Share

Bab 16

“Jadi Boy cinta pertama kamu?”

Pertanyaan itu keluar juga dari bibir Diaz, tepat saat mobil yang mereka tumpangi berhenti di halaman panti asuhan. Tepat juga ketika Arum selesai menceritakan satu bagian penting masa lalunya.

Diaz tak bisa menyembunyikan keterkejutannya, bahwa pria yang dimintainya tolong untuk menjadi perantara dirinya dan Arum, justru merupakan sosok penting dalam perjalanan hidup kekasihnya.

“Mumpung belum malam, kita segera masuk, ya. Tempo hari kamu tidak sempat menyapa anak-anak karena mereka sudah tidur.” Alih-alih menjawab pertanyaan pria itu, Arum malah membuka pintu mobil dan berjalan santai naik ke teras rumahnya.

“Kamu belum jawab pertanyaanku. Kenapa menghindar? Malu?” Diaz menyusul langkah Arum. “Atau ... kamu masih ada rasa?” godanya.

“Omong kosong. Kalau memang begitu, aku tidak akan menghabiskan air mata selama dua hari ini karena jauh darimu,” jujur Arum.<

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status