Happy Reading and Enjoy~
"Selamat, istrimu baru melahirkan lagi, kan?"
Jarez menjabat tangan Jovan dengan ramah, senyumnya mengembang. Tidak seperti Jarez, Jovan malah terlihat murung.
"Istri saya … tidak mau menerima anak saya. Dia ingin membuangnya, sementara saya tidak ingin anak saya berada di tangan orang yang salah. Apalagi harus hidup di panti. Saya gagal sebagai suami dan ayah, Tuan. Jika boleh jujur, saya lebih memilih istri saya daripada anak saya."
Senyum Jarez langsung padam, menatap Jovan dengan sorot khawatir. "Mengapa istrimu tidak mau menerima anakmu?"
"Anak ketiga saya berjenis kelamin perempuan, dan saya sudah memiliki dua orang putri. Istri saya tidak sanggup jika harus mengasuh ketiga putri saya."
Wajah Jovan tampak lelah, seolah-olah dia benar-benar memiliki beban yang berat.&nb
Happy Reading and Enjoy~Luna tidak tahu ia dibawa kemana, setelah turun dari limusin borgol dan penutup matanya belum dilepas. Ia dituntun berjalan ke ruangan yang terasa dingin dan sedikit lembab. Ruangan yang terasa tidak asing.Ketika akhirnya borgol dan penutup matanya dibuka, ia melihat seorang pria yang sepertinya berumur 50 tahun ke atas sedang terbaring meringkuk dengan tubuh bersimbah darah. Luna menelan ludahnya dengan susah payah, menoleh ke arah Grey yang mengedikkan dagunya."Itu ayah Anda, nona. Temui dan berbincanglah, dia cukup sadar untuk merespon."Setelah mengatakan itu, Grey pergi. Menutup pintu besi di belakangnya, meninggalkan Luna dan sosok mengenaskan di hadapannya ini. Sialnya sosok mengenaskan ini adalah … ayahnya?Perlahan Luna berjalan mendekat, hingga ia berada tepat di hadapan ayahnya. Seketika kedua mata
Happy Reading and Enjoy~Allard menepati ucapannya, setelah sidang untuk yang terakhir kalinya mereka resmi bercerai. Ironisnya Allard langsung menyuruhnya pergi setelah mereka berdua menandatangani surat perceraian. Lelaki itu tanpa rasa kasihan menyuruhnya pergi hanya dengan satu koper pakaian beserta satu set baju yang di kenakannya tanpa memberinya apapun.Luna diantar ke rumahnya yang lama, tapi setelah sampai rumah itu ternyata sudah menjadi milik orang lain. Bagaimana bisa!? Meskipun bukan anak kandung dari Joan dan juga Yessie, bukankah namanya tercantum sebagai orang yang mendapat harta warisan? Mengingat kedua orangtua angkatnya itu tidak memiliki anak selain dirinya?Seolah tahu dengan pikiran Luna, Grey berdehem.“Rumah ini dijual untuk menutupi semua hutangnya, nona.”
Happy Reading and Enjoy~Ketika ia membuka matanya semua tampak gelap. Apakah ia belum sadar? Atau apakah ia sudah mati? Perutnya langsung merespon ketika hidungnya mencium aroma yang terasa sedap. Luna berpaling mencari aroma yang membuat perutnya terasa sakit, dan dalam kegelapan ia bisa melihat hidangan di atas nampan.Persetan dengan gelap. Ia bisa makan bahkan jika kedua matanya tertutup. Dengan sedikit gemetar akibat kelaparan Luna mengambil makanan yang terhidang, menyuapkannya dengan lahap. Sedikit tersedak karena terburu-buru.Prok ... prok ... prok ...Suara tepuk tangan menghentikan suapannya, seketika tubuhnya menegang tatkala ruangan tempatnya berada saat ini berubah terang. Luna memejamkan kedua matanya untuk menyesuaikan perubahan cahaya yang terasa menyilaukan.
