa tenang. David tahu, alasan terbesar Evita Brown melakukan semua ini, karena wanita itu khawatir. Dia khawatir David belum bisa melupakan Giana, dan terus membiarkannya hidup dalam bayang-bayang wanita itu.Giana takkan pernah kembali padanya, dan itu sudah menjadi pilihannya. Padahal, David sudah tak memusingkannya karena pekerjaannya sebagai CEO dua perusahaan besar menyita waktunya cukup padat. Seiring dengan waktunya yang tersita banyak, Dia tak lagi memikirkan Giana.Ya, hidupnya sudah jauh meninggalkan kisah masalalunya, sejak Dia mengalami kecelakaan lalu lintas karena terus memikirkan wanita itu.Baru saja beberapa melangkah masuk kedalam ruang yang disebut lantai utama ini, kepala asisten rumah tangga di rumah
Hidup di kota besar tanpa pengaruh dan uang sangatlah sulit. Beberapa minggu lalu hidupnya masih bergelimang harta, namun kini, Karenina Angel Gunawan bukanlah siapa-siapa. Bahkan untuk melawan pada pelayan rumah ( dari pria yang tidak dikenalnya) dia tak bisa apa-apa.Saat ini, perutnya lebih membutuhkan semua hidangan yang ada di depannya, daripada harus menghadapi pelototan wanita bernama Davina ini. Wanita berbadan ramping dengan rambut cepol kaku yang memakai rok hitam baju kemeja putih itu terus mengawasi tingkah laku Angel. Bahkan ketika makan, matanya tak lepas dari sosok Angel.Apa Dia juga merangkap CCTV berjalan? Mata wanita itu selalu menatap awas padanya, seakan Angel adalah tawanan seharga milayaran rupiah."Apa harus kutambah lagi?" Sikapnya memang sopan, tapi tidak dengan matanya.Wanita itu akhirnya beranjak dari tempatnya, membuka pintu dan menyuruh seorang pelayan yang dari tadi berada di luar untuk mengambil nampan berisi piring kotor yang tadi digunakan Angel."De
Hampir tiga hari setelah itu, Angel tinggal di rumah Bik Roro. Selama itu pula Dia mencari tahu tentang pria yang telah merenggut kesuciannya. Rasa penasaran membuatnya harus mencari identitas pria itu. David Arkananta Brown.. Pria itu adalah pebisnis hebat Indonesia. Bisnisnya bahkan sukses di dua benua dari Asia hingga Australia. Dari artikel yang Dia baca, dia juga bukan orang sembarangan dan tidak mudah didekati. Ya, itulah yang dia dengar, dan juga samar-samar dia dengar beberapa bulan yang lalu.-Flashback tiga bulan lalu-Kantin Kantor Crystal EnterpriseKantin saat itu tidak cukup penuh sehingga Angel bisa makan dengan leluasa seorang dia. Terpaksa dia makan sendiri karena teman-temannya semua punya acara makan di luar. Secara tak sengaja dia mendengarkan percakapan tiga gadis di sampingnya, yang dari tadi terlihat benar-benar antusias dengan obrolan mereka."Coba lihat ini tampan kan?" Angel mndengar suara itu dari sampingnya."Tidak mungkin. Seperti ini hanya idaman para wan
"Mah, ada berita tentang Angel?" Tanya iseng Naura ketika mereka berada di atas meja makan. Laura sendiri sedang sibuk mengepal sandwich besarnya untuk dimakannya, sementara Mamanya sibuk mengoles selai kacang di atas roti panggangnya yang baru saja selesai terpanggang."Untuk apa mencari tahu tentang anak itu? Ayah kandungnya saja tidak peduli" jawab Mieke acuh tak acuh."Pedulikan saja diri kalian karena sebentar lagi pertemuan ibu-ibu akan dilaksanakan dan kalian harus mengklik salah satu orangtua pria-pria tajir di Jakarta ini, mengerti?!" sindir Mieke sambil mengunyah roti selai kacangnya. Di saat yang sama Dia juga melihat Laura yang telah selesai membuat sandwich dan kemudian hendak melahapnya. "Laura! Apa yang kamu lakukan? Kamu itu mau makan atau masuk ke dalam mulutmu?! Jangan sampai kamu kegemukan karena ciri khas wanita kaya di tengah kota ini adalah memiliki badan yang langsing!""Mama! Aku kan cuma mau makan?!""Kamu itu harus mengincar pria yang ta
