Share

Saling Memaafkan

“Baang!”

Inginnya kutangkap tubuh mungil itu masuk ke dalam pelukan, tetapi sayang tak bisa terhalang luka yang menyakitkan. Yang bisa kulakukan hanyalah memandangnya berlari ke arahku dengan mata berkaca.

“Vivi,” gumamku kembali memanggil namanya.

Mataku mendadak panas. Segumpal cairan bening mulai terbendung di pelupuknya, dan aku masih berusaha menahan agar tak jatuh.

Jika tak ingat ada mbak-ku, sudah luruh air mata ini.

“Abang, masyaallah akhirnya abang sadarkan diri. Maafin Vivi, semua gara-gara Vivi,” sesalnya meraih jemariku. Dia menggenggam cukup erat. Dia menangis di sampingku tanpa peduli dengan keberadaan kakakku. Dasar.

“Bukan salah siapa-siapa. Jangan menyalahkan diri sendiri, semua sudah takdir. Allah yang telah mengatur semua,” Aku berusaha meyakinkannya agar dia tak lagi menyalahkan diri lagi.

Coba lihat saja betapa kasihan pacarku ini. Matanya sembab, wajahnya kusam. Pasti dia telah melewati tiga malam dengan tangisan. Pasti kurang istirahat karena aku. Dia pasti mend
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status