Share

Bab 82

"Kita tunggu Hanna datang, karena dia yang memegang amanah ibumu," Sahut Ridwan yang langsung di balas dengan kerutan di kening Aldo.

***

Sinar matahari mulai terasa terik ketika Siska turun dari sebuah angkot, bulir keringat membasahi pipi mulusnya, namun, tak menggoyahkan langkahnya untuk terus berjalan di bawah cuaca panas ini.

Sehelai tisu basah ia tarik untuk menyeka keringatnya. Ia melebarkan langkah menuju ke arah lobby sebuah hotel. Di sisi kiri, tampak Mayang telah berdiri menunggunya sambil melambaikan tangan.

Rasa gugup mulai ia rasakan, entah mengapa, hatinya mulai sedikit bimbang, tak seperti saat ingin menggoda Aldo, kali ini rasa takut menghinggapinya.

"Maaf aku terlambat, angkotnya lama," keluh Siska beralasan.

"Tak apa apa, sebaiknya kita ke kamar kecil dulu, kau perlu merapikan riasan wajahmu dan juga tambahkan parfum ke tubuhmu, kau bau keringat dan tampak kusam." Protes Mayang sambil mengendus aroma tubuh Siska.

"Baiklah, ayo temani aku!"

Mereka berdua berjalan me
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status