“Jack, sudah lama sekali kamu tenggelam dalam kesedihan ini, sudah waktunya kau merubah hidupmu untuk menjadi lebih baik.” kata Aline menepuk pundak Jackson lembut
“Tidak ada yang lebih baik dari pada Nasya! Aku hanya ingin menikah dengan wanita itu! Bukan yang lain!.” Jack menjawab dengan kasar lalu pergi ke kamar.
“Reta, maafkan sikap anakku ya, dia memang sangat emosional semenjak kehilangan calon istrinya dulu.” Aline menatap Reta cemas, lalu Reta mengerti kondisi Jack sekarang, begitu juga dengan Andira, dia sangat paham betapa sulitnya menghadapi situasi seperti itu.
“Tante, saran saja dariku, jika memang dia tidak bisa melakukan nya jangan dipaksa, aku pun sama belum siap jika harus menikah sekarang.” kata Andira Queen, lalu Aline memegang tangan Andira lembut dan menatap wajah cantiknya.
“Kamu wanita yang baik sayang, setiap orang tua menginginkan yang terbaik juga untuk anak-anak nya, Tante tidak mau melihat Jack selalu bersedih karena memikirkan mantan kekasihnya yang telah tiada, maka dari itu Tante sangat ingin kalian berdua menikah dan menjalani hidup bersama, Tante yakin kamu bisa menggantikan posisi Nasya dihati Jack.” ucap Aline sedih, ia melepas tangan Andira Queen dan segera menuju kamar Jack.
“Jack, Mama mohon, tolong ikuti perkataan Mama kali ini, dia wanita yang baik Jack, bahkan jauh lebih baik dari pada Nasya.” Aline menatap Jack dengan muram, sebelum akhirnya Jack kembali menolak dengan marah.
“Aku sama sekali tidak berniat untuk menikah dengan siapapun kecuali Nasya!.” ucapan Jack membuat Aline seketika merasa pusing dan mendadak pingsan dikamar putranya.
“Mama?! Bangun Ma!.” Jackson menggendong Aline menuju mobil, Andira dan Reta pun ikut membuntuti mobil itu hingga ke rumah sakit.
Sesampainya disana, dokter mengatakan kalau Aline tidak boleh terlalu banyak pikiran, dokter juga menyarankan Jack agar membuat hati Aline lebih bahagia.
“Ma..” Jack memanggil Mama nya dengan sedih, saat Aline terbangun ia mulai memohon lagi dan lagi kepada Jackson agar mau menikah dengan Andira.
“Mama mohon Jack, tolong terima Andira sebagai pendamping hidup kamu yang baru, ini saat nya kau merubah masa depan Jack.” mata Aline berkaca-kaca, hal itu membuat Jack tak tega dan meyakinkan Mama nya kalau dia akan menyetujui perjodohan itu.
“Bawa Andira kesini Jack.” Jackson langsung keluar dan menggenggam pergelangan tangan Andira untuk dibawa kedalam.
“Tante, apa Tante baik-baik saja? Aku akan pulang sebentar lagi agar Tante bisa beristirahat, maafkan aku dan Mama jika mengganggu ketenangan Tante dirumah.” Andira berkata dengan cemas karena menatap wajah Aline yang pucat.
“Tante baik-baik saja Andira, kamu sama sekali tidak mengganggu ketenangan Tante di rumah, ini memang keinginan Tante untuk mengundang kalian datang.” Aline tersenyum, ia menggenggam tangan Andira dan menyatukan nya kepada tangan Jack.
“Jackson telah menyetujui perjodohan kalian, Tante harap kalian bisa belajar untuk saling mencintai ya.” Andira Queen tercengang, cepat-cepat ia melepas tangan itu dari genggaman Aline.
“T-Tapi Tante aku sama sekali belum sia...” Jackson menatap Andira dengan sinis kemudian membuka suara.
“Selama Mama bahagia, aku akan melakukan apapun untuknya, aku akan menikah denganmu.” kata Jackson, Andira segera pergi setelah mendengar pria dihadapan nya berbicara.
Dikediaman Queen,
“Ma?! Aku itu belum siap menikah! Kenapa Mama memaksaku untuk melakukan nya.” ucap Andira kesal
“Mama bosan melihat keseharian kamu hanya terus mendatangi restoran, Mama ingin punya cucu seperti teman Mama yang lain.” kata Reta
“Apa-apaan sih?! Menikah itu bukan main-main lho Ma! Bahkan aku sama Jack itu tidak pernah saling mengenal! Bagaimana bisa dua orang bersatu tanpa berdasarkan cinta di dalamnya?!.” Andira Marah namun Reta tidak perduli dengan penolakan putrinya.
“Pokoknya kau harus menikah! Jika tidak, Mama akan menutup restoranmu!.” mendengar hal itu Andira terdiam.
“Akan Mama urus tanggal berapa kalian menikah.” Reta segera masuk ke dalam kamar dan saling mengirim pesan kepada Aline Wang.
“Bagaimana ini?! Aku tidak bisa menikah dengan pria yang tidak aku kenal sama sekali!.” Andira sangat cemas sehingga dia tak bisa berpikir jernih.
Dua hari kemudian, Andira mendapat kabar dari Aline bahwa pernikahan nya akan berlangsung tiga hari lagi.
“Apa?! Tiga hari?! Tidak, tidak mungkin! Kenapa terlalu cepat? Aku ingin mengetahui sifat pria itu terlebih dahulu!.” Andira mengoceh, sementara Jackson pasrah atas apa yang diperintahkan Mama nya. Ia tidak mau mengambil resiko kalau Mama nya akan sakit lagi seperti kemarin jika terus-terusan menolak.
Saat pernikahan itu tiba, Jackson dan Andira bertukar cincin, mereka juga saling mengikat janji untuk selalu bersama disaat suka maupun duka.
Kemudian Jackson mencium bibir Andira dihadapan semua orang, hal itu adalah kewajiban setiap pasangan yang baru saja menikah, Jackson tak mau ribet, belum lagi pernikahan mereka disiarkan secara langsung di stasiun televisi, karena keluarga Wang adalah keluarga terkaya dan berpengaruh.
“bagaimana perasaan anda Mrs. Wang saat menikah dengan Miss. Queen?.” tak mau menjawab, Jackson segera meraih tangan Andira untuk pergi dari kerumunan wartawan.
Mereka memasuki kamar yang sama, namun tiba-tiba Jack mengeluarkan baju-bajunya untuk dibawa ke kamar lain.
“Kau mau kemana Jack?.” Andira bertanya dengan bingung
“Jangan pikir setelah kita menikah, lalu kita bisa tidur bersebelahan dalam satu kamar! Itu hal yang mustahil!.” Jack memandang Andira dengan jijik sebelum ia keluar.
“Hmm, ada benarnya sih, aku harusnya beruntung karena tidak tidur bersama dengan laki-laki itu.” gumam Andira Queen.
Malam nya, Aline meminta Jack membawa Andira ke ruang makan, karena mereka akan melakukan makan malam bersama.
“Bawa istrimu kesini Jack, kita makan bersama.” ucap Dirga Wang.
“Aku akan memanggilnya, tunggu sebentar.” Jackson menaiki tangga dan membuka pintu kamar.
“Andira!! Dimana kamu!.” suara Jackson membuat istrinya terkejut, lalu buru-buru keluar dari ruang ganti.
“Iya jack, ada apa? Aku baru selesai mandi.” kata Andira
“Ikut aku sekarang juga!.” Jack menarik tangan Andira dan menyeretnya keluar.
“Andira, makan dulu yuk? Kau pasti sangat lapar.” ucap Aline lembut dan mengambilkan makanan untuk menantu barunya.
“Makan saja manja! Biarkan dia ambil sendiri!.” Jack marah, lalu Andira menatapnya dengan sinis.
“Jangan begitu dong Jack, Andira kan sudah menjadi istri kamu, dia berhak mendapatkan perlakuan baik seperti ini.” ucap Dirga
“Cukup! Kalian membuat selera makanku hilang!.” Jack membanting sendok dan garpu diatas meja lalu pergi.
“Jack!.” Dirga dan Aline memanggil namanya dengan marah, kemudian Andira berusaha menenangkan mereka.
“Sudah Ma, jangan khawatir ya, aku akan coba berbicara dengan Jack.” Andira pun bangkit dari kursi kemudian menyusul suaminya ke kamar lain.
“Jack! Buka pintunya, ini aku.” Andira mengetuk pintu pelan, namun Jack tidak menjawab. Akhirnya Andira membuka pintu tersebut dan mendapati suaminya sedang termenung di balkon.
“Jack..” Suara lembut istrinya menyapu keheningan itu, lalu dia mendongak dengan acuh tak acuh.
“Kau harus makan, Mama pasti sangat cemas kalau kau begini.” kata Andira
“Kau tau apa?! Hah!.” Andira tertegun melihat Jack marah, wajahnya menggelap lalu memegang tangan Andira sekuat-kuatnya.
“Ahhh! Sakit Jack! Lepaskan.” ucap Andira meringis kesakitan, matanya memerah karena hampir menangis, jujur saja selama ini dia tidak pernah mendapatkan sikap kasar dari siapapun, namun sekarang dia mendapati itu dari suaminya.
“Diam! Kau semestinya sadar kalau aku sama sekali tidak memikiki perasaan apapun padamu! Jangankan cinta, bahkan mengenal dirimu saja tidak! Bisa-bisanya kau sekarang menjadi Nyonya Wang! Kau tidak pantas menduduki hak yang seharusnya didapatkan oleh Nasya!.” Jack memaki Andira dengan kasar, ia mencekik wanita itu sampai istrinya kesulitan bernafas.“Jangan Jack, hentikan kegilaanmu! Wanita itu sudah sejak lama mati! Aku istrimu Jack!.” ucapan Andira jelas membuat Jackson sangat murka sehingga dia mengeratkan cekikan nya.“Bilang apa kau?! Lebih baik kau yang mati dari pada Nasya! Beraninya kau mengatakan hal demikian!.” Jack mendorong Andira sampai kepalanya terbentur dinding.“Aah!.” Andira merasakan kepalanya seperti dihantam oleh benda keras sehingga ia jatuh dan pingsan.Jack sama sekali tidak perduli, dia membiarkan istrinya pingsan di dalam, seme
“Kenapa kau pergi begitu saja tanpa izin dariku?.” tanya Jack, walaupun perkataan yang diucap oleh suaminya tidak sesuai yang diinginkan oleh Andira, namun dia cukup senang karena Jack masih berinisiatif untuk menjemputnya.“Untuk apa meminta izin sama kamu? Sudah jelas kalau kamu tidak perduli padaku sama sekali.” jawaban Andira membuat Jackson tak puas, lalu ia mendekati wanita itu.“Karena kamu membuat masalah, aku jadi harus menunda pekerjaanku hanya untuk menjemputmu kemari!.” Jackson mengeluh kesal.“Jack, aku beritahu padamu ya, kalau kau tidak berniat untuk membawaku pulang, yasudah! Tidak usah datang kesini untuk memjemputku!.” Andira berkata dengan sinis, lalu Jack memelototi nya.“Kau memang wanita menyusahkan! Beda sekali dengan Nasya.” mendengar ucapan itu, lagi-lagi Andira merasa kesal.“Cukup ya Jack
“Tutup mulutmu sebelum aku marah Andira!.” Jack kembali emosi dan melihat mata Andira dengan hati berapi-api“Percuma saja aku belajar jatuh cinta denganmu Jack, kau sama sekali tidak menginginkan semua itu.” Kata Andira, ia membalikkan tubuhnya dan air mata itu segera menetes.'Mana mungkin seorang suami menyiksa istrinya sendiri seperti ini, kalau saja aku bisa memilih, aku akan menceraikanmu Jack, lebih baik kau menikah saja dengan wanita yang sudah mati itu di alam lain.'“M–maaf.” suara Jack tiba-tiba terdengar canggung“Maaf kalau aku menyakitimu, jangan menangis, aku akan berusaha lebih baik.” Jack memegang bahu Andira namun Andira menepis tangan nya.“Selama kamu belum mencintai aku, jangan pernah menyentuh tubuhku sedikitpun.” Andira meminta Jack keluar dari kamar.'Cinta? Aku ba
“...” Andira membatu saat Jack mencium bibirnya dengan selembut itu.“Jangan pergi, oke?.” seperti terhipnotis dengan wajah kelembutan Jack sehingga Andira langsung mengangguk.Dikamar keduanya terdiam, lalu Jack membantu untuk merapihkan pakaian Andira ke dalam lemari.“Ini ponselmu, aku kembalikan. Walaupun begitu aku minta jangan pernah berhubungan dengan pria manapun selain aku.” Kata Jack, Andira pun setuju lalu memberikan selimut tebal kepada suaminya.“Pakailah ini, kau pasti akan kedinginan tanpa selimut.” Jack tersenyum sekilas lalu menerima pemberian itu.“Aku akan tidur.” Andira membasuh wajah dikamar mandi kemudian berbaring di ranjang.Dua jam kemudian, wanita itu terbangun karena ingin minum, lalu melihat Jackson tidur dengan tidak nyaman diatas sofa tanpa memakai selimut pemberian nya.Setela
