Share

Bab 106. Hinaan Mantan Mertua dan Kakak Ipar di Ruang Sidang

Bab 106. Hinaan Mantan Mertua dan Kakak Ipar di Ruang Sidang

“Nek Ayang bertengkar dengan Mas Elang?” seruku kaget.

“Iya, Mbak.” Pak Parno menjwab singkat.

“Mereka bertengkar gara-gara Nek Ayang maksa Mas Elang dampingi dan jemput saya ke sidang?” tanyaku mencoba menetralkan suasana hatiku yang semakin tak karuan.

“Iya, Mbak. Tapi enggak usah Mbak pikirkan! Toh, sudah saya jemput, kan? Mbak juga akan didampingi nek Ayang. Pengacara Nek Ayang juga sudah menyiapkan semuanya. Mbak Bening enggak usah gentar, ya!” Pak Parno menguatkanku. Pria itu melirik sekilas, mungkin ingin memastikan kondisi hatiku lewat raut wajahku.

Aku tersenyum tipis. Menikmati kecewa ini. Aku sempat salah duga. Kukira Mas Elang sudah kembali peduli dan meminta Pak Parno menjemputku. Nyatanya aku salah. Dia benar-benar sudah tidak peduli. Dia bahkan sempat bertengkar dengan nenek kesayangannya karena aku. Padahal selama ini, dia tak pernah membantah Nek Ayang. Karena aku, mereka terlibat perselisihan.

Kembali k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status