Share

BAB 30

“Sa-saya paman!” ucap Asep dari dalam kegelapan.

“Loh, ngapain kamu di sana Sep?” pak Santo sambil menggosok-gosok matanya yang masih setengah terbuka.

“Aku... Aku lagi sakit perut paman. Mau buang air!” balasnya dari sana dengan ancaman Sinta.

“Oh iya, paman masuk dulu. Kamu hati-hati karena di sini kadang berkeliaran anjing hutan.”

Kemudian Pak Santo berlalu. Tanpa rasa curiga dia pergi meninggalkan Asep yang lagi dikerjai oleh Heri dan Sinta.

Sinta melepaskan cengkeramannya di leher Asep sebagai ancaman.

“Bagus anak pintar!” Ditepuknya pipi Asep yang merah akibat tamparannya karena emosi.

Kini Sinta semakin menjadi akibat ulah Asep yang tak mau mengatakan di mana uang hasil penggadaian sertifikat rumah mertuanya tersebut.

“Aduh Mbak, sudah kubilang uang yang Asep dapatkan hanya sepuluh juta. Itu sudah kukirim untuk orang tua Asep di kampung.” Tangisannya semakin pecah.

“Terus uangnya ke mana? Jika kamu tak bisa mengatakannya akan kubuang dirimu di tengah hutan agar menjadi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status