Share

Bab 6 Memalukan sekali

Zain mengawali paginya dengan senyum di wajahnya. Kehadiran Syifa membuat kehidupan Zain semakin lengkap. Ia melangkahkan kakinya dengan semangat untuk memulai pekerjaannya. Tiba-tiba Ratih menghentikan langkahnya.

"Ada apa ma?" Tanya Zain.

"Lihat berita hari ini. Apa maksud isi berita itu? Apa benar kamu menyatakan cinta kepada seorang tukang pijat tradisonal. Memalukan sekali."

"Memangnya kenapa kalau dia seorang tukang pijat? Aku memang mencintainya." Ucap Zain santai. Ia melihat berita di koran, majalah dan media internet. Ternyata banyak berita bermunculan tentang dirinya.

'Pewaris perusahaan Sanjaya Adhitama grup, Zain haruna Sanjaya menyatakan cinta kepada seorang tukang pijat tradisional'

'Tukang pijat tradisional merayu pewaris perusahaan Sanjaya Adhitama grup' disertai foto mereka saat dipantai.

"Siapa yang berani membuat berita seperti ini." Geram Zain. Zain keluar dari rumahnya dengan amarah. Dia tidak suka ada orang yang membuat Syifa merasa malu.

"Zain, ibu belum selesai bicara, Zain..." Teriak Ratih.

Zain tetap pergi mengendarai mobilnya. Ia menelpon Raka.

"Raka, hubungi media, hapus semua berita tentangku hari ini. Aku tidak suka urusan pribadiku dijadikan berita murahan."

"Baik, Tuan. Anda tidak perlu khawatir, Saya akan mengatasinya."

Di kantornya, Zain tidak bisa berkonsentasi.  Ia membolak balikkan dokumennya tetapi fikirannya tertuju kepada Syifa. 'Haruskah aku meneleponnya, dia pasti sedang bekerja sekarang, mungkin nanti saja.' Gumamnya.

Disisi lain Syifa yang sedang bekerja merenungkan apa yang terjadi padanya pagi ini. Banyak karyawan yang membicarakannya.   Mereka mengatakan Syifa mendekati Zain agar bisa mendapatkan hartanya. Ada juga yang mengatakan bahwa Syifa pasti sudah tidur dengan Zain, mana mungkin Zain mau dengan Syifa yang jauh dari levelnya. Mereka sudah termakan berita yang sudah beredar pagi ini. Syifa merasa sebal dengan perkataan mereka. Walaupun begitu, Ia hanya diam berpura-pura tidak mendengar apa yang mereka bicarakan.

Eriana mengajak Syifa ke kantin kantor saat jam istirahat.

"Syifa, apa kau melihat merita hari ini. Berita tentangmu dan pewaris Sanjaya Adhitama grup. Kau beruntung bsekali bisa menjadi kekasihnya, abaikan saja berita negatifnya. Siapa nama pria itu?" Tanya Erliana.

"Zain. Aku tidak menyangka kalau hal itu bisa jadi berita. Dia bukan seorang artis, tetapi kenapa wartawan membuat berita tentangnya, huft. membuatku kesal saja." Jawab Syifa dengan menghela nafasnya. 

Derrttt.. Drettt. Ponsel  Syifa berbunyi. Syifa mengangkatnya.

"Zain"

"Syifa, apa kamu sudah mendengar berita hari ini. Kamu tidak perlu khawatir dengan berita murahan itu. Aku sudah meminta anak buahku untuk mendatangi media yang memberitakan tentang kita. Mereka akan segera menghapusnya." Ucap Zain.

"Iya, aku tidak apa-apa. Kamu tidak perlu mencemaskanku. 

"Baiklah, kalau ada apa-apa. Hubungi aku."

"Kamu tenang saja. tidak akan terjadi apa-apa padaku. Aku akan bekerja kembali." 

"Aku akan menjemputmu."

"Tidak perlu. Aku membawa mobil." Syifa mematikan ponselnya.

Erliana menggoda Syifa. "Cie, cie, yang baru ditelpon pacarnya."

"Kaya abg aja pacaran." 

"hahaha"

Mereka tertawa bersama.

Dirt.. Dirt.. Ponsel Syifa berbunyi kembali. Azka menelpon.

"Syifa, bisakah kamu keruanganku sekarang?"

"Baik, Tuan, saya akan kesana." 

Syifa berdiri dari duduknya. Ia pergi meninggalkan Erliana.

"Er, Tuan Azka memanggilku. Aku pergi dulu." Ucap Syifa.

Karyawan yang ada didekat mereka menggunjing Syifa. "Pasti Syifa bakalan dipecat, dia buat gara-gara saja." 

"Iya, Bos pasti sudah melihat berita itu. Perempuan murahan." jawab temannya. 

Syifa tidak menanggapi perkataan mereka. Ia muak dengan semua gosip tentangnya. Ia hanya tidak ingin membuat masalah ditempat kerjanya.

'Tok Tok' Syifa mengetuk pintu ruangan Azka.

"Masuk" 

"Ada perlu apa Tuan memanggil saya." Tanya Syifa. 

"Tidak perlu seformal itu, panggil saja Azka."

"Ini dikantor, saya tidak bisa memanggil anda dengan sebutan itu."

"Aku hanya menghawatirkan keadaanmu, Syifa. Aku melihat berita yang sedang tranding pagi ini."

"Terima kasih sudah menghawatirkanku. Aku baik-baik saja."

"Apa ada lagi yang perlu dibicarakan. Saya harus kembali bekerja."

Syifa melangkahkan kakinya keluar, tetapi Azka menarik tangannya dan membalik tubuh Syifa sehingga berada dihadapannya.

"Syifa, kenapa kamu berubah. Apa karena Zain yang baru beberapa hari kamu mengenalnya, sehingga kau menghindariku. Aku sudah lama mengenalmu Syifa. Aku menyukaimu jauh sebelum Zain." Ucap Azka mengagetkan Syifa. Syifa melepaskan tangannya dari genggaman Azka.

"Maafkan aku Azka. Aku tidak menghindarimu. Hanya saja ini dikantor. Aku ingin kamu bersikap profesional. Aku tetap Syifa teman masa kecilmu. Soal perasaanmu padaku. Maaf, aku tidak bisa menerimanya. Kamu sudah tahu alasannya. Bisakah kita tetap berteman?" 

"Aku mengerti. Aku akan menjadi teman baikmu selamanya."

Sebenarnya hati Azka sangat hancur tetapi ia menutupi dengan senyumannya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status