Setelah dari makam ayahnya Noah mengajak Lana pergi ke tebing di mana mereka waktu itu menghabiskan waktu berdua. Di sana mereka saling berciuman dengan tubuh Lana yang berbaring diatas jaket Noah dan Noah memiringkan tubuhnya agar dapat mencium Lana.
"Noah," suara gadis itu terdengar lirih, tangan lembutnya menelusuri wajah Noah dari atas sampai menyentuh bibir kekasihnya.
"Terima kasih, Lana."
"Terima kasih untuk apa?"
"Terima kasih karena kamu masih mau menerimaku dengan segala masa laluku yang begitu buruk. Kamu berasal dari keluarga yang sangat sempurna, tapi kamu malah tidak takut atau ingin menjauh dariku."
"Memangnya kamu monster yang harus aku jauhi? Semua orang memiliki masa lalu, Noah. Mereka juga tidak akan ingin memilki masa lalu yang buruk, termasuk kamu, tapi bagaimana mereka bisa menghindar dari apa yang harus terjadi dalam kehidupannya."
"Aku berjanji sama kamu, aku akan perlahan-lahan merubah diriku agar kedua orang t
Maaf, ya, jika cerita ini banyak adegan yang mungkin tidak baik, tapi memang ini settingnya kehidupan di luar , tapi nama tempatnya author pakai dengan imajinasi author sendiri, tidak menyebutkan di negara mana. Terima kasih dan semoga sehat selalu
Dia atas motor, Lana tampak ketakutan, kedua tangan cantiknya memeluk tubuh Noah dengan erat. Air matanya bahkan menetes takut dengan apa yang akan terjadi."Lana, kamu jangan takut, aku akan menjaga kamu, mama kamu tidak akan menyakiti kamu." Noah berbicara dengan tetap fokus mengendarai motornya."Aku tidak takut akan hal itu, Noah. Aku tidak peduli jika nanti mamaku akan memukulku bahkan mengusirku dari rumah yang aku takutkan jika aku harus di suruh berpisah dengan kamu."Noah seketika terdiam mendengar ucapan Lana. Mereka melanjutkan perjalanan dan akhirnya sampai di depan rumah Lana. Lana turun dengan ditemani Noah, bahkan tangan Noah menggandeng tangan Lana.Pintu dibuka dengan cepat dari dalam, tampak wajah wanita yang biasa terlihat cantik dan muka tegasnya itu sekarang berubah tampak penuh amarah. Wanita itu melihat ke arah Noah dari atas sampai bawah dan dengan tatapan jijik wanita itu menarik tangan Lana sehingga tangan Lana yang bergand
Lana menangis di dalam kamarnya. Dia tidak bisa menghubungi Noah karena ponselnya diambil oleh mamanya.Tidak lama terdengar suara ketukan dari pintu utama rumah Lana. Saat mama Lana membukanya, dia amat terkejut melihat ada Noah di depan pintu mereka."Mau apa kamu ke sini? Apa kamu tidak cukup aku usir tadi siang?" bentak wanita itu marah pada Noah."Tante, saya mau menjelaskan semuanya.""Cukup!" Salah satu telapak tangan wanita itu mengangkat ke depan muka Noah untuk menghentikan perkataan Noah."Ma, siapa yang datang?" tanya papi Lana yang penasaran kenapa istrinya tidak kembali ke meja makan."Pria berandalan yang sukanya memanfaatkan gadis muda dan kayak seperti putri kita."Papi Lana melihat Noah dari atas sampai bawah. "Om, saya mau menjelaskan sesuatu.""Pergi kamu dari sini. Apapun yang kamu katakan tidak akan berguna untukku. Siapa kamu? Berani sekali mendekati putriku.""Saya Noah. Memang saya bukan si
Noah akhirnya disuruh pergi dari rumah Lana. Lana naik ke atas kamarnya dan dia menangis sejadi-jadinya di dalam kamarnya. Leon yang berdiri dari balik pintu kamar Lana hanya bisa menatap sedih melihatkesedihan Lana. Leon tidak bisa berbuat apa-apa. "Lana," panggil Leon lirih. "Leon, tolong tinggalkan aku sendiri, aku tidak mau bicara dengan siapapun saat ini, aku mohon." Leon akhirnya memilih meninggalkan kakaknya sendirian. Di sini Lana masih meratapai nasibnya, dia hanya bisa menangis dan menangis, sedangkan Noah masih ada di depan rumah Lana, dia berdiri menunggu tepat di depan gerbang utama rumah Lana sambil berdiri memandang jendela kamar Lana. "Pa, bagaimana ini? Pria berandalan itu masih menunggu di sana, apa kita laporkan saja dia ke pihak berwajiB?" "Biarkan saja dia berdiri sampai dia merasa lelah di sana. Kita tunggu saja sampai dia pergi sendiri. Lagi pula setelah ini Lana tidak akan berani menemui dia lagi, jika Lana mencin
