Suamiku, anak paling bungsu dari lima saudara. Kakak ipar yang punya hajat adalah anak pertama namanya Mba Ati, mereka lima bersaudara dua perempuan tiga laki laki.
Aku adalah ipar paling bungsu dikeluarga suami. Setelah menikah, kami memutuskan mengontrak rumah, karena belum punya uang untuk membangun rumah sendiri, ditambah penghasilan suamiku yang tak seberapa dari hasil ojek.Sementara, kakak dan Abang iparku semua sudah memiliki rumah sendiri dari usaha masing masing, bisa dibilang kami lah yang paling miskin diantara keluarga suamiku.
Semenjak menikah, suami menyuruhku agar dirumah saja, menjadi ibu rumah tangga. Kuturuti saja kemauan suamiku karena Aku ingin menjadi istri yang baik dan berbakti pada suami.________
Sehari sebelum acara pesta, aku dan Mas Andi sudah menginap dirumah kakak ipar pertama, mbak Ati. Dan itu atas permintaan kakak ipar ku.
Aku dan suami mengerjakan apa saja yang bisa kami bantu, memasak, mencuci piring, membersihkan ikan, membersihkan rumah, dan sebagainya.Sementara kulihat ipar ipar lain mereka hanya datang terlambat dan hanya makan makan saja. Tak sepertiku yang sedari kemarin sudah pontang panting didapur. Mungkin mereka terlalu sibuk mengurus usaha suaminya jadi tak sempat bantu masak apalagi mencuci wajan yang luar biasa kotor.Pesta pun usai, malam pun tiba. Semua tamu undangan pulang kerumahnya masing masing, tinggallah keluarga inti dirumah mbak Ati, Kakak iparku.Yang membuatku sedih dan miris adalah, ipar lain yang datang terlambat, datang hanya untuk makan makan saja, tapi justru mereka dikasih rantang satu persatu lengkap dengan isinya. aku melihat dengan mata kepala ku sendiri. sedih sekali hatiku, mereka tak menghargai lelahku dari kemarin. Sedangkan aku yang dari kemarin pontang panting mengerjakan semua pekerjaan , sampai suamiku libur kerja demi bantu acara kakak nya.Tak ada satu rantang pun yang aku terima. Aku bukan mengharap balas jasa, tapi ini tidak adil bagiku dan mas Andi.Kami yang capek dari kemarin sampai menginap dirumah mbak Ati demi bisa membantu acara hajatannya. justru tak ada barang secuil makanan yang disisakan untuk kami.Sedih sekali rasanya, mengapa kakak ipar melilih kasih. Mengapa aku tak diberikan hal yang sama seperti adik iparnya yang lain.
Apa karena ipar lain kaya, sedangkan aku miskin?Kulirik dapur kakak ipar, hanya nasi putih dan sambal goreng kering yang tersisa.
Suamiku menyuruhku untuk membawa pulang lauk untuk makan dirumah karena seharian suami tidak bekerja. Sehari saja suamiku tak mengojek maka tak ada pemasukan bagi kami, otomatis dapur kami tidak bisa memasak apa apa.Apa yang bisa kubawa pulang??? Hanya secuil sambal goreng kering dan nasi putih yang Teronggok dalam termos.Sedih sekali rasanya, pengorbanan dan perjuanganku dan suami tak dihargai.Sia sia saja aku membantunya dari kemarin, aku ingin marah tapi kuurungkan amarahku, mengingat aku menantu baru dikeluarga ini.Bersambung.....
