Share

Bab 4

Jangan merendahkan, jika anda tidak ingin di rendahkan

--------:--------

ALICE dkk kini tengah berada di toilet sekolah, karena kejadian tadi di kantin membuat mood Alice menjadi kacau abruk. Hingga Teman-temannya untuk bertanya saja rasanya tidak berani, jangankan bertanya, ngomong aja sudah salah.

"Gw bakal bales lo, cowok alay!" Bentak Alice setelah selesai menguyur wajahnya dengan air.

Auri yang bersedekap dada dan bersender di dinding toilet, menatap Alice lekat. "Mereka ga—"

"Ri gw lagi ngomong, jangan potong - potong!" bentak Alice sambil menatap Auri lewat pantulan cerminnya.

Auri dkk diam tak ingin banyak bicara, Alice mengambil lap di tangan Gatha, ia mengelap seluruh wajahnya dan langsung mengembalikan lagi kepada Gatha.

Alice membalikkan badannya, kini ia menatap para teman-temannya. "Kalian ada rencana buat balas dendam ke cowok itu?" tanya Alice sambil menatap mereka satu persatu.

Hening!

Tidak ada yang Menjawab membuat Alice geram sendiri. "Kalau ada yang tanya jawab!" bentak Alice.

Nia mengusap wajahnya kasar. "El, tadi ngomong salah, gak ngomong juga salah, kayak gak pernah bener aja kita di mata lo" ucap Nia dengan nada ketusnya.

"Ya emang kalian gak bener" jawab Alice santai membuat mereka memutar bola matanya malas.

Flasback On!

Byurrr

Dirga menumpahkan minumannya ke kepala Alice, membuat Alice kesal dan teman-temannya melongo tak percaya.

Begitu juga hal siswa-siswi yang berada di kantin, mereka kaget melihat kelakuan dari Dirga.

Alice menatap Dirga dengan tatapan sinis. "Maksud lo apa ha?" tanya Alice dengan nada ketusnya.

Dirga dengan santainya menaruh gelas di meja Angle Wing. "Maksud gw ya gini, nyirem lo" jawab Dirga santai.

Alice hendak melayangkan pukulan, namun Devan dengan cepat menangisnya. "Lo jadi cewek kasar amat" ucap Devan sambil mengempaskan tangan Alice, ia juga mati-matian menahan tawa saat ini.

"Lo harus bikin perhitungan sama gw!" bentak Alice sebelum teman-temannya menarik dirinya pergi dari kantin sekolah.

Flasback off!

***

"Haha Kasian gw liat cewek tadi lo sirem" ucap Satria di sela-selat tawanya, mengingat wajah Alice yang lucu baginya.

"Bodo!" jawab Dirga ketus.

Abi menepuk pundak Dirga. "Dir, tu cewek jalan noh kesini" ucap Abi membuat Dirga menatap ke depan.

Benar saja, ia melihat Alice dkk berjalan mendekati mereka. Dirga dkk menatap mereka dengan pandangan bingung.

Devan menatap pakaian Alice. "Lo beli baju dimana? Perasaan disekolah gak ada mal deh" ucap Devan.

Alice berkacak pinggang. "Heh, lo wakil dia kan. Mending lo diem! Gw gak ada urusan sama lo!" bentak Alice membuat mereka diam.

Alice kini kembali beralih kepada Dirga yang diam dari tadi. "Gw mau bikin perhitungan sama lo!" bentak Alice sambil menunjuk Dirga dengan jari telunjuknya.

"Eh, cewek galak! Si Dirga gak bisa matematika, dia bisa nya biologi" ucap Satria dan langsung mendapat tatapan tajam dari Alice.

"Eh kuda lumping, mending lo diem deh, bacotan lo gak bermutu" jawab Auri dengan nada sinisnya.

"Yahh emang bacotan lo bermutu?" Abi balik bertanya.

"Ya bermutu lah! Emang kayak kalian, berani di ucapan doang aslinya kayak cewek!" ucap Alice santai dan langsung mendapat tatapan tajam oleh Dirga.

"Maksud lo apa bilang kita kayak cewek?" tanya Dirga sinis.

Alice menatap tajam ke arah Dirga. "Kalau lo, cowok One by one basket! Gw tunggu di lapangan indor" ucap Alice kemudian pergi meninggalkan mereka.

Mereka menatap kepergian Alice, sementara Dirga ia menatap dengan senyum smirk di bibirnya yang terlihat sangatlah tipis.

"Sok ae emang bisa basket?" celutuk Abi dan di balas anggukan oleh Satria.

"Betul! Emang bisa?" Satria ikut menimpali.

