"Hey, kau tak apa?" tanya Evelyn menghampiri tubuh Evelyn kecil, ia mencoba menyentuhnya, namun nihil, ia tak bisa.
"Ck.. kau memang benar-benar bodoh! Sudah ku bilang ini hanya ingatanmu bukan? Kau tak akan bisa menyentuhnya." ujar pria itu seraya memutar kedua bola matanya jengah.
"Shut up you!" bentak Evelyn, pria yang bersamanya ini memang sangat cerewet dan ingin menang sendiri, bikin emosi saja.
"Aku mendengar pikiranmu lagi," ujar pria itu.
"Kalau begitu jangan lakukan lagi!"
"Ssstt.. diamlah, Adamson akan datang."
Benar yang pria itu katakan, Evelyn melihat ayah angkatnya berada diluar dengan senyum miring penuh keganjilan, dengan jubah hitamnya ia ber-teleportasi kedalam rumah dan mengambil Evelyn kecil yang pingsan dalam gendongannya, kemudian ia membawa Evelyn kecil keluar dengan teleportasi.
"Hey, hey, tubuhku adalah aset! Kenapa kau membawan
Happy Reading ^_^
"Gerald.""Hey Gerald.""Geraaaald..""GERALD!"Evelyn mengerutkan bibirnya, ia berkali-kali memanggil nama Gerald yang tengah memeriksa berkas perusahaan, namun tak digubris sama sekali."Kau marah padaku?""...""Gerald!""...""GERALD BANGSAT!""...""Masa bodo, aku pergi," merasa tak dipedulikan, Evelyn menghentak-hentakkan kedua kakinya kesal, kemudian berbalik dan bersiap untuk menjauh, namun tangan Gerald menarik Evelyn kasar hingga jatuh terduduk diatas pangkuannya."Lepaskan aku, bajingan gila!" umpat Evelyn berusaha melepas cengkeraman kedua tangan Gerald, namun Gerald hanya menatap Evelyn datar dan semakin mengeratkan cengkeramannya."Kau mulai tuli sekarang?""Gerald!""Gerald ba
Gerald memegangi perutnya yang terbalut perban, sesak dan nyeri ia rasakan, masih teringat jelas bagaimana pedang sihir Vernon menusuk tubuhnya.Ia masih tak percaya jika orang yang dulu pernah menjadi sahabat sekaligus saudara dan orang yang pernah ditolong dari sekumpulan Rogue sewaktu kecil akan mengkhianatinya.Gerald berharap jika semua hal yang menimpanya hanya bunga mimpi yang menjadi penghias kala ia tertidur. Namun ia kembali ditarik pada kenyataan dengan bekas luka yang diberikan oleh Vernon dan Mate-nya telah dibawa pergi entah kemana.Gerald menangis.Untuk yang kedua kali sejak kematian kakeknya Zachary. Se-bajingan apapun Vernon, Ia tetap tidak bisa menyakiti seseorang yang telah menjadi sahabatnya selama 10 tahun.Ia bahkan masih ingat Vernon yang menyerang dirinya berkali-kali namun Gerald sama sekali tak
Evelyn masih mengingat jelas perkataan yang diharapkan akan hubungan Kaum Demon dengan Perkamen Speranta, dari sekian mimpi yang selalu ia dapatkan dari sang ayah setiap malam.Dirinya juga mengerti mengapa saudaranya mengatakan jika adalah yang terpilih dari sekian 7 miliar makhluk di bumi ini.Ia kelahiran kelahirannya.11 Agustus 1999Dimana gerhana matahari terakhir pada abad 20 terjadi, tanggal dimana Evelyn menjadi satu-satunya bayi di d
Happy Reading ^_^Shit! Fuck! Asshole! Crazy jerk!Segala umpatan itu hanya bisa terucap dalam hati. Nyatanya, ia tak mungkin mengumpat pada kembar tiga darah yang memberikannya sepiring makanan berisi potongan lambung dan jantung manusia.Evelyn memang suka membunuh seseorang, tetapi dirinya bukan kanibal yang akan memakan korbannya, itu menjijikkan! Bisa saja dalam organ manusia itu terdapat virus berbahaya yang dapat mematikannya dalam jangka panjang.Jika dua hari yang lalu ia berada di Istana Vladimir. Maka sekarang, Ia berada di sebuah menara yang tak diketahui dimana lokasinya, entah bagaimana, saat ia mencoba keluar, pintunya sudah hilang dan hanya tersisa satu penerangan, yaitu jendela dengan kawat besi tebal yang Evelyn yakini tak sanggup mematahkannya.Ia berkali-kali mencoba hal bodoh, seperti menga
