Share

#6. Ujung Perasaan Yang Terpendam

Hari baru. Mentari kembali bersinar, sinarnya sangat cerah menyinari pagi ini. Udara terasa sangat segar, pagi begitu indah di desa tempat tinggal Rio.

Setelah di malam sebelumnya Rani mengirim surat dan Rio membacanya, Mereka berdua terlihat sangat bersemangat untuk memulai harinya di Sekolah, di pagi itu.

Di sekolah, Setibanya di ruang kelas dengan perasaan senang, kini Rio yg lebih dulu memulai obrolan dan candaan terhadap Rani di dalam kelasnya. Ia lebih aktif dan sering untuk menunjukkan perasaannya terhadap Rani dengan candaan, obrolan-obrolan dan perhatian.

Rio juga tak mau lagi memberikan Surat Cinta yg sudah Ia tulis dan persiapkan untuk Rani secara diam-diam, Ia ingin memberikan Surat Cinta itu secara langsung kepada Rani di akhir jam sekolah. Tak lagi menyembunyikan identitasnya dan tak lagi harus menyelipkan suratnya diantara buku Rani.

Dan Rani, dengan perubahan sikap Rio yg menunjukkan perhatian yg lebih terhadap Rani, Ia menyadari bahwa Surat Cinta yg Ia tulis sudah di baca oleh Rio. Rani senang.

Mereka kembali akrab, dengan menunjukan sikap dan perhatiannya satu sama lainnya, dan lebih dekat. Walaupun begitu, meski asyik mereka berdua bercengkrama, bercanda dan mengobrol, tak satupun salah satu dari mereka yg mau mengungkapkan perasaannya kepada satu sama lain. Bahkan, pujian-pujian dan ataupun kata Cinta pun tak pernah terucap dari mulut mereka berdua, seakan mereka lupa akan tulisan-tulisan perasaan dan pujian-pujian dalam Surat Cinta mereka yg mereka tulis.

Dalam obrolan mereka, Rio dan Rani juga tak pernah menyinggung tentang Surat Cinta mereka, seolah mereka kembali akrab bukan karena Surat Cinta yg mereka tulis.

Di penghujung waktu pulang sekolah, di perjalanan dari ruang kelas menuju jalan raya, Rani dan Rio dengan asyik bercengkrama di perjalanannya sampai ujung jalan raya. Dan sebelum berpisah, Rio memberikan secara langsung Surat Cinta yg tadi malam sengaja Ia tulis untuk Rani.

Rani menerima Surat Cinta tersebut dan menukarnyanya dengan Senyuman, Senyum yg sangat indah dan berarti bagi Rio. Senyum tulus dari Rani, Ia berikan kepada Rio di akhir pertemuan di waktu itu.

Sesampainya di rumah, Rani langsung membuka Surat Cinta yg Ia terima. Dengan wajah yg sangat riang dan hati yang berbunga-bunga, Rani membaca Surat Cinta itu. Seketika, Ia terus teringat wajah tampan Rio dan juga candaan-candaan mereka.

Setelah membaca surat itu, Rani berpikir untuk kembali membalas Surat Cinta itu.

Malamnya di waktu belajar seperti biasanya, Rani membuat Surat Cinta balasan untuk Rio, yang berisi kata-kata cinta dan pujian untuk Rio.

Hari berganti, Rani berniat memberikan Surat Cinta tersebut kepada Rio. Tapi nanti seusai jam sekolah berakhir, sama seperti yg dilakukan Rio di hari sebelumnya.

Rio dan Rani kembali merajut kedekatan mereka dalam bercanda dan mengobrol di sekolah di hari ini. Di akhir hari di sekolah itu, Rani tak lupa memberikan Surat Cinta yg sudah Ia siapkan untuk Rio.

Hari demi hari berganti, Rio dan Rani terus dalam keakraban canda di sekolahnya. Kini mereka memiliki kebiasaan baru setelah memulai kembali keakraban mereka, yaitu saling berbalas Surat Cinta. Walau demikian, salah satu dari mereka pun tak pernah mengatakan Cinta ataupun membahas isi Surat Cinta yg mereka saling tulis dan kirim ketika berjumpa, seolah Surat Cinta adalah dunia yg berbeda bagi mereka.

Obrolan yg sering di obrolkan mereka berdua saat berjumpa adalah permainan-permainan yg sering dan sedang mereka lakukan bersama teman-temannya, kelakuan teman-temannya, pelajaran sekolah, guru-guru, jajanan yg sering mereka beli dan kunci-kunci jawaban pelajaran. Setelah itu di akhir sekolah mereka saling memberi Surat Cinta satu sama lain.

