BUGG
Satu pukulan melayang lagi dari Daniel. Ucapan Reymond membuatnya murka, belum lagi nyawa putranya yang kini dalam bahaya.
“Brengsek!” Daniel mencengkeram kerah baju Reymond dan meninju kembali muka pria itu. Dadanya bergemuruh, meskipun yang diucapkan pria itu tak sepenuhnya salah. Ya, tidak bisa dipungkiri Daniel memang bisa bertemu Ghea karena malam itu.
“Apa yang kalian lakukan?” Nabila berteriak dengan kencang. Wanita yang sepertinya mengalami gangguan jiwa itu menatap nyalang Ghea, dia melotot seolah mengancam dan nekat mengarahkan ujung pisau yang tajam ke leher Sean.
“Aku mohon jangan!” Ghea seketika histeris, dia berjalan mendekat membuat Nabila mundur dengan Sean yang masih ada di gendongan. Bayi itu terbangun karena kegaduhan yang terjadi di kamar itu. Melihat wanita asing jelas membuat Sean ketakutan dan menangis kencang.
Daniel berdiri, dia menco
“Maaf aku harus melakukan ini, tapi aku tidak akan melepaskanmu sampai polisi datang. Meski ini hotel milikmu kamu tidak akan mungkin lolos, kamu sepertinya tidak sadar berhadapan dengan siapa,” Ucap Daniel ke Nabila yang masih meronta karena dia mengunci tangan wanita itu kuat-kuat. Ghea benar-benar menghubungi polisi, dan satu hal yang langsung dia minta saat polisi datang adalah mengamankan semua file CCTV di hotel sebelum kejadian mengerikan yang membahayakan nyawa Sean dan dirinya tadi, Hal ini Ghea lakukan bukan tanpa alasan. Nabila yang merupakan putri pemilik hotel pasti akan dengan mudah melenyapkan semua barang bukti. Untuk Reymond si brengsek yang mengakui bahwa dia lah yang memberikan obat perangsang ke Ghea, Daniel memilih untuk tidak menyampaikannya ke polisi, karena menurutnya hanya akan mengancam karir Ghea sebagai artis dan penyanyi. “Sean!” Ghea berlari mendekati seorang polisi wanita yang menggendong putranya, mengambi
"Kamu pasti belum tahu, kalau Istri Reymond masuk ke rumah sakit jiwa." Ghea yang duduk memangku Sean di dalam mobil, setelah mereka pergi jalan-jalan pun seketika menoleh, dia masih tidak menyangka kalau Nabila benar-benar mengalami gangguan kejiwaan. "Bagaimana dengan pria itu?" tanya Ghea ragu. "Reymond? aku tidak mungkin menjeratnya karena masalah memberikan obat ke minumanmu dulu, aku takut hal itu malah menjadi boomerang untuk kita." Ghea mengangguk paham, dia menunduk memerhatikan wajah Sean yang tengah terlelap. Sejatinya dia tidak bisa membayangkan jika saat itu dia benar terkena jebakan Reymond. Memalingkan wajah ke luar jendela, Ghea merasa lega hari itu dia, Daniel dan Sean bisa menghabiskan waktu bersama. Namun, dia juga mencemaskan sesuatu, tamu bulanannya yang sepertinya tak datang tepat waktu. _ _ _ Kebahagian Ghea dan Daniel seperti tak ada habisnya. Mereka masih bergelung di bawah selimut dengan tubuh polos dan Daniel memeluk erat Ghea dari belakang. Ghea
Ghea nampak sempoyongan berjalan menyusuri lorong hotel tempatnya berpesta, untuk mencari dimana kamarnya berada. Beberapa menit yang lalu, gadis itu baru saja menenggak minuman yang telah dicampur obat perangsang oleh seseorang yang berniat tidak baik kepadanya.Berhenti di depan pintu sebuah kamar, Ghea yang setengah sadar menganggap kamar itu miliknya, dan berusaha menempelkan kunci berbentuk kartu yang dia pegang. Namun, pintu kamar itu tak kunjung terbuka, hingga seorang pria terlihat sudah berdiri di belakangnya, dan mengulurkan kartu untuk membukakan pintu untuknya.Pria itu menatap wajah Ghea dengan seksama. "Bukankah kamu artis? wah ... apa benar gosip yang menyebutkan bahwa beberapa artis memiliki pekerjaan sampingan seperti ini?"Daniel, tiga puluh satu tahun. Seorang casanova dengan jam terbang tinggi, dan jelas malam itu Daniel datang ke hotel untuk memuaskan nafsu dunianya. Namun, siapa sangka pria itu mala
