Share

2. MASA LALU YANG KELAM

Menjelang ajalnya datang menjemput, semua kenangan pahit seolah berputar kembali di memory Zaha.

Kenangan yang membuat Zaha sampai melakukan aksi nekat malam ini.

Mungkin hanya sebentar saja kebahagiaan itu dirasakannya, ketika ayah, ibu, dan kakak perempuannya masih hidup.

Itu adalah memory sebelum usia Zaha 7 tahun. Bahkan Zaha sendiri hampir lupa, apa arti bahagia itu yang sebenarnya? Karena saat usianya tepat 7 tahun, keluarganya merayakan pesta ulang tahunnya dengan sangat meriahn. Semua kolega orang tuanya hadir dan memberi hadiah padanya, Zaha kecil benar-benar mendapat semua cinta dan sayang dari semua orang saat itu.

Namun, momen bahagia itu juga menjadi hari terkelam dalam hidupnya.

Tengah malam, saat semua orang sudah terlelap dalam tidurnya masing-masing, se kelompok perampok memasuki rumah mereka. Zaha dan kakak perempuannya, Ainun yang masih berusia 11 tahun disekap di ruang tengah rumahnya, lalu disusul oleh Opa dan Omanya.

Sementara itu, Zaha kecil dapat mendengar suara perkelahian dari kamar orangtuanya. Rupanya para perampok itu berniat langsung membunuh ayahnya, namun Ayahnya yang memiliki kemampuan beladiri berhasil membunuh 4 orang perampok tersebut.

Namun, nahas. Saat Ayahnya, Zainudin keluar dari kamar dan bermaksud menyelamatkan anak-anaknya, ia ditembak oleh salah seorang perampok. 4 kali tembakan ke tubuh Zainudin, membuat ayahnya tersebut meregang nyawa dengan tragisnya. Tidak terkira rasa takut dan trauma yang harus ditanggung oleh Zaha kecil.

Di depan matanya sendirinya, Zaha menyaksikan ayah yang sangat dibanggakannya itu dibunuh dengan cara yang sangat keji. Tidak hanya berhenti sampai disitu, Opa dan Omanya yang memberontak karena melihat menantunya dibunuh, juga ikut dibantai dengan cara digorok oleh para perampok.

Apakah kengeriannya berhenti sampai disitu? Ternyata tidak.

Ibunya, Hayati diseret paksa ke ruang tamu, bersama dengan kakak perempuannya yang masih berusia 11 tahun. Mereka diperkosa secara brutal oleh para perampok tersebut, tidak terlukiskan bagaimana jerit pilu keduanya karena kehormatan mereka yang direnggut secara paksa oleh para perampok keji tersebut.

Para perampok tersebut tertawa dengan penuh kepuasan begitu nafsu binatangnya sudah berhasil tersalurkan, lalu dengan golok yang dipakai untuk membunuh kedua Opa dan Oma Zaha, mereka memancung kepala Ibu dan Kakak perempuannya.

Zaha menyaksikan sendiri, dua kepala orang yang sangat dicintainya menggelinding tepat dibawah kakinya.

Zaha sendiri menjerit pilu dan penuh dendam pada para perampok tersebut, sampai-sampai tidak terdengar lagi teriakan dari mulut kecilnya, hanya matanya yang memerah memandang penuh dendam pada perampok tersebut.

"Masih ada satu Anaknya bos, bagaimana? Kita habisi juga, kah?" Tanya salah seorang perampok.

"Jangan biarkan satu orang pun hidup." Perintah bosnya acuh tak acuh.

Misi mereka malam itu adalah untuk menghabisi seluruh keluarga Zainudin, tanpa melewatkan satu orang pun.

Namun belum sempat anak buah perampok tersebut mengeksekusinya, terdengar suara tembakan dari luar rumah.

Security perumahan yang terlambat datang, menjadi penyelamat nyawa kecil Zaha. Para penjahat tersebut yang tidak ingin identitas mereka terkuak, berhasil melarikan diri bersama anak buah mereka yang tewas.

Sehari setelahnya,

Ada seorang pria paruh baya yang berkunjung ke rumah Zainudin. Orangtua tersebut mengaku sebagai guru silat ayah Zaha sewaktu masa kuliah. 

Zaha yang tidak lagi memiliki keluarga, akhirnya di asuh oleh Midun.

Midun ternyata adalah seorang jawara di masa mudanya. Ia juga mantan seorang kepala gengster yang akhirnya memilih pensiun dan menikmati kehidupan sebagai orang biasa. Sehari sebelumnya, Midun mendapat firasat aneh dan ingin berkunjung ke ibu kota untuk melihat keluarga muridnya. 

Sangat disayangkan, kedatangannya terlambat. Muridnya, Zainudin dan keluarganya telah tewas dan hanya menyisakan satu orang anak lelakinya. Midun merasa sangat bersalah karena tidak bisa menyelamatkan sang murid, untuk menebus rasa bersalahnya, Midun memutuskan untuk mengangkat Zaha sebagai murid dan mewariskan seluruh kemampuannya.

Berkat didikan Midun pula, Zaha tumbuh menjadi pribadi yang tangguh dan dingin. Seperti Bapak, seperti itu pula anaknya. Zaha ternyata sangat berbakat dan dengan cepat dapat menguasai apa yang Midun ajarkan. 

Midun menurunkan semua kemampuannya pada Zaha.

Midun yang sudah tua memperlakukan Zaha dengan keras. Menurutnya, lawan yang akan dihadapi oleh Zaha sangatlah kuat! Sehingga, ia benar-benar mendidik Zaha dengan sangat disiplin.

Sejak kecil Zaha sudah akrab dengan dunia kekerasan, usia 11 tahun namanya sudah dikenal di kalangan preman tempat tinggalnya. Usia 16 tahun, Zaha berhasil membalas dendamnya pada para pembunuh keluarganya. Zaha membantai seluruh perampok yang telah membunuh dan memperkosa ibu dan kakaknya.

Tidak hanya itu, dendam yang telah membatu dalam hatinya, membuat Zaha juga turut membantai seluruh keluarga dari perampok tersebut. Zaha tumbuh menjadi karakter yang tidak lagi memiliki perasaan, kekejian yang dialami oleh keluarganya memicu Zaha berubah menjadi karakter yang tidak kenal belas kasihan.

Akibatnya, Ia tertangkap oleh pihak kepolisian beberapa hari kemudian.

Namun karena usianya yang masih dibawah 17 tahun saat itu, Zaha di penjara dalam tahanan khusus anak-anak.

Di dalam penjara pun, Zaha sangat disegani karena berhasil menundukkan para penjahat kelas kakap dalam duel sengit antar sesama tahanan. Karena melihat bakat spesialnya tersebut, Zaha dibina lalu direkrut dalam satuan kepolisian.

Benar saja, hanya dalam beberapa tahun berkarir sebagai polisi muda, Zaha mencatatkan prestasi yang gemilang. Sehingga, Zaha dalam waktu sangat singkat direkomendasikan untuk masuk dalam satuan khusus Kepolisian.

Lagi-lagi Zaha berhasil menunjukan prestasi yang sangat siginifikan, Zaha tidak takut dengan tindak kriminal apapun. Bahkan pernah, Zaha mengerebek sindikat perdagangan narkoba yang cukup besar, hanya seorang diri.

Berkat prestasi tersebut, Zaha kembali direkomendasikan untuk masuk ke dalam pasukan super elit yang khusus menangani tindak kejahatan dengan level tinggi yang termasuk dalam kasus dengan tindakan luar biasa.

Dari sanalah, Zaha berhasil menemukan sebuah dokumen yang membuat arah hidupnya jadi berubah.

Sebuah dokumen rahasia yang mengungkap tentang kematian keluarga besarnya, 26 tahun yang lalu.

Ternyata, dalang dibalik bencana yang menimpa keluarganya adalah salah satu petinggi kepolisian. Alasannya, karena ayah Zaha tidak mau diajak bekerja sama dalam sebuah proyek besar, salah satu pembangunan markas kepolisian. Proyek itu sendiri, sarat dengan korupsi.

Zainudin yang mengetahui akan hal itu, menolak proyek tersebut, karena wataknya yang menjunjung tinggi kejujuran dan kebenaran. Ayah Zaha telah mengingatkan untuk tidak meneruskan proyek tersebut.

Namun karena ketamakannya, petinggi polisi tersebut menyewa sekelompok mafia sebagai alat untuk menghabisi Zainudin, karena dianggap dapat membahayakan tujuan sang petinggi kepolisian tersebut.

Pimpinan Zaha yang juga mengetahui dokumen tersebut, memanfaatkan Zaha sebagai alat untuk menghabisi petinggi polisi tersebut, karena polisi tersebut merupakan saingannya dalam menduduki salah satu jabatan penting di tubuh kepolisian.

Zaha yang tidak mengetahui niat komandannya, berhasil membunuh elit polisi tersebut. Tanpa disadari Zaha, ternyata ia sengaja dijadikan kambing hitam dan ditetapkan sebagai tersangka dan selanjutnya dipecat secara tidak hormat dari kesatuan.

Zaha yang merasa hanya diperalat, kemudian merencanakan pembalasan pada atasannya. Ia sadar, kalau lawan yang akan dihabisinya saat itu bukanlah orang sembarangan, karena orang tersebut merupakan atasannya langsung yang memimpin pasukan super elit di Kepolisian.

Sebuah misi tersulit dalam hidupnya dan boleh dibilang itu adalah sebuah misi bunuh diri atau mission imposible dengan peluang keberhasilan hanya 5 persen, karena Zaha akan langsung membunuh targetnya tersebut dimarkasnya pasukan super elit, pasukan terbaiknya Negeri ini.

Benar saja, saat menjalankan aksinya, Zaha harus menghadapi mantan rekan-rekannya yang pernah satu tim dengannya dulu. Pasukan yang memiliki kemampuan khusus, jauh diatas rata-rata pasukan biasa.

Dengan perencanaan yang sangat matang, serta ditunjang kemampuannya yang luar biasa, Zaha berhasil menjalankan misinya dan membunuh atasannya tersebut.

Namun, Zaha harus menderita luka yang sangat parah sebagai imbalannya. Bahkan jika Zaha tidak masuk kedalam jurang sekalipun, Zaha tetap akan mati karena parahnya luka yang dideritanya.

Sebutir air mata terlihat mengalir disudut matanya.

"A-aku akan se-sege-ra menyusul kalian. Arghk. a-ayah, i-ibu, ka-kak.." Dadanya terlihat terangkat, lalu Zaha pun menghembuskan nafasnya yang terakhir. Tepat disaat gerhana bulan sedang penuh total, dimana bulan melalui titik pusat daerah umbra dan warna bulan menjadi merah merata.

Nama : ZAHA

Usia saat kematian : 33 Tahun

Karir : ex pasukan super elit dan pembunuh bayaran.

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Ban-Jeki
maau tanya ini target pembaca wanita atau pria? kak. mohon di jawab
goodnovel comment avatar
Ramdhani Yona
aku ikut sedih deh
goodnovel comment avatar
chaniago13 C
sambungan dri crita zainudin dan hayati ya?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status