Mereka kini, juga tak lagi risau dengan olok-olokan teman mereka di kelas atau di sekolah. Beberapa temannya, bahkan sudah ada yg mengolok-olok kedekatan mereka, namun Rio dan Rani tak pernah lagi perduli dan tetap selalu dekat.

Di hari-hari menuju Ujian Nasional atau Ujian yg menentukan kelulusan mereka di Sekolah Dasar, hubungan mereka mulai tak seakrab biasanya. Mereka juga sudah tak lagi saling berkirim Surat, karena lingkungan sekolah, keluarga, teman-teman, dan bahkan seluruh murid kelas 6 menuntut mereka untuk selalu lebih rajin dan menambah jam belajar mereka. Serta tak lagi main-main untuk mempersiapkan diri menghadapi Ujian Nasional.

Surat Cinta terakhir yang mereka saling tulis dan mereka saling berikan, sama-sama berisikan ucapan Semangat Belajar dan Doa kelancaran dalam mengahadapi Ujian Nasional, serta kata-kata untuk Fokus dengan diri sendiri masing-masing, yg berarti sudah tak ada lagi Surat-menyurat dan tak ada lagi waktu untuk bermain-main.

Hari berganti dan berganti lagi. Di sekolah dan di rumah, hari mereka selalu dan terus disibukkan dengan belajar, belajar, belajar.

Tiba di hari Ujian Nasional, Rio dan Rani bahkan sangat jarang sekali untuk ngobrol dan bercanda, paling hanya ucapan 'Semangat dan Fokus' yang sering mereka lontarkan bila bertemu.

Hari Kelulusan pun tiba, Rio dan Rani beserta semua teman-teman kelas 6 di Sekolahnya, dinyatakan Lulus dengan nilai yg cukup memuaskan.

Di hari itu di sekolahnya, untuk pertama kalinya, setelah sekian minggu tak ngobrol dan bercanda, Rio dan Rani kembali dekat dan mengobrol.

Rio memulai obrolan dengan ucapan 'Selamat atas Kelulusan dan Nilai kelulusan', karena Rani mendapatkan Nilai paling bagus ke dua di sekolahnya. Setelah itu, Rio mengungkapkan apa yg Ia rasakan selama ini terhadap Rani, tak lagi lewat surat namun dengan berani Ia mengatakannya langsung di hadapan Rani.

Demikian juga Rani, Ia juga mengungkapkan 'Selamat atas Kelulusan Rio' diawal obrolan. Setelah Ia mendengar utaraan perasaan yg di ucapkan Rio, Rani sangatlah senang.  Tak perduli di dalam kelas dan di hadapan teman-temannnya, Rani langsung memeluk Rio dengan erat, setelah itu Rani pun mengungkapkan perasaannya juga terhadap Rio. 

Mereka saling mengungkapkan perasaan mereka satu sama lain, namun tak ada kata "Pacaran atau maukah kamu jadi pacarku?" yg keluar dari mulut mereka, karena memang Rio dan Rani tidak tahu apa itu 'Pacaran'.

Mereka hanya saling mengatakan keinginannya untuk selalu bersama, berdua dan selalu dekat, berdua bersama, hanya berdua.

Setelah itu, mereka saling bertanya tentang sekolah lanjutan atau Sekolah Menengah Pertama (SMP) yg akan mereka daftar atau mereka tuju. Kerut wajah tanda kecewa pun mulai terlihat dari mereka berdua, ketikan mereka saling mengetahui bahwa mereka tak akan lagi bisa berada di satu sekolah yg sama.

Rio di suruh orangtunya untuk melanjutkan sekolah SMP-nya yg tak terlalu jauh dari rumah, mengingat Rio tak ada yang mengantarkan pulang pergi ke sekolah. Sementara Rani, Ia disuruh orangtuanya untuk bersekolah di salah satu SMP Negeri Favorit di kabupaten itu, yg berada di tengah kota, mengingat nilai Rani sangat bagus.

Walaupun begitu, dalam obrolan mereka, Rio dan Rani saling mengucapkan janji untuk saling berkabar dan bertemu sesering mungkin.

Di awal sore, masih di Sekolah Dasar mereka, Rio dan Rani berpisah dalam keadaan sedih, karena tidak tahu akan kapan lagi bisa bersurat dan bertemu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status