Aku datang lagi ... happy reading yah
Mata Binar membulat, mau nolak gimana caranya? Posisi Binar sudah tidak bisa lagi kabur, lagian tangan Binar juga tetap betah memegang milik Satya di bawah sana yang ukurannya ... ukurannya bikin Binar pusing kepala. Tangan Satya tiba-tiba saja sudah menyelinap masuk dari bagian bawah baju oversize yang Binar pakai. Padahal sudah sesuai kemauan Satya supaya Binar tidak pakai daster kalau ada Satya di rumah. Buktinya biarpun nggak pakai daster, si Tuan Bos tetap saja birahi kalau dekat-dekat Binar. Seperti saat ini, jari Satya sudah menyelip di celah bra yang Binar pakai, memilin salah satu ujung dadanya dengan lembut. Seketika Binar bergidik, ia pun menggigit bibir bawahnya, mau mendesah tapi takut. "Tuan, ge-geli ...." "Geli atau enak, Bi?" goda Satya. Binar geleng-geleng kepala, nggak tahu harus mendeskripsikannya dengan bagaimana. Antara geli dan enak. "Suka, Bi?" rayu Satya sambil berbisik di telinga Binar, lalu menggigit daun telinga perempuan itu. Binar tidak menjawabnya,
Dengan perlahan Satya menggerakkan pinggulnya, maju mundur dengan teratur. Binar terus-terusan mencakar lengan Satya. Makin dicakar rasanya Satya makin penasaran dan makin terus berpacu. Sempitnya lubang surgawi milik Binar juga membuat Satya ikut merintih, rasanya terjepit sempurna di dalam.Desahan demi desahan terdengar. Satya sangat menyukai desahan dari Binar, sangat seksi.Akibat nikmat, tanpa sadar Satya mempercepat temponya. Uh, rasanya seribu kali terjepit-jepit."Tu-Tuan, pelan ... pelan-pelan! Aaaahhhhh ...."Mendengar rintihan dari Binar, Satya akhirnya melambatkan pergerakannya kembali. "Maaf, Bi, keenakan jadi lupa." Satya pun kemudian mencium leher Binar, meninggalkan tanda merah di sana. Pelan-pelan bibir itu turun menuju ke dada Binar. Satya menjilatnya dan menghisapnya dengan lembut.Binar sepertinya mulai menikmatinya. Ia juga suka dengan sensasi geli-geli syahdu dari bibir dan lidah Satya pada dadanya.Gara-gara milik Binar yang masih sempit, akhirnya Satya pun he
Satya keki bukan main saat mengetahui kalau dirinya semalam pingsan dan tidak ada yang menyelamatkan. Pagi-pagi sekali Satya tersadar dari acara pingsan itu, dan ketika membuka mata ternyata dirinya sudah rebahan ganteng di lantai.Hampir saja Satya lupa dengan kronologi yang terjadi. Namun seketika ia teringat kalau semalam ada sosok gelap di dekat tangga dan membuat dirinya kaget sampai akhirnya pingsan.Bisa-bisanya Binar tidak membangunkan Satya, atau paling nggak pindahin badan Satya ke sofa biar Satya nggak masuk angin. Ini benar-benar dinginnya lantai menusuk sampai ke tulang-tulang. Pokoknya mood Satya jadi nggak bagus gara-gara kejadian ini. Saat Binar menghampirinya pun seketika Satya manyun, tidