Kembalinya Pewaris Tamawijaya bagian 2
Degh!
Sania terkejut, saat ia melihat pria yang satu bulan lalu merampas kesuciannya.
"De--devan!" Sania tergagap, dan bisa di dengar oleh Jaden.
"Iya, dia adalah Devan. Pria yang merenggut kesucianmu, lalu kamu berniat untuk menjebakku bila seandainya kamu hamil benar bukan?" Jaden dengan seringainya mulai menjelaskan pangkal dari rencana pertamanya.
Sania yang mendengar kata itu tidak bisa mengelak, sebab memang begitu kenyataannya.
"Martin suruh bicara pria itu, dan suruh dia menjelaskan perihal yang terjadi di Belanda sebulan yang lalu? Jika, dia-lah menjadi dalang di mana kehamilan Sania sekarang," perintah Jaden tegas tanpa di bantah.
Semua orang dalam ruangan itu hanya bisa terdiam, dan mengikuti apa saja yang akan terjadi.
'Jadi, Jaden sudah tahu tentang kehamilanku? Bagaimana bisa dia tahu, karena selama seminggu ini aku sama sekali tidak pernah pergi ke rumah sakit un
Sikap Dingin AinaSetelah selesai pesta kejutan ulang tahun untuk Aina, kini Jaden tengah mengantar Aina diiringi beberapa bodyguard dan juga kedua orang kepercayaannya Martin dan Rio.Tidak membutuhkan waktu dua puluh menit, mobil yang dikendarai supir memasuki pelataran rumah Rafael. Dengan sigap bodyguard turun lalu membukakan pintu untuk tuannya.Namun, sebelum turun Aina masih merasa tidak enak hati karena telah membuat Jaden susah selama di pesta tadi."Jaden ... terima kasih banyak untuk pesta meriah yang sudah kamu buat untukku, sebenarnya kamu tidak perlu melakukan semua seperti tadi," tidak enak Aina."Sstt ... jangan bicara apa pun, aku melakukan semua untukmu karena aku senang melakukannya. Jadi, kamu tidak perlu merasa tidak nyaman.""Tapi, Jaden ---""Sudahlah, Aina. Aku hanya ingin melihatmu tersenyum, dan bahagia. Itu tujuan utamaku. Aku tidak suka melihat raut wajahmu yang selalu sedih, karena kamu lebih cantik
Kembalinya Ingatan AinaSesuai rencananya semalam, Alya saat ini tengah berada di apotik membeli obat perangsang. Sengaja ia beli, karena tujuannya untuk membuat Aina marah dan meninggalkan Rafael untuknya.Sepulang dari apotik, terlihat Aina tengah menyirami bunga mawar kesayangannya."Pagi, Aina," sapa Alya sok ramah."Pagi, Kak.""Dari mana, Kak?" tanya Aina seraya memperhatikan kakaknya yang sudah rapi pulang dari luar."Oh, jalan-jalan sebentar. Jenuh di rumah," bohong Alya."Aku masuk dulu, ya, mau mandi gerah," sambung Alya dan langsung melangkah masuk ke dalam rumah.Aina tidak bertanya lagi, ia lebih memilih fokus menyiram bunga. Namun, Aina tidak tahu jika Alya yang tadi berpamitan masuk ingin mandi malah berjalan ke arah dapur.Alya ingin membuatkan teh hangat khusus buat Rafael, dan ia sudah tidak sabar menerima sentuhan dari Rafael yang selalu membuatnya ketagihan. Ya, setiap berhubungan intim dengan suam
Tidak Akan Kulepaskan Lagi'Apa yang terjadi denganmu, Aina. Kenapa kamu menangis, dan memintaku membawamu pergi,' monolog Jaden dengan berlari seperti orang kesetanan menuju lift.Tapi, karena lift terpakai terpaksa Jaden berlari menuju tangga darurat demi sampai di lantai dasar.Jaden sudah tidak bisa berpikir tenang, jika telah menyangkut Aina. Apalagi wanita yang ia cintai dalam diam meneleponnya dalam kondisi menangis, dan kata-kata begitu terdengar sedih.Bisa saja ia menelepon beberapa bodyguard, atau orang suruhannya untuk menyiapkan mobil. Namun, pikirannya kacau yang ada di benaknya itu cuma Aina, Aina dan Aina saja.Jaden terus saja berlarian, hingga sampai lobby. Rio yang melihat tuannya binggung berniat bertanya, tapi ia urungkan karena Jaden terlihat marah pada supirnya."Berikan kunci itu padaku, cepat!" teriak Jaden."Tapi, Tuan."Jaden yang tidak sabaran langsung merampas kunci mobil, dan berniat mengendarai send
Baru Terasa Setelah KehilanganWaktu menunjukkan pukul empat pagi, Rafael yang merasa tenggorokan kering beringsut turun dari sofa. Sebelum itu, ia melepaskan pelukannya pada Alya.Setelah turun, ia memungut celana panjang yang tergeletak di lantai. Kemudian memakainya, tanpa menggunakan atasan. Ia hanya bertelanjang dada, memperlihatkan kulit putih dan beberapa tanda merah yang dibuat Alya.Sesaat sebelum ia berjalan keluar, ia melihat pintu ruang kerjanya terbuka lebar. Pikiran tidak nyaman pun mulai memenuhi benak Rafael, ia takut ada seseorang yang melihat keintiman antara dirinya dengan Alya. Lebih takut lagi, jika Aina sendiri menyaksikan pergumulan panasnya.'Kenapa pintu ini terbuka, apa ada yang melihat keintimanku bersama Alya?''Kuharap bukan Aina yang melihat,' gumam Rafael, mulai dihinggapi ketakutan.Rafael mengitari ruang tengah, ruang makan dan melewati kamar Aina. Sesaat ia mengetuk lalu membuka kamar Aina, berharap istrinya
