Langkah seorang pria tampan berjalan memasuki loby apertemen yang masih sangat sepi. Masih jam 5 pagi tapi seorang pria yang tidak bisa jauh dengan kekasihnya datang menghampiri kekasihnya di apertemen. Pria tampan keluar dari lift, berjalan di mana unit apertemen kekasih yang di jaga oleh 2 pengawal di depannya. "Tuan" sapa para pengawal itu menundukkan kepala saat melihat Ferro datang. "Apa ada yang datang ?" tanya Ferro. "Tidak ada Tuan, semuanya aman" ucap salah satu pengawal itu. Setelah mendengar jawaban pengawalnya. Ferro memasukkan kata sandi apertemen. Dari mana Ferro mengetahui kata sandi apertemen Azela yaitu semalam Ferro meminta kode sandinya ke Azela dan Azela langsung memberinya. Pintu apertemen terbuka, menampilkan ruangan apertemen yang luas dan mewah. Ferro masuk ke dalam, ini yang kedua kalinya Ferro memasuki apertemen Azela. Pintu kamar Azela terbuka menampilkan kamar yang agak gelap hanya ada lampu tidur yang menyirangi kamar ini, Ferro melangkah m
Ferro dan Azela turun dari mobil sport mewah milik Ferro. Ferro menggenggam tangan Azela berjalan masuk ke dalam perusahaan. Penjaga keamanan di loby seketika menunduk melihat atasannya datang, tapi ada yang membuat mereka terkejut, melihat wanita yang berada di samping atasannya yang memeluk pinggang wanita itu dengan erat. Semua mata yang berada di loby memandang mereka penuh kagum dan terkejut. Sebab atasannya yang di katakan anti wanita sekarang malah menggandeng wanita dengan mesra. Tapi yang membuat mereka heran adalah karena mereka tidak bisa melihat wajah wanita yang di bawah oleh atasannya. "Tuan Ferro bersama wanita" "Tuan Ferro menggandeng wanita dengan mesra, siapa wanita itu yaa" "Pasti wanita itu sangat cantik, terlihat dari tubuhnya yang bagus, dan kulitnya putih" "Apakah wanita itu yang Tuan Ferro katakan waktu ulang tahun perusahaan" Bisik-bisik mereka. Ferro dan Azela mendengar semua tapi mereka cuek saja dan melangkah masuk dalam lift. Pintu lift terbuka,
Azela kini sekarang berada dalam mobil menuju ke butiknya. Azela di ikuti oleh 2 orang pengawal yang berada di belakang mobil Azela. Sampai di butik, Azela turun. Para pengawal mendekat ingin mengikuti Azela. "Kalian tunggu saja di sini, aku tidak mau menjadi pusat perhatian" ucap Azela. "Baik Nona" jawab para pengawal itu. Azela lalu melanjutkan kakinya masuk ke dalam. Setelah masuk Azela melihat banyak sekali orang sedang memilih pakaian, ada juga yang sedang antri membayar. Azela melangkah masuk lebih dalam, menaiki lift ke lantai atas. Saat keluar dari lift, Azela berpapasan dengan Mala. "Miss Azela" sapa Mala. "Ikut aku ke ruangan" Mala melangkah mengikuti Azela masuk ke dalam ruangan. Setelah masuk mereka duduk dengan saling berhadapan. "Aku ingin kamu tambahkan bagian pembayaran, aku melihat yang kedua kalinya mereka antri membayar di kasir" ucap Azela. "Miss, butik tidak pernah sepi dan di bagian pembayaran memang selalu antri Miss" ucap Mala. "Makanya itu t
Azela yang sudah berada dalam apertemen sedang asyik makan ice cream. Dia ingin mendinginkan kepalanya yang panas setelah bertemu dengan Rena dan beberapa orang yang ingin menculiknya. Ponselnya dari tadi berdering, namun Azela mengabaikannya, dia tetap memakan ice cream sampai 3 bungkus dia habiskan. Pintu apertemen terbuka tiba-tiba, Ferro berjalan masuk dengan tergesa-gesa, raut wajah yang khawatir terlihat jelas di wajahnya. "Azela, apa kamu baik-baik saja ?" tanya Ferro duduk di samping Azela, langsung memeriksa tubuh Azela dari atas sampai bawah. Azela yang melihat Ferro seperti itu mengerutkan keningnya, dia lalu menahan tangan Ferro yang sibuk memeriksa. "Aku baik-baik saja, Ferro" ucap Azela. "Tadi kamu melawan beberapa orang, apa ada yang terluka sayang ?" tanya Ferro yang masih terlihat cemas. Azela terkekeh, memegang pipi Ferro sambil tersenyum menatapnya. "Sekali lagi aku katakan, aku baik-baik saja, aku tidak terluka sedikitpun" ucap Azela, setelah it