Membuka matanya di pagi hari. Ghea merasakan tubuhnya linu. Menggeser sedikit kakinya, gadis itu merasakan perih di area intinya. Ia pun melongok ke dalam selimut. Mendapati tubuhnya polos tanpa sehalai benang pun, Ghea kaget. Seketika dibuangnya selimut itu ke sisi ranjang. Matanya semakin melebar melihat bercak darah yang sudah mengering, Ia pun semakin panik.Dalam kebingungannya, Ghea mencari tas dan meraih ponselnya. Ia semakin pusing karena ponsel miliknya mati. Gadis itu bergegas memunguti bajunya dan langsung mengenakannya kembali. Ia pun meringis saat memakai kembali pakaian dalamnya. Ghea hampir saja meneteskan air mata. Ia ketakutan jika di luar sana tiba-tiba saja banyak wartawan yang muncul karena pemberitaan buruk tentangnya.Berniat keluar dari kamar hotel, Ghea bingung mendapati dua kunci kamar. Satu kunci berbentuk kartu berada di atas meja, sementara satu kunci yang lain masih berada pada slot untuk mengaktifkan lampu kamar. Tubuh Ghea limbung sampai
Duduk berhadapan di ruang rapat kantor agensinya, Ghea, Jenny, Kris dan juga Noah sedang membicarakan perihal kejadian seminggu yang lalu. Mereka mencoba menerka siapa yang mencampurkan obat perangsang ke dalam minuman dua artis yang akan terlibat dalam satu judul sinetron itu.Namun, Ghea terlihat tidak fokus mendengarkan. Gadis itu sedang sibuk memikirkan, bagaimana kalau melakukan operasi selaput dara di Korea, atau berdusta pernah jatuh sehingga kehilangan keperawanan tanpa sengaja saat dia memiliki suami nantinya."Ghe! Ghea? apa kamu sakit? kenapa memakai jaket tabal di siang bolong seperti ini?" tanya Kris kepadanya.Sadar dari lamunannya, Ghea malah menarik resleting jaket sampai ke lehernya. Ia takut tanda merah keunguan yang ditinggalkan pria misterius itu dilihat oleh orang lain. Sial baginya, sudah satu minggu tapi bekas itu masih kentara di kulit putihnya."Aku tidak apa-apa," jawab Ghea
Mendekat ke arah mobil, Ghea tidak langsung masuk. Ia hanya berdiri di ambang pintu sampai Daniel menggerakkan kepalanya memintanya naik.Entah sengaja, atau memang tidak mengerti dengan kode yang diberikan Daniel. Ghea tetap berdiri dan malah berkata bahwa dirinya sibuk."Dimana aku harus tanda tangan?"Daniel tersentak, menganggap kalau Ghea tahu apa yang akan dilakukannya. Ya, dia berniat membuat perjanjian supaya gadis itu tidak akan pernah menuntut apapun di kemudian hari, bagaimanapun juga dia sudah meniduri seorang public figure yang memiliki fans garis keras di negara ini. Salah-salah Daniel lah yang akan terkena hujatan seluruh nitizen yang budiman. Casanova bukanlah aib baginya, tapi jika disebut pemerkosa-lain cerita."Pak, apa anda juga ingin berfoto? bisakah kita bergegas, saya masih perlu mengambil beberapa adegan lagi, saya sibuk!"Daniel sadar, ternyata Ghea sama
“Hadiah dari siapa?” tanya Jenny yang melihat sebuah tas kertas tergelatak di atas meja ruang santai di rumah Ghea, gadis itu tak menjawab karena potongan apel berada di mulut sementara tangannya sedang sibuk memposting fotonya di sosial media.“Ghe, kalung berlian!” ucap Jenny sesaat setelah membukanya.Ghea langsung menoleh, matanya menatap sebuah kalung yang sedang dipegang Jenny. Gadis itu duduk dan lantas bertanya sambil mengunyah apel di dalam mulutnya.“Kenapa? apa mahal?” tanya Ghea dengan polosnya.“Apa kamu ingin aku mencarikan harganya?” Tanpa menunggu jawaban Ghea, manager berusia tiga puluh dua tahun itu langsung mengambil foto kalung berlian yang diberikan Daniel untuk Ghea kemarin.Ghea hanya duduk sambil memandangi tingkah managernya, ia manatap heran saat Jenny mengarahkan ponsel sambil melebarkan manik mata.“Why? Kenapa mukamu seperti itu.”Ghea melongo, ka
Daniel terus memacu wanita teman bercintanya tanpa jeda. Ranjang kamar hotel itu pun sampai bergoyang mengikuti setiap gerakan pinggangnya. Memuaskan hasrat pria itu memang sedikit menguras tenaga. Wanita yang sedang dia masuki dari belakang itu sampai terlihat kepayahan."Ahhh ... Tuan Daniel, apa anda belum sampai juga?""Tutup mulutmu, dan nikmati saja!" Daniel meremas dua gundukan sintal milik wanita malam itu.Bagaimana bisa menikmati, lutut wanita itu sudah hampir copot karena perbuatan Daniel. Deru nafas dan desahannya terdengar memelas. Namun, Daniel tidak ingin berhenti, Ia semakin menghujam hingga mengerang panjang. Entah kenapa Daniel langsung mengeluarkan miliknya, hingga mayonnaise-nya berceceran di ranjang."Bersihkan dirimu dan ayo kita mulai lagi!""A-a-apa Tuan?" wanita itu malah ketakutan.____Se