Kembali Bisa BerjalanHari, bulan, dan tahun berganti dilalui Aina dengan terapi dan juga pengonatan pada kakinya. Kini sedikit demi sedikit ia mulai bisa berjalan kembali.Saat ia tengah asyik berjalan, di dalam apartemen mewahnya. Tepatnya di negara Amerika, terlihat ia hampir saja terjatuh.Namun, tiba-tiba datanglah seorang pria tampan dengan sigap menyanggah tubuh mungil itu dalam dekapannya. Sehingga Aina tidak sampai terjatuh."Apa kamu tidak apa-apa?" tanya pria tampan yang tidak lain adalah Jaden, dengan nada penuh kelembutan.Aina mendengar suara yang ia hafal betul, dan wangi khas parfum Jaden. Hanya bisa memberikan senyuman termanis dari bibirnya, menandakan kalau ia dalam keadaan baik.Jaden yang mengerti, membalas senyuman itu tidak kalah tulus. Keduanya sesaat saling memandang, ada getaran cinta di dalam hati keduanya.Namun, keduanya masih butuh waktu. Terutama Aina, ia ingin memantapkan hatinya terlebih dahulu da
Mulusnya Perceraian Aina berkat kelicikan AlyaWaktu masih menunjukkan pukul delapan pagi, tiba-tiba rumah Rafael di kejutkan suara ketukan pintu yang cukup nyaring.Mengingat hari minggu, Rafael dan Alya tengah bermalas-malasan bangun pagi. Apalagi setelah kegiatan mereka semalam yang menghabiskan energi cukup banyak, dan berakhir saling mendapatkan kenikmatan.Alya mulai terusik tidurnya, ia pun bergegas bangun. Tidak lupa ia memakai pakaiannya dahulu, sebelum ia keluar membuka pintu.'Siapa, sih, pagi-pagi sudah membuat keributan!'"Aku harus mulai mencari pembantu, kesal kalau tidak hari saat enak istirahat di ganggu,' gumam Alya kesal sendiri.Alya berjalan sedikit cepat, mengingat gedoran pintu terus saja berbunyi."Iya, sebentar!" teriak Alya, setelah itu ia membuka pintu.Cekelek!Alya memandang seseorang di depannya berpenampilan mirip tukang post, Alya tidak tahu jika orang di depannya itu adalah orang su
Kembali Ke JakartaSatu tahun kemudianHari-hari berganti dengan begitu cepat, Aina dan Jaden semakin mesra dan tidak terpisahkan. Bahkan Jaden terlalu Possessive, hingga tidak membiarkan wanita mungil itu jauh darinya.Aina merasa tidak tidak masalah dengan sikap kekasihnya itu, karena apa yang dilakukan Jaden padanya semua itu bukti cinta.Ketika keduanya tengah bersantai di balkon apartemen, Aina tiba-tiba teringat Jakarta dan ia sekarang begitu merindukan kota kelahirannya.Aina merasa sudah cukup, ia berlari dari bayang-bayang mantan suami dan kakaknya sendiri. Sekarang ia sudah bisa berjalan, dan mempunyai kekasih yang begitu mencintai itu sudah cukup.Apalagi Aina juga telah bercerai dari Rafael, ia sudah tidak punya ikatan apa pun dengan mantan suaminya itu. Ia harus memulai dan membina rumah tangga baru bersama Jaden.Saat teringat Jakarta, Aina berubah seperti anak kecil yang meminta dibelikan es krim. Ia terlihat meng
Hari Pertunangan dan Ancaman RafaelWaktu berlalu dengan cepat, hubungan Rafael dan Alya di bilang baik sangatlah baik tanpa ada masalah berarti.Numun, untuk soal hati entah mengapa akhir-akhir ini hati Rafael merasa hampa, ia tidak menemukan arti bahagia saat berhubungan dengan Alya.Berbeda saat Rafael bersama Aina, perasaan damai dan tenang, terasa hangat bila di samping Aina.'Sudah satu tahun berlalu bagaimana kabarmu, Sayang. Kenapa kamu pergi tanpa memberi kabar, pulanglah di sini aku sangat merindukanmu. Hatiku hampa tanpamu, Aina,' monolog Rafael seraya memandang foto pernikahannya dengan Aina, yang sengaja ia simpan di dalam dompetnya.Saat Rafael tengah merindukan Aina, Alya datang memberitahu jika ada undangan dari Jaden teman SMA Rafael. Terlihat Alya begitu bahagia, karena di pesta pertungan Jaden nanti pasti banyak pengusaha-pengusaha muda dan tentu saja meriah akan pestanya nanti."Sayang! Ada undangan dari Dokter Jade