Seorang pria melangkah masuk ke dalam lift dalam waktu yang masih sangat pagi, dia tidak sendiri, dia bersama asistennya yang dari tadi menguap yang masih ingin tidur tapi perintah bosnya tidak bisa dia abaikan.Keluar dari lift, berjalan menuju dimana apertemen Azela. Dua pengawal menunduk hormat saat melihat bossnya datang. Ferro tanpa berucap apapun dia membuka apertemen Azela dan masuk ke dalam. "Kalian dari tadi malam di sini atau sudah berganti dengan yang lain ?" tanya Hedy pada pengawal. "Kami dari tadi malam Tuan" jawab salah satunya. "Ya sudah, kalian hubungi teman kalian untuk datang ke sini untuk mengganti kalian" ucap lagi Hedy. "Tapi ada Tuan Ferro di dalam Tuan" "Tidak masalah, bukannya peraturannya kalian harus ganti, apa kalian tidak ingin tidur ?" "Mau Tuan" jawab mereka bersamaan. "Ya sudah telpon mereka sekarang, Tuan Ferro tidak akan mempermasalahkannya kalau kalian cepat ganti jam" "Baik Tuan" Salah satu dari pengawal itu lalu menelpon temannya untuk men
"Halo sayang" jawab Ferro. "Dalam 10 menit kamu tidak turun, aku akan pergi" "Maksud kamu apa, Azela ?" "Azela, Azela.." Sambungan telpon ternyata Azela matikan secara sepihak. Mengingat kembali perkataan Azela mengatakan 10 menit tidak turun, Ferro langsung berlari keluar ruangan rapat. Sejak tadi semua pasang mata di ruangan rapat menatap Ferro dengan aneh. "Maaf, rapat di tunda, Tuan Ferro memiliki kepentingan mendadak" ucap Hedy pada semua peserta rapat, setelah itu dia ingin menyusul Ferro. Azela yang baru saja menelpon Ferro menatap kembali pada Fina, Azela tersenyum smirk. "Aku akan pergi ketika Ferro sudah datang" ucap Azela dan berbalik ingin menuju sofa tunggu. Tiba-tiba, tangannya di cegah oleh Fina, Azela memegang tangan Fina untuk melepas tangan Fina dari tangannya dengan menggenggam kuat membuat Fina meringis, Azela dengan sengaja menancapkan kukunya di kulit Fina. "Sakit sialan" ucap Fina lalu mendorong Azela. "KELUAR" ucap lagi Fina dengan ber
Di mansion, seorang pria paruh baya menendang kursi yang berada dalam ruangan kerjanya. Dia baru saja mendapat informasi dari asistennya yang baru. Selama Tio pergi, Fadil mencari asisten penggantinya. Fadil menyuruh asistennya yang baru untuk mencari keberadaan Tio. Dari pencariannya itu dia mendapat informasi yang membuat Fadil murka pada Tio."Sialan Tio. Selama ini dia menyembunyikan aset Bara yang berada di Singapura" ucap marah Fadil."Maaf Tuan, saya hanya ingin menyampaikan lagi. Jika Tio dalam jangkauan Tuan Smit. Kita tidak bisa menemuinya atau melakukan sesuatu pada Tio" ucap asisten baru Fadil bernama Dimas. Fadil terdiam. Dia masih memikirkan aset Bara yang berada di Singapura.Sialan ternyata aset Bara banyak sekali. Aku harus kasih tau Salsa ini."Jangan melakukan apa pun, perhatikan saja gerak geriknya. Smit tidak bisa di remehkan" ucap Fadil."Baik Tuan, kalau begitu saya permisi" jawab Dimas lalu keluar dari ruangan kerja Fadil.Sedangkan Fadil keluar juga dan menu
Kini Azela sudah sampai di Singapura, dia langsung menuju perusahaan Chiragh Company. Di perjalanan ponsel Azela bergetar tanda ada pesan masuk, dia membukanya dan melihat sebuah video yang menampilkan Bibi Sumi sedang di sekap. Bibi Sumi saya sekap, kalau kau ingin melepaskannya, datanglah ke sini.Keterangan video tersebut. Di video itu juga terlihat wajah Bibi Sumi yang lebam, Azela geram melihatnya, dia tau siapa pengirim pesan ini, Azela lalu menekan kontak seseorang."Halo Miss" "Aku ingin kau menyamar sebagai pelayan di mansion Daddyku" ucap Azela pada seseorang di telpon."Baik Miss" Tiba di parkiran khusus perusahaan, Azela bergegas turun, berjalan masuk dalam lift yang akan langsung tiba di lantai paling atas. "Selamat pagi Miss" sapa Dira pada Azela. "Masuk di ruanganku" ucap singkat Azela.Dira langsung mengikuti Azela masuk ke dalam ruangannya."Apa semuanya sudah berkumpul di ruangan rapat""Sudah Miss, 5 menit yang lalu mereka semua sudah berada disana" "Baiklah,