Dirga berdiri dan memasukkan tangannya ke saku celana "Lihat saja nanti"

***

Alice dan Dirga kini sudah berada di lapangan basket, mereka sudah sama memakai pakaian anak basket.

Alice mendrible bola sambil menatap kearah Dirga, Alice kemudian memantulkan bola dan ditangkap oleh Dirga hal itu di lakukan sebanyak tiga kali hingga akhirnya mereka berperang merebutkan bola.

"Dirggaaa! Keep strong! Kalahin tu cewek bar-bar!"

"Ayo Alice! Buktikan kamu bisa!"

"STREAMING SEKARANG! MOMEN SEJARAH NIH!"

"Ayo Alice malahan!"

Terdengar sorakan-sorakan meriah dari siswa-siswa, 80% memihak ke Alice dan 85% memihak ke Dirga.

Alice berhasil merebut bola dan langsung memasukkan kedalam ring, namun hal hasil meleset.

Dirga menjulurkan lidahnya ke arah Alice, ia kemudian kembali merebut bola dari Alice.

Plung!

Bola masuk ke ring lawan membuat seluruh siswa berteriak histeris.

"Nah kalah lo! Uwwwuwu sok-sokan nantang!" teriak Satria sambil menunjuk-numpuk Alice.

"Eh! Jangan asal jelekin ketua gw! Lo gak tau kemampuan dia? Siapa tau dia lagi pemanasan" ucap Auri dengan nada ketusnya.

"Ya kali pemanasan kayak gitu" celutuk Devan.

"Tembok berjalan mendibg lo diem!" bentak Gatha dan langsung mereka diam.

Kini mereka langsung menatap ke arah Alice dan Dirga yang masih melakukan pertandingan, nampak Alice sudah hafal celah Dirga.

Plung!

Alice berhasil memasukkan bola ke keranjang lawan dan di balas sorakan oleh Teman-temannya, begitu juga siswa lain yang mendukung.

"satu-satu, wle!" ucap Alice sambil menunjukkan jari telunjuk kanan dan jari telunjuk kiri, ia juga sempat menjulurkan lidahkan ke Dirga sebelum kembali hendak mengambil bola.

"uuuu!gw bilang apa! Ketua gw lagi olahraga, ketua lo tuh cupu!" cibir Auri sambil berkacak pinggang menatap Satria dkk.

"Kalau ketua gw cupu, ngapain dia jadi ketua?" tanya Vino yang dari awal tidak pernah membuka suara.

"Lo bisa ngomong? Gw kira bisu" ucap Gatha kaget sambil menatap ke arah Vino.

"Tolol" lirih Vano pelan.

"Ta, dia juga gak bisu" ucap Lia dengan polosnya sambil menunjuk Vano.

"Lo y—"

Plung!

Brak!

"DIRGA!"

"ALICE!"

Mereka kini menjadi bahan tontonan, yang dimana ketika Alice memasukkan bola ke keranjang lawan ia tidak sengaja tersandung kaki Dirga.

Hingga ia terjatuh dan Dirga pun sama akibat tarikan Alice, posisi mereka Alice di bawah Dirga di atas banyak sekali yang mengabadikan momen tersebut.

"Cieee!" sorak siswa-siswi membuat mereka yang tadinya saling pandang kini mengalihkan pandangannya.

Alice mendorong Dirga agar menjauh dari tubuhnya,ia berdiri dan menatap Dirga tajam.

"Modus banget si lo!" bentak Alice.

Dirga menatap Alice dengan raut wajah malasnya. "Siapa juga modus, gw juga ogah kali modusin cewek kayak lo!" jawab Dirga ketus.

Alice menentang kaki Dirga. "1-2, lo kalah!" ejek Alice kemudian pergi dari area lapangan basket.

"GUYSS ANTERIN GW GANTI BAJU YOKK!" teriak Alice kepada para Teman-temannya yang setia menunggu.

Angle Wing sudah tidak berada di lapangan, hanya saja terdapat Anggota para Diamond.

"Cieee. Gimana enak gak?" tanya Satria ketika ia sudah mendekat ke Dirga.

Abi merangkul Devan. "Kayaknya lo harus latihan lagi deh" ucap Abi.

Dirga memutar bola matanya malas. "Kalau gak jatuh, gw bisa menang!" sarkas Dirga tajam.

Vino memutar bola matanya malas. "Ya kalau gak beruntung gimana?" tanya Vino.

Dirga tak menjawab, ia berdiri dan pergi meninggalkan lapangan basket. Teman-temannya memandang kepergian Dirga.

"Asal pergi aja lo!" teriak Abi dan langsung menyusul Dirga, di ikuti oleh Teman-temannya

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status