Share

Bab 16. Malaikat Penolong Itu Adalah Bu Ajeng

Bab 16. Malaikat Penolong Itu Adalah Bu Ajeng

“Aaaaw …!”

Pria itu mengaduh memegangi senjatanya, Sodokan dasyat dengkulku telak menghantam bagian itu. Seketika tubuhku lepas dari sergapannya. Segera kubersihkan mulutku dengan kedua telapak tangan. Tetap saja aku merasa jijik. Lidahnya tadi sempat mengaduk rongga mulutku. Pasti air liurnya ada yang tersisa di sana.

“Puah!”

Replek kusemburkan ke wajahnya.

“Jangan pernah menyentuhku! Atau kau kehilangan senjatamu!” ancamku lalu berlalu.

“Kau …! Awas kau Bening! Ibumu akan sekarat! Aku pastikan, aku tidak akan mau membayar biaya rumah sakit ini seklaipun kau dan Bapakmu yang renta itu mengemis di kakiku!” teriaknya penuh emosi.

Aku tak peduli. Kupercepat langkah, kembali ke depan IGD. Dari jauh aku melihat Bapak telungkup di atas kursi panjang. Tangannya memukul-mukul badan kursi. Nada dan Rara mengusap-ngusap punggungnya. Mulut mereka terlihat mewek, meski tak terdengar ada tangis. Kak Runi berjalan hilir mudik sambil menggendong B
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status