"Iya dia berkata dia akan pulang, tapi sebelum itu dia mengatakan akan menemui seseorang kenalannya terlebih dahulu. Aku kurang tahu untuk perihal apa Ibu bertemu dengan orang itu." Jawab Layla. "Oh begitu, baiklah, Sayang. Ayo kita ke kantin!" Ajak Logan kemudian menggandeng tangan Layla. Layla menurut dan mengikuti langkah kaki Logan menuju ke kantin rumah sakit. Mereka duduk dan memesan kopi juga croissant untuk menemani mereka mengobrol."Logan, aku tahu ini keterlaluan, dan juga ini bukanlah saat yang tepat. Akan tetapi aku harus menyampaikannya, bisakah aku mendapatkan tambahan dana dari Williams Skyworks untuk proyek pembangunan apartemen yang telah terbengkalai itu?" Layla mengatakannya sembari tertunduk karena takut dengan respon yang diberikan oleh Logan."Untuk apa? Sepertinya aku akan menghentikan proyek itu untuk selamanya. Mungkin aku akan mengalihfungsikan lahan tersebut untuk hal lain," ucap Logan setelah menyesap sedikit kopinya."Apa? Benarkah begitu, Log? Apakah ke
"Jenazah ayahku akan datang dan ini adalah rumahnya, kediamannya, dan aset miliknya. Kau sama sekali tidak memiliki hak untuk mengusirku dan jenazah ayahku pergi dari apa yang menjadi haknya," jelas Bob yang nyaris hilang kesabaran menghadapi tingkah Nova."Ha-ha-ha, kau bercanda? Mansion ini telah beralih kepemilikan atas namaku. Ha-ha-ha," cibir Nova."Apa kau bilang? Itu tidak mungkin!" ujar Bob tak percaya."Ya, Robin telah membuat surat wasiat. Ia mewariskan seluruh hartanya kepada kedua putraku. Ia hanya mengakui dan mewariskan hartanya kepada keturunan laki-lakinya saja. Sedangkan Mansion ini sengaja diberikan padaku sebagai wujud terima kasihnya karena telah memberinya dua orang cucu laki-laki," jelas Nova dengan angkuh."Hari ini aku resmi menutup pintu rumahku ini dari kalian semua. Kau dan istrimu bahkan Carolina tak lagi diperbolehkan untuk menginjakkan kaki disini." Nova menekankan penjelasannya."Kurang ajar! Aku telah salah menilaimu, ternyata bena
Waktu menjelang malam, para pelayat pun telah berangsur-angsur kembali ke rumah masing-masing. Rumah Bob dan Suzy kembali sunyi seperti sedia kala, hanya ada satu dua orang pelayat yang masih belum berniat pulang dan masih mengobrol dengan Bob."Kudengar direktur baru Williams Skyworks masih muda namun Ia seorang yang sangat kaya raya. Bahkan ia membeli perusahaan keluarganya itu sehingga ia menjadi satu-satunya pemilik sah dari Williams Skyworks," ucap Tuan Nando."Benarkah, dia sangat hebat! Oh ya sekarang menantuku bekerja di sana, Williams Skyworks. Ya walaupun hanya sebatas sebagai manajer pemasaran. Tetapi dia bekerja di sebuah perusahaan besar seperti itu tentu saja itu cukup bisa untuk dibanggakan. Setidaknya istriku itu tidak terus-menerus memojokkan suami Layla itu. Meski dulu aku juga sempat terhasut untuk memisahkan Layla dan suaminya, sebenarnya aku tidak pernah punya masalah dengan pria itu. Dia baik dan penurut," ujar Bob menceritakan tentang Logan."Siapa
Matahari pagi menerobos masuk melalui jendela kamar Layla dan Logan. Masih dengan posisi yang sama seperti semalam, sepasang suami-isteri itu masih saja saling memunggungi satu sama lain. Meski telah sama-sama terbangun, keduanya tetap bergeming seakan malas untuk beranjak memulai aktivitas pagi mereka.Dikamar lain, Bob dan Suzy juga masih merasa dalam suasana berkabung, sehingga membuat mereka malas untuk beranjak dari tempat tidur. Bob seakan kehilangan semangat mengingat sang ayah, Robin yang kini telah tertimbun tanah dikuburnya. Hubungan Bob dan Robin memang memburuk sejak dua tahun lalu, yaitu semenjak Bob menikahkan Layla dengan Logan. Namun, Bob tetap berusaha berlaku baik bahkan memperlakukan Robin sebagai seorang ayah yang seakan tidak pernah berbuat buruk kepadanya. Biasanya menjelang tengah hari Bob akan datang ke Mansion dan menemani Robin menonton berita atau sekedar berdebat tentang bisnis. Pikiran Bob sejenak melayang mengingat kenangan tentang mendiang Ayahnya. Sang