Happy Reading ^_^Shit! Fuck! Asshole! Crazy jerk!Segala umpatan itu hanya bisa terucap dalam hati. Nyatanya, ia tak mungkin mengumpat pada kembar tiga darah yang memberikannya sepiring makanan berisi potongan lambung dan jantung manusia.Evelyn memang suka membunuh seseorang, tetapi dirinya bukan kanibal yang akan memakan korbannya, itu menjijikkan! Bisa saja dalam organ manusia itu terdapat virus berbahaya yang dapat mematikannya dalam jangka panjang.Jika dua hari yang lalu ia berada di Istana Vladimir. Maka sekarang, Ia berada di sebuah menara yang tak diketahui dimana lokasinya, entah bagaimana, saat ia mencoba keluar, pintunya sudah hilang dan hanya tersisa satu penerangan, yaitu jendela dengan kawat besi tebal yang Evelyn yakini tak sanggup mematahkannya.Ia berkali-kali mencoba hal bodoh, seperti menga
Happy Reading ^_^Mungkin, pilihan Gerald untuk nekat melakukan perjalan menuju hutan Hoia Baciu adalah sebuah kesialan tersengaja yang pernah ia lakukan dalam seumur hidupnya.Bagaimana tidak, saat di perjalanan sekitar desa Transylvania semua nampak baik-baik saja, sampai seseorang dengan tampilan compang-camping serta tubuh dipenuhi goresan luka yang mengeluarkan ratusan belatung akibat tak pernah mandi dan diobati, tiba-tiba mendorongnya kuat dan menodongkan pisau kearah wajahnya.Berterimakasih-lah pada reflek Gerald yang dapat menahan pisau itu di udara, atau wajah tampannya akan tergores, atau lebih parah—Ia mati konyol karena dibunuh orang gila yang mencongkel matanya dengan sebilah pisau.Orang gila itu terus mengatakan kalimat aneh yang membuat bulu kuduk Gerald meremang."Akan terjadi perang besar! Kau akan mati ha
Happy Reading"Papa.. papa.. papa.. aku rindu papa.. papa.. papa.." ujar kepala anak kecil itu berguling dan jatuh dari tas Gerald seraya tersenyum creepy, menarik paksa ujung bibir yang sobek terukir hingga telinga, menampakkan rahang, gigi, hingga tengkorak pipi. Jangan lupakan leher anak itu yang sarafnya terseret dan beradu beradu dengan kotornya tanah."Papa? Hey, nak. Kembali ke habitatmu sana, kau salah alamat. Kalau mencari ayah tampan jangan aku, aku hanya akan punya anak dengan Evelyn," ucap Gerald spontan, dan Vince yang mendengar itu berteriak keras sembari menyebut segala umpatan atas ketololan Gerald."GUOBLOK! ASU TELES! MATEK KOWE, MATEK! JANCOK I TAMBAH NGELAWAK!" umpat Vince menggunak
Bunyi daun kering pada musim gugur saling gemerisik diterpa angin sepoi-sepoi, menciptakan senandung damai yang menenangkan hati, jalan setapak berhias daun serta pemandangan kilatan bias oranye senja menjadi pelengkap sempurna perjalanan Gerald.Terlalu indah, damai, dan tenang, pikirnya.Entah ia harus bersyukur atau tidak, sepertinya Hutan Hoia Baciu tak se-seram cerita yang beredar di masyarakat.Namun Gerald tak merasa jika seseorang masih mengikutinya bak bayangan."Hoy anjing!" teriak seseorang dari dalam pikiran Gerald."Ada apa Vince? Biarkan aku berjalan menemukan Dryad dengan tenang.""Kau mau ku tunjukkan jalan pintas?" pinta suara itu."Heh setan, kenapa kau tak bilang dari tadi?" tanya Gerald kesal."Ya, menunggu waktu yang tepat saja." ucapnya, Gerald merasakan hal ganjil dari kalimat terakhir yang diucapka