Part 2"Mas...gak ada lagi lauknya."Ucapku pada mas Andi, yang masih menunggu ku membawa pulang lauk."Coba tanya sama kakak aja Nur." Jawab suamiku.Sebenarnya aku malas sekali mananyakan ini pada kakak iparku, apalagi dia sedang sibuk menghitung isi amplop, bisa bisa habis aku di omelin."Mas aja yang tanya deh." aku malas sekali bertanya pada kakak ipar ku itu, bisa bisa aku dipermalukan.Dengan berat hati, suamiku beranjak menemui kakaknya."Kak ...kami mau pulang, masih ada lauk gak kak buat kami, kami gak masak di rumah dari kemarin?" Tanya suamiku pada kakaknya."Kamu lihat aja di dapur ndi, kakak lagi sibuk nih.." ucap kakak iparku sambil membuka amplop pemberian tamu undangan.Mas Andi mengajakku ke dapur, lalu kulihat kakak kedua mas Andi, kak sari mengikuti kami dari belakang."Mau ngapain nur?" Tanya kak sari, kakak ipar padaku."Mau bawa pula
Part 3Semenjak pandemi melanda , bang Andi ikut merasakan dampaknya. Pelanggan ojek nya yang biasanya anak sekolah, pegawai kantoran dan mahasiswa jadi sepi.karena sedang terjawi wabah pandemi, pemerintah meliburkan semua lembaga pendidikan. Semua sekolah sekolah dari TK,SD, SMP, SMA dan juga mahasiswa."Mas...kok cepet kali pulang.." tanya ku pada bang Andi yang sudah pulang jam 10.00 pagi."Sepi dek. Anak anak gak sekolah, orang kantor gak masuk katanya kerja dirumah, mahasiswa juga gak masuk kuliah. Pelanggan mas pada gak keluar rumah dek" ucap bang Andi dengan raut wajah yang kecewa."Sabar ya mas. Mungkin ada rejeki di tempat lain." Aku berusaha menguatkan suamiku.Kasian kulihat mas Andi yang kehilangan pencarian nya, aku berinisiatif membantunya dengan membuat kue jajanan ."Ma
Part 4Berbulan bulan sudah aku menggeluti usaha kue, yang awalnya aku menitip di satu warung kini sudah sepuluh warung.Mas Andi juga membantuku mencari pelanggan baru, tak hanya menitip di warung saja. Kini, banyak acara syukuran dikampung memesan kue buatanku, katanya kue buatanku enak dan harganya terjangkau.Aku sangat senang, usaha yang kurintis dari nol kini sudah menunjukkan hasil. Pundi pundi rupiah pun semakin bertambah.Aku mulai memperkerjakan seorang pegawai yang tak lain adalah tetanggaku, buk ipah. Seorang janda yang punya tiga anak yatimBersama buk ipah usaha kue ku semakin lancar. Alhamdulillah, suamiku tak lagi kesusahan memikirkan pelanggan ojeknya yang semakin sedikit.Kini, suamiku hanya fokus mengantarkan pesanan kue saja.Suatu hari, mertuaku sakit aku dan suami berencana menjen
Part 5"Mas... coba kamu lihat tabunganku.. " ucapku pada mas Andi seraya menunjukkan tabungan hasil jualan kue hampir setahun."Alhamdulillah..banyak sekali dek.." ucap suamiku dengan wajah gembira ."Iya mas...Alhamdulillah..aku punya ide mas"."Ide apa..""Aku mau jualan kue di toko..""Apa...kamu mau nyewa toko?""Iya mas...tabunganku sudah cukup untuk sewa toko mas untuk modal aku mau ajukan pinjaman ke Bank""Kamu udah pikir pikir dek...jangan buru buru.""Sudah mas...ini impianku dari dulu, aku pingin jualan kue di toko sendiri..""Mas hanya bisa kasih dukungan buat kamu, apa pun yang kamu inginkan asal itu baik mas setuju.""Makasih.. mas mau dukung aku."Aku senang sekali hampir setahun usaha kue ku berjalan lancar dan hasil nya kutabung di rekening. Alhamdulillah usaha tidak akan mengkhianati hasil.Aku sejak dul