Pagi itu Lana yang sudah berada di dalam kelasnya dia duduk melamun sendirian, tidak lama Mara sahabatnya datang dan mendekat ke arah meja Lana. "Lana, apa kamu baik-baik saja?" "Menurut kamu?" "Aku tau apa yang akhirnya terjadi, mama kamu melarang kamu bertemu dengan Noah dan mungkin saja nanti aku juga harus menjaga radius beberapa meter dari kamu karena aku yang dianggap membawa pengaruh buruk buat kamu." "Aku tidak tau lagi apa yang akan aku lakukan, Mara? Aku hanya ingin menjelaskan jika Noah tidak seperti yang mereka pikirkan. Benar dia memiliki masa lalu yang kelam, tapi itu semua juga bukan inginnya. Noah tidak seburuk yang seperti mereka tuduhkan." "Kamu coba jelaskan perlahan jika semua sudah lebih tenang." Tangan Mara mengusap pundak Lana. "Aku yakin nanti akan mereka dengarkan semua keinginan kamu." "Apa mereka mau mendengarkan aku, Mara?" Lana menatap serius ke arah Mara. Mara juga sebenarnya tidak yakin, apalagi mamanya Lana sepe
Di dalam mobil Lana terus saja melihati bunga yang diberikan oleh Noah. Mamanya yang duduk di sebelahnya tampak sangat kesal."Kenapa kamu melihati bunga tidak berguna itu? Pria berandalan itu hanya bisa memberikan kamu bunga seperti itu. Apa yang kamu harapkan dari dia?"Lana melihat ke arah mamanya. "Bunga ini mungkin bagi mama tidak berharga, tapi bagiku ini sangat berharga. Ini pemberian yang tulus dari kakaknya Noah, Ma.""Kakaknya Noah? Jadi pria berandalan itu punya kakak? Apa dia juga seorang berandalan?""Kak Nathali bukan berandalan, dia wanita yang sangat baik, hanya saja hidupnya tidak baik.""Tidak baik? Apa maksud kamu?""Noah selama ini mengikuti balapan motor karena dia ingin mengobati kakaknya yang sedang di rawat di rumah sakit jiwa akibat mentalnya yang terganggu.""Apa? Jadi berandalan itu memiliki kakak yang di rawat di rumah sakit jiwa? Ya Tuhan! Lalu apa yang kamu lihat dari pria berandalan itu?Dengan ce
Daniel tidak dapat memaksa Noah untuk meminta tolong pada mamanya karena hal itu tidak akan pernah Noah lakukan."Ya sudah, kamu berusaha sendiri saja dengan lebih giat, tapi entah kenapa hal itu pasti akan sangat sulit, Noah." Daniel menepuk pundak Noah dan pergi dari sana.Hari-hari dilalui Noah dan Lana penuh dengan rasa rindu yang mendalam. Lana selalu diawasi oleh mamanya dan Lana tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Noah pun hanya bisa melihat Lana dari kejauhan tanpa bisa mendekat pada gadis yang dicintainya itu."Lana, nanti malam kita akan ada pertemuan dengan teman mama, mama harap kamu bisa ikut makan malam dengan kita dan tolong raut wajah kamu jangan seperti itu. Mama tidak suka jika setiap hari melihat wajah kamu seperti itu.""Ma, mana ponselku. Apa mama selain menjauhkan aku dari Noah, Mama juga mau membuat hidupku seperti di kurung tidak boleh berkomunikasi dengan orang lain, hanya boleh dengan kalian saja yang bahkan tidak pernah mengajakku
Malam itu tepat jam tujuh, mama dan papi Lana serta Leon sudah siap untuk berangkat ke pesta yang di adakan oleh teman mamanya Lana."Leon, apa tadi kamu tidak melihat Nala di kamarnya? Kenapa dia lama sekali?""Aku tidak melihatnya, Ma. Mungkin dia masih bersiap-siap. Kalian para wanita kan memang lama kalau di suruh dandan," celetuk Leon."Mama akan lihat Nala di atas, siapa tau anak itu belum bersiap-siap karena tidak mau ikut dalam acara pesta ini." Wanita dengan tinggi semampai itu menjinjing dress panjangnya menaiki anak tanggan untuk melihat Lana."Aku tidak mau datang ke pesta itu. Aku benar-benar malas ikut ke sana," Lana sedang berdialog di depan cermin di meja riasnya."Lana! Apa yang kamu lakukan di sana? Kenapa kamu lama sekali di kamar kamu? Mama dan papi dari tadi menunggu kamu!" Wanita itu masuk dan mendekat ke arah putrinya yang sudah menggunakan gaunnya, tapi belum memakai make up sama sekali dan hanya membiarkan rambu
Lana berjalan dengan Jason mencari minuman dingin. Jason tampak senang dengan Lana, dia dari tadi tidak hentinya memandang Lana. Lana yang dipandang seperti itu tampak sangat tidak nyaman."Lana, setelah lulus sekolah kamu ingin melanjutkan kuliah di mana?""Aku masih belum tau, Jason." Lana tampak enggan melihat ke arah Jason."Bagaimana jika kamu kuliah denganku? Kita bisa tinggal bersama di apartemen milikku yang ada di sana?""Tinggal bersama? Aku tidak mau, apalagi kita tidak ada hubungan apa-apa. Lagian aku tidak tertarik kuliah di tempat kamu.""Memangnya kamu tidak pernah berdua dengan seorang pria?""Aku memiliki kekasih, tapi aku tidak tinggal bersamanya."Jason seketika memegang tangan Lana. Lana sontak saja terkejut. "Lana, aku di beritahu oleh mamaku jika kamu dan aku akan di jodohkan. Jujur saja saat melihat kamu aku tertarik dengan kamu. Apa kamu juga suka denganku?"Seketika kedua bola mata Lana mendelik. "Apa?