Ditunggu sampai satu jam, masih juga Zeion belum datang.“Bocah itu, apa dia sengaja untuk membuatku menunggu di sini?” Emosi Hander mulai tidak terkendali lagi, dia ingin cepat-cepat untuk melangkah dan melayangkan pukulan.Urat-urat di tangannya bermunculan, siap untuk menghantamkan serangan.Tapi, belum juga memulai langkah, dia menatap pintu gubuk terbuka, tidak beberapa lama sosok yang ditunggunya telah muncul.“Akhirnya kau muncul juga...” tegur Hander terhadap Zeion yang kini berpakaian jauh berwibawa.“Uh...” Tidak pernah dilihat Zeion sebelumnya sebuah senyuman mengukir di wajah pria tua ini.Meski sesaat, Hander mengungkapkan emosi di dalam tubuhnya, segera dia berpaling.“Sudah, segera kau lakukan perjalananmu, jangan pernah lagi untuk muncul di hadapanku, jika kau belum mampu menjadi seorang kesatria yang hebat...&rd
Hidup selama ini di dalam rumah yang dianggap sebagai sebuah penjara, Zeion tidak pernah merasakan yang namanya kenyamanan untuk berada di sekitar orang-orang.Pertama kalinya dia berjalan di jalanan desa, banyak orang yang beraktivitas di sana. Wajahnya sedikit cemas, beberapa orang memperhatikannya dengan tatapan sinis, bahkan ada juga yang mencibir.“Apa ada yang salah denganku? Pandangan mereka ini...”Sorot mata setiap orang di sana kembali memberikan ingatan tentang kehidupan di masa lalu, kalau mau diingat lagi, Zeion benar-benar rasanya ingin muntah.Grrrh...Seketika saja langkah kakinya terhenti oleh suara perut yang berbunyi, dipandanginya perutnya dengan serius.“Astaga, aku lupa kalau hari ini belum makan!”Kalau di dalam latihan bersama Hander, perutnya sering berdemo untuk diberi makanan, namun setelah menuntaskan latihan
“A-Apa yang terjadi sebenarnya?”Si gadis yang baru saja berada di dalam kondisi bahaya, kini beralih dalam kondisi yang bingung. Melihat serigala buas yang tadi ingin memakan tubuhnya mengalami hal mengerikan.Selain hal itu, ada satu pemuda asing yang berdiri di sana sembari memasang posisi seolah telah menggunakan sihir tingkat tinggi.“Siapa orang ini? Kenapa dia mendadak muncul di hadapanku dan melakukan hal seperti ini?”Napas Zeion sedikit berdebar setelah menggunakan energi seperti itu.Tubuhnya membungkuk sembari menatap tangan kanan yang terus berdenyut.“Tidak aku pikirkan kalau sensasi dari menggunakan kekuatan semacam ini cukup mengerikan! Kalau dipikir-pikir lagi, memang setiap pertarungan yang dilakukan harus mengorbankan segala hal yang dimiliki...”Bagaimana Hander mengajarkan semua ini sudah terlihat jelas, bagi seorang sepertinya memang sejak awal tidak memiliki apa-apa.Tap! Tap...Suara langkah kaki terdengar hingga membuat Zeion harus menyimpan pemikirannya saat
Sudah menjadi hal yang wajar, setelah melakukan kebaikan, maka Zeion akan disambut dengan ramah.Dia dipersilahkan untuk bertamu ke rumah Maria, duduk di depan meja yang sudah ada makanan dan minuman siap untuk menyegarkan tubuh.Mata Zeion langsung terpanah dengan jumlah makanan itu, sejak dari tadi perutnya yang berdemo semakin menggila.Tapi, mana mungkin dia dapat melakukan hal brutal untuk memakan makanan tersebut. Dia harus bersabar sampai waktu yang diinginkan tiba.Tap...Zedt datang dan duduk sembari menghadap Zeion. “Jangan malu-malu, silakan makan semua ini...”“Eh... benarkah?”Mengangguk Zedt dengan ramahnya.Tanpa banyak pikir lagi, Zeion dengan semangatnya memakan makanan tersebut. Dia mengunyah dan melakukan hal sudah sewajarnya, tapi...Siapa pun yang melihat dirinya makan, di