-Di ruang Kerja David Arkananta Brown-David masuk dengan wajah bingung, seminggu ini mood David seperti tak enak dipandang setiap hari dia harus melapor pencarian"Maaf tuan.. tapi saat ini tidak ada yang menemukan nona Karenina Angel Gunawan."David bersungut, menggulir layar yang ada di depannya. Untuk pertama kalinya dia merasa gusar mencari seorang wanita yang akhir-akhir ini dicarinya. Wanita itu dua kali kabur darinya dan itu adalah sesuatu yang tidak disukainya. Tidak ada wanita yang pernah kabur darinya, "Apapun alasannya cepat cari orang itu..., Kalian tahu kan kalau tidak menemukannya kalian akan kujadikan apa?"tatapan sinis David, dampak mematikan di depan tiga pria yang menjadi pesuruh nya.Wanita itu tidak mungkin pergi jauh-jauh karena dia tidak membawa apapun selain alat komunikasi. Dari Ronald, dia mendapatkan semua data wanita itu dengan secara akurat. Karenina Angel Gunawan. Susah bercerai, dibuang keluarga, tidak punya kerabat dekat selain sah
Dibalik pintu yang ditunjuk oleh ibu Aleandra tadi telah berdiri seorang pria yang sepertinya seumuran dengannya. Pria itu berperawakan eksekutif, karena wajahnya bersih dan satu lagi entah di mana Dia pernah melihat wajah pria itu. Di mana ya? belum bisa dia tebak. Ingin rasanya Angel bertanya di mana Dia pernah bertemu dengannya, tapi dia juga takut salah duga. Bagaimanapun, wajah seperti pria ini sangat banyak ketika dia masih menjadi Nyonya Victor Herlambang."Pagi Nona, saya diminta untuk mengarahkan orientasi nona Angel." Sahut pria itu.'Nona? Dia kan pelayan? Kenapa dipanggil Nona?'"Mari?" Ajaknya, karena Angel tertegun."Baik" jawabnya pelan-pelan."Sebelum itu. Perkenalkan, nama saya Ronald""Karenina.. Angel" Rasanya tak perlu menyebut nama keluarganya."Kita akan menuju ruang di mana nanti kamu bekerja"Rasa gugup menghimpun napas Angel, yang dikeluarkannya pelan-pelan lewat mulut. Semoga saat ini David Arkananta Brown tidak ada. Ya, Dia pasti ada di kantor.***Ujung sel
Davina Ardi. Itu adalah nama lengkap wanita yang dulu sempat merawatnya, saat dia dibawa oleh David. Tatapannya yang kurang bersahabat itu menatapnya dari atas sampai bawah, menguliti tiap rasa malu Angel. Tentu dia tahu persis siapa wanita di depannya ini. Sudah pernah mencoba kabur, namun datang lagi sebagai Pelayan? Pasti dia menyangkanya tak punya malu."Saya tidak tahu anda punya nyali juga untuk bisa bekerja disini sebagai pelayan" lihat bukan? Tidak hanya David, wanita itu juga pasti akan menjadikannya bulan-bulanan."Kamu sudah siap?""ya... " apalagi yang harus disampaikannya selain jawaban ‘ya’?"Ikuti Aku" kata-kata itu melekat sepanjang hari dengannya semenjak bekerja disini. Mau tak mau Angel berjalan menuju ruangan besar di mana kamar David terletak. Pria itu sendiri sudah berangkat kekantor, dan untungnya akan bertemu lagi besok, itu yang dia katakan, namun Angel wajib sudah mahirLuar biasa luas. Semua ornamen berbahan abu-abu dan hitam, ada warna corak lain dan itu ha
David membawa wanita itu untuk duduk di atas batu keramik perbatasan bath up. "Duduk di sini!""Tuan-""Duduk disini dan gosok punggungku" serunya terdengar dingin.“Tapi ini tidak masuk dalam list pekerjaan saya Tuan, saya ditugaskan di bagian binatu” Angel sekali lagi mencoba bersuara."Kamu kugaji untuk jadi pelayan, jadi lakukan apapun perintahku" semakin ke sini suaranya jadi semakin dingin. Pria itu menurunkan bathrobenya, membuat Angel mengalihkan tatapannya tak mau melihat proses pria itu menurunkan bathrobenya.Byur….David sudah masuk kedalam air, dan entah kenapa Angel lega karenanya. Ah, tidak, tidak, untuk apa lega? memangnya hanya menggosok punggung sudah aman? bagaimanapun disini hanya ada mereka berdua, dan bisa saja terjadi sesuatu."…….Lakukan dengan pelan jangan terlalu keras" suara dingin itu masih belum berubah.‘Baiklah Angel. Kamu dipaksa profesional untuk melakukan pekerjaanmu, maka lakukanlah dengan benar.’Angel mulai mengambil benda penggosok punggung, yang