“Ah Jack! Aku hanya ingin melihatnya.” Ucap Andira gugup.“Lancang kamu! Yang boleh membaca buku itu hanya aku! Kamu sama sekali tidak berhak!.” Jack memaki Andira sampai Andira tak mampu berkata apapun.“Kau memarahiku Jack?.” Andira bertanya dengan serius, lalu Jack mengernyit.“Kamu pikir, setelah kita tidur satu ranjang semalam, aku akan bersikap peduli padamu? Hah?! Lebih baik buang harapanmu jauh-jauh!.” Jack mengambil buku itu dari tangan Andira dengan kasar kemudian keluar kamar.BRAKK! Suara pintu itu membuat hati Andira terasa sakit, tak bisakah Jack memperlakukan istrinya dengan baik walaupun tidak ada cinta diantara mereka?“Baik, mungkin aku memang tidak seharusnya ada dihidupmu Jack.” Andira menghubungi Franky dan memintanya untuk menjemput dia dihotel ini.Karena jarak yang ditempuh dari tempa
Andira membaringkan tubuh dikasur, sementara Jack masih menatap bagian tangan istrinya yang terluka.“Untuk apa kau melihat lukaku sampai seperti itu? Apa kau sedang berpura-pura peduli padaku? Hah?.” Ucap Andira emosi.“Aku sedang berpikir, siapa orang yang ingin mencelakaimu.” Jackson menghubungi seseorang kemudian memberikan perintah.“Cepat cari orang yang ingin mencelakai Andira! Aku ingin info itu ditemukan dalam 1jam kedepan!.” Ucap Jack kemudian menutup telepon.“Hentikan aktingmu Jack!.” Andira marah.“Apa ini semua terlihat seperti akting, Nyonya Wang?.” Jack mendekati Andira dan melihat wajah wanita itu tanpa berkedip.“Ya! Kau memang akting Mrs. Wang! Mana mungkin kau peduli padaku, jika itu benar terjadi akan hujan petir malam ini!.” Tepat disaat Andira selesai berbicara, suara petir pun m
“Ups! jack! Itu Andira.” Marry menunjuk Andira yang pergi dengan kecewa. Jack sangat terkejut! Dia tidak sadar kalau Andira mengikutinya sampai ke Cafe ini.“Andira!.” Jack megejar Andira keluar Cafe, tapi Andira sudah lebih dulu masuk ke dalam mobil dan melaju sangat kencang.Buru-buru Jackson mengejarnya, sekujur tubuhnya penuh oleh keringat, kali ini dia benar-benar takut akan hal buruk terjadi pada istrinya.“Itu semua belum seberapa Jack, kau tak sepantasnya menikah dengan wanita itu, jika adik ku mati, itu artinya yang pantas kau nikahi hanyalah aku!.” Marry berkata dengan marah.“Andira, hentikan mobilmu!.” Suara itu terus terulang dimulut Jack, lalu Jackson menelepon Andira, sayang sekali telepon itu tak dijawab.“Bisa-bisanya kau berselingkuh dibekakangku Jack! Kau bahkan bukan hanya sekedar menjijikan tapi kau juga termasuk manusi
Satu bulan kemudian, Andira datang menemui Jackson di perusahaan Wang.“Nyonya Wang, selamat datang!.” Ucap karyawan dikantor.“Berhenti memanggilku Nyonya Wang, panggil saja aku Andira.” Semua karyawan terdiam menatap wanita cantik yang sedang berjalan menuju lift itu.“Nyonya Wang, Tuan Jack sedang tidak bisa diganggu.” Andira menoleh ke arah sekretaris Jackson.“Kenapa?! Aku sedang ada perlu dengan Jackson!.” Ucap Andira menegaskan kata-katanya.“Tapi Nyonya, Tuan sedang menerima tamu didalam.” Tanpa berkata apapun lagi, Andira langsung masuk dan melihat Jackson bersama wanita cantik yang pernah berciuman di Cafe Pelangi dulu.“Oh, jadi ini tamunya? Sangat menarik! Maaf ya sepertinya aku sudah menganggu kebersamaan kalian, tapi jangan khawatir, aku hanya sebentar.” Andira berkata denga