Ketika itu di dalam Mansion Johnson family, ada tiga keluarga yang tinggal di satu rumah dalam keluarga besar Johnson. Mereka adalah kakek Robin dan nenek Almira, pasangan Bob-Suzy beserta anak mereka, Layla, dan pasangan Raymond-Nova beserta kedua anaknya, Nathan dan Andrew.Seperti halnya banyak keluarga yang tinggal dalam satu rumah lainnya, seiring waktu masalah pun datang. Salah satunya dipicu dari ketidaksukaan Almira kepada menantunya, Nova. Seringkali kedua wanita itu cekcok karena perbedaan pendapat, terutama karena Nova terlihat iri terhadap sikap Almira yang begitu sangat menyayangi Suzy dan anaknya, Layla. Kecondongan Almira juga ditampakkan dengan caranya memanjakan Suzy dan Layla. Almira seringkali melebihkan jatah bulanan Suzy. Namun, iya memotong jatah bulanan Nova. Kecemburuan tersebut terjadi selama bertahun-tahun dan telah mendarah daging dalam tubuh Nova sehingga membuatnya sangat membenci keluarga Johnson terutama Almira dan Bob sekeluarga.Ketika para cucu-cucu
Robin meminta Suzy untuk memastikan bahwa Layla harus tetap perawan agar Suzy dan Layla mendapatkan warisan darinya. Suzy yang sedikit mata duitan, tentu saja tertarik. Ditambah lagi tidak ada Almira yang biasa membelanya, iya mulai berusaha untuk memperoleh dukungan dari Robin Johnson. Namun karena tidak tinggal serumah Robin tetap terlihat lebih menyayangi Nova dan anak-anaknya daripada Suzy dan Layla. Kecondongan Robin pada Nova ditunjukkan dari bagaimana Robin memberikan sebagian saham perusahaan untuk Nova dan kedua anaknya. Kejadian itu adalah setelah kematian Raymond Johnson yang mengalami kecelakaan udara ketika private jet yang ditumpanginya jatuh hingga membuatnya meregang nyawa. Robin beralasan agar Nova dan anak-anaknya tidak terlalu bersedih ia pun memberikan sebagian saham perusahaan. Selain itu ia juga memberikan jabatan sebagai CEO Johnson Architect kepada Nathan.Kecondongan Robin pada Nova ditunjukkan dari bagaimana Robin memberikan sebagian saham per
"Sayang, kamu tidak ingin keluar? Aku sangat lapar," keluh Logan setelah ia merasa lelah terus-menerus berbaring. Memang bukanlah kebiasaannya bermalas-malasan di pagi hari. Ia selalu menyibukkan diri dengan kegiatan kebugaran di pagi hari. Benar saja, dapat dilihat ia memiliki tubuh yang indah, dengan lekukan otot di seluruh bagian tubuhnya. "Aku sedang merasa tidak sehat, Log!" keluh Layla lirih."Astaga kamu demam, Sayang." Logan menyesal telah bersikap tak acuh kepada Layla selama semalaman. "Emh.. kurasa aku terlalu lelah menangis saja, Log," ucap Layla beralasan karena tidak ingin membuat drama di pagi hari. "Kurasa aku harus pergi ke kantor sekarang!" imbuhnya sembari berusaha untuk bangkit dengan bersusah payah. Ia merasa kepalanya berdenyut nyeri hingga membuatnya merasa sangat berat untuk bangkit dari posisi tidur. Benar saja, Layla pun tersungkur jatuh hingga kepalanya terantuk tepian meja."Astaga, Sayang. Kamu baik-baik saja?" ucap Logan yang terk
"Sayang apa yang kamu rasakan? apakah masih pusing?" Logan begitu bersemangat menyapa Layla seketika setelah Layla membuka matanya. Layla mengerutkan keningnya menunjukkan bahwa Ia memang masih merasakan pusing."Kamu membawaku kerumah sakit? Dimana ayah dan ibu? Aku takut mereka khawatir." Layla justru tidak mengkhawatirkan dirinya sendiri melainkan kedua orang tuanya."Tenanglah Sayang ayah dan ibu ada di rumah dan mereka tidak tahu bahwa aku membawamu ke rumah sakit. Tadi mereka masih ada di dalam kamar, mungkin mereka masih terlalu bersedih karena ini masih dalam masa berkabung atas kehilangan kakekmu," jelas Logan yang membuat Layla merasa lebih lega. "Apakah tekanan darahku rendah? Aku memang sering kali merasa seperti ini jika tekanan darahku tiba-tiba turun. Tapi sepertinya ini baru pertama kalinya aku pingsan seumur hidupku," ucap Layla merasa heran dengan kondisinya yang tiba-tiba sangat drop."Tenanglah, Sayang. Kamu baik-baik saja hanya saja kita harus l