Share

Kehamilan yang sensitif

Bab 23

Leon masuk kedalam kamar, ia melihat Anin terbaring sambil menutup wajahnya dengan bantal. Bahunya bergetar, menandakan bahwa gadis itu sedang menangis walaupun tidak bersuara. Ia menghampiri Anin, menggenggam tangan gadis itu tapi ditepis olehnya.

"Sayang, maafin kalau ada ucapanku yang salah," ucap pria itu pelan.

"Anin, please ... Sayang, jangan begini!" ucapnya lelah.

Leon melihat gerakan bahu istrinya semakin kencang, dan terdengar suara tangis samar dari balik bantal. ia memeluk Anin dari belakang mengecup kepalanya berulang kali.

"Maafin aku ... ," ucap Leon seraya memeluknya erat.

"Jangan nangis lagi, kasian baby kita, Sayang. Kamu lupa tadi dokter bilang apa, kamu gak boleh sedih karena itu bisa ngaruh ke bayinya," ucap Leon mengingatkan dengan lembut.

Tangis Anin pun mereda, kemudian Leon membalikkan tubuh Anin menghadap ke arahnya. Matanya sendu dan hidungnya merah, ia menghapus air mata yang membasahi pipi istrinya.

"Oke, kalau kamu mau tetap nerusin kuliah, tapi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status