Happy Reading and Enjoy~Satu minggu berlalu, Luna tidak mendapat kemajuan apapun. Ia hanya berkeliling mencari penginapan dan pekerjaan, tapi semua menolaknya.Satu bulan berlalu, tetap sama.Tiga bulan berlalu, sialnya masih sama. Ia melakukan hal yang sia-sia, berjalan dan mencari tanpa hasil. Sementara semakin bertambahnya hari ia makan dan tinggal di penthouse Allard, seolah-olah tidak ada yang berubah dari perceraian mereka.Allard sendiri sesekali mengunjunginya, menanyakan apa kebutuhannya, bahkan terkadang membawanya ke beberapa restoran dan makan dengan gaya romantis. Lelaki itu tidak pernah berteriak padanya, tidak pernah berbicara kasar, meskipun tidak menutup kemungkinan sifatnya masih dingin.Allard masih berwajah kaku, tidak pernah tersenyum padanya. Meskipun tersenyum, ha
Happy Reading and Enjoy~Ada yang salah. Luna menyadari hal itu sejak ia tinggal di penthouse Allard. Tubuhnya semakin lemah, sering pusing dan mual. Emosinya tidak menentu, bahkan ia sering marah pada sesuatu yang tidak jelas. Parahnya lagi, ia diam-diam menginginkan keberadaan Allard.Lelaki itu memang mengunjunginya, tapi hanya berupa kunjungan singkat, dan Luna tidak menginginkan itu semua. Ia ingin Allard di sini bersamanya dan dalam jangkauan matanya. Seketika tubuhnya meremang. Tidak, tidak mungkin!Apa-apaan pikiran itu.Apa yang terjadi pada dirinya Tuhan … ia benar-benar ingin Allard berada di sini, hingga rasanya Luna sanggup memohon pada siapapun untuk bisa mempertemukannya dengan Allard.Oh, sial, ia mulai pusing.Luna membaringkan tubuhnya yang terasa lemah. Mungkin hal ini akan d
Happy Reading and Enjoy~“Luna hamil.”Arthur terbatuk, menatap Allard dengan kedua mata membesar. “Kau yakin?”“Emosinya tidak stabil dan stamina tubuhnya melemah, tapi dia tidak mual seperti kebanyakan wanita hamil.”“Apa tindakanmu selanjutnya? Bukankah kau tidak mau punya anak.”“Aku mau.”Arthur kembali terbatuk. “Kau punya kepribadian ganda?”Allard berdecak. “Aku tidak mau punya anak karena anakku harus lahir dari rahim yang suci, dan tentunya dari wanita yang menjadi istriku, bukan wanita one night stand.”“Kau sendiri yang mencantumkan larangan hamil pada kesepakatan pernikahanmu dengan Luna, lalu sekarang kau ingin
Happy Reading and Enjoy~“Ada satu kabar gembira lagi yang ingin saya sampaikan. Wanita yang berdiri di samping saya ini sedang mengandung, tidak ada hari yang paling bahagia kecuali hari ini. Hari dimana saya tahu bahwa istri saya tersayang mengandung anak kami.”Riuh tepuk tangan terdengar membahana, semua tamu yang berada di sana memasang wajah ceria dan bahagia. Semua tersenyum dan bergantian memberi ucapan selamat, berbanding terbalik dengan Luna yang memucat.Allard mengetahui dirinya hamil. Sejak kapan? Apa lelaki itu langsung menyelidikinya setelah pergi dari kamarnya kemarin? Lantas mengapa Allard tidak mendatanginya dan marah kepadanya seperti yang ditakutkannya?Bahkan Allard menyampaikan kabar itu di depan rekan-rekan bisnisnya, apa lelaki itu menerima anak yang berada di kandungannya?“Kenapa wajahmu p
Happy Reading and Enjoy~Tidak ada yang berubah dari hubungan mereka, tapi sikap Allard perlahan berubah menjadi sedikit lebih hangat. Lelaki itu akan memeluknya dan mengelus perutnya hingga Luna terlelap.Saat bangun pagi Allard sendiri yang menyiapkan sarapannya. Ekspresi lelaki itu tetap sama, datar tanpa senyum. Sampai saat ini mereka baik-baik saja.Dan jika ada bom maka inilah harinya. Saat ia sedang berjalan-jalan di taman, salah satu bodyguard menghampirinya dan memberikan satu rekaman kecil.''Nona, saya mohon jangan beritahu Tuan Allard. Jika nona memberitahunya maka nyawa saya melayang, saya hanya ingin hidup nona bahagia tanpa adanya tipuan. Hanya ini yang bisa saya lakukan.''Mendengar hal itu ia buru-buru pergi ke kamarnya dan menghidupkan benda kecil yang di