“Huh... bagaimana ini...”Rasanya sangat canggung untuk dia makan setelah kejadian tadi, hidangan makanan yang sudah disediakan tidak sempat untuk disentuh. Matanya hanya terus memandangi makanan tersebut.Ingin dimakannya, tapi dia sudah merasa telah merepotkan Maria dan Zedt.Kedua orang ini saling melihat, mereka juga tahu kalau sorotan mata Zeion berisi sebuah penyesalan tentang apa yang terjadi hari ini.“Tidak usah Tuan pikirkan hal tadi! Kami memakluminya kalau itu sebagai hal yang tidak disengaja...” ucap Maria yang mencoba menghibur Zeion.Sedikit melirik, masih sorot matanya berisi sebuah keraguan dan pertanyaan apakah dia memang sudah dimaafkan untuk kejadian hari ini.“Aku sudah merusak properti rumah kalian, tapi aku tidak punya uang untuk mengganti rugi...”Salah satu pelajaran lain yang diberikan Enia, meski sudah bertahun-tahun tidak melakukannya, dia tetap ingin menjaga hal yang telah diberikan orang lain, meski itu hanya sekedar nasihat.Rasa penyesalan yang begitu t
“Kenapa banyak orang yang sedang berkumpul. Apa sudah terjadi sesuatu?”Langkah kaki Zeion mulai beranjak ke arah kerumunan orang-orang itu, di sana ada Zedt yang tampak sedang memasang wajah serius. Kerutan di wajahnya sangat jelas untuk memperlihatkan betapa kritisnya situasi ini.“Tuan...”Sebelum Zeion bisa mendatangi kerumunan orang-orang itu, kakinya menjadi harus berhenti akibat suara Maria yang mendadak muncul.Spontan saja Zeion menoleh ke arah sumber suara, bertanya-tanya kenapa Maria harus menghentikannya di saat seperti ini.“Akhirnya Anda bangun juga...”Dari pertanyaan ini saja langsung menimbulkan kebingungan terhadap Zeion.Sebenarnya Zeion tidak mengetahui kalau banyak penduduk yang sedang dalam kepanikan, namun dalam kondisi yang cukup ribut ini tidak membuatnya terbangun. Bahkan, Maria dan Zedt sudah mencoba untuk membangunkannya, tapi itu semua hanya usaha yang sia-sia.Tidak mau terus bingung, Zeion segera bertanya, “Memangnya apa yang terjadi?”Maria sedikit mema
“Kau tidak akan mendapatkan kekuatan itu!” Berteriaklah Edgar kepada sosok pria tinggi di depannya.Desmon, pria bermata hitam pekat, namun juga tampan terlihat memandang terus-menerus. Aura yang dikeluarkan masih tetap sama, berbahaya dan sangat mencengkam.Keduanya sudah melakukan pertempuran cukup lama hingga mengakibatkan guncangan di seluruh benua, kekuatan mereka terus saja menyebabkan langit menjadi gelap yang disertai kilatan ungu.Saat semua menyaksikannya, jiwa dan raga terhenti untuk bernapas, bingung sesaat untuk memastikan kondisi.Sekarang tidak perlu khawatir, karena pertarungan mereka sudah mencapai titik akhir. Edgar di sini yang terlihat terpojok dengan darah mengucur dari berbagai luka yang diterimanya.“Kenapa tidak serahkan saja energi itu dan aku akan memberikanmu kematian yang pantas!” ucapnya dengan nada dingin, penuh akan kepercayaan diri.Edgar merapatkan giginya hingga dahi berkerut hebat, apa pun yang terjadi energi murni yang dirinya pertahankan selama ini
Energi besar yang dimaksud tidak dapat dijelaskan oleh sang tabib, hingga waktu pemeriksaan berakhir.Zeion kecil masih memasang senyuman khas bayi yang akan membuat setiap hati menemukan ketenangan, sayangnya waktu yang tidak tepat, kedua orang tuanya memandang dengan wajah yang ketakutan. Kalau sudah besar mungkin Zeion akan mengatakan hal apa yang bisa memberikan rasa takut begitu kuat terhadap orang tuanya. Bayi mungil itu perlahan menutup matanya, lalu hanyut dalam tidur lelap yang sedang mengisap jempol kanannya.Edmon dan istrinya Rosa saling bertukar pandangan, penuh akan kekhawatiran yang begitu besar dari apa yang sedang terjadi.Kejadian itu membuat keluarga ini memutuskan untuk membatasi kegiatan Zeion, sejak umur 4 tahun, Zeion lebih sering dikurung di dalam kamar yang ditemani beberapa buku.Hari ini pun sama, dirinya sedang duduk di dekat jendela kamar sembari membaca beberapa buku tentang penyihir kuno.“Buku ini benar-benar menyenangkan!” ucapnya yang tidak dapat mel