Setelah transaksi dengan pak Burhan selesai aku berencana mengajak adik adikku untuk bersih bersih toko yang baru saja aku sewa.Rencananya aku dan mas Andi akan membuat syukuran sebelum memulai usaha kue ku ditoko baru."Mas..kapan kita buat syukuran ditoko baru?" Ucapku pada mas Andi"Nanti dek..kita bersih bersih dulu tokonya terus kita beli perlengkapan dan alat alat yang kita butuhkan buat pajangan kue yang sudah siap, kalau semua udah beres baru kita buat syukuran..oke..""Oke mas..pokoknya aku percayakan semua sama kamu." Ucapku pada mas Andi dengan wajah ceria.Sejak usaha kue ku berjalan lancar, mas Andi tidak lagi menjadi tukang ojek, kini dia membantu usaha kue ku yang semakin hari semakin banyak pesanan.Aku sangat bersyukur, dibalik kesusahan dulu yang kami rasakan sedikit demi sedikit kebahagian mulai kami rasakan.Aku juga tak lupa berbagi, jika
Setelah beberapa hari aku dan adik adikku bersih bersih toko, hari ini tibalah waktu yang kami tunggu tunggu. Acara tepung tawar atau syukuran atas toko perdana kami.Acara syukuran dan pembukaan toko kue pertama kami, aku sudah mengundang beberapa saudara dan kerabat untuk menghadiri acaa kecil kecilan di toko baru.Makanan dan kue sudah tersaji rapi di atas meja, kursi, dan dekorasi juga sudah disiapkan.Pukul 09.00 pagi tamu undangan yang tak lain adalah kerabat ku mulai berdatangan satu persatu."Assalamualaikum. nur..." ucap buk Leni saudara ibuku."Waalaikum salam buk.. masuk buk " ucapku mempersilakan buk leni."Wah..hebat kamu nur udah bisa buka toko sendiri," puji buk Leni membuatku tersenyum bahagia."Masih toko orang loh buk..nur cuma sewa aja.." jawabku tidak ingin membanggakan diri.''awalnya sewa nanti lama lama pasti
Setelah memutuskan membuka usaha kue di toko. Aku dan suami tak lagi tinggal dirumah kontrakan yang dulu.Kini, kami tinggal di ruko tempat usaha kue kami.Lantai satu dijadikan tempat usaha sedangkan lantai dua kami jadikan tempat tinggal.Aku merekrut tiga orang karyawan, dua orang menjaga toko dan satu orang membantuku membuat kue di dapur toko.Mas Andi bertugas mengawasi dan menyetok bahan pembuatan kue, sesekali mas Andi menjadi kurir kue jika ada pelanggan yang meminta pesanan online.Setelah Tinggal di ruko, kehidupanku dan suami berangsur angsur membaik.Begitu pula dengan kondisi ekonomi kami, tak perlu kami memikirkan sewa kontrakan rumah setiap bulan dan harus bayar listrik prabayar yang tiba tiba berbunyi jika pulsa habis tengah malam.Kini, kehidupan baru mulai kami rintis.Usaha kue ku sedikit demi sedikit mengalami kemajuan. Karena disamping jual di toko aku juga membuka toko onli
Part 9Keponakan suamiku minta kerjaDi tengah pembicaraanku denga Riko datanglah mas Andi suamiku."Loh..Riko kapan sampainya?" Ucap mas Andi kaget melihat Riko sudah berada didalam toko.''udah sepuluh menit yang lalu om.""Jadi gimana ko? Mau kerja sama om?""Belum kerja saja sudah nanya gaji." Ucapku kesal."Kan Riko cuma pengen tau Tante..." Ujar Riko membela diri."Jadi gini ko... Om minta kamu untuk jadi pengantar kue pesanan pelanggan, tiga kamu cuma nganter kue aja, soal gaji kamu gak usah khawatir kamu nanti om gaji sama seperti karyawan lain, untuk yang bekerja 8 jam om gaji satu juta dan uang makan sehari 20 ribu, nah kalau kamu mau bekerja lebih dari 8 jam sehari, gaji kamu lebih besar dari karyawan lain.""Tapi kerja disini ada syaratnya, masuk jam 8 pulang jam 5." Ujarku mewanti wanti agar Riko bisa datang kerja seperti yang lain."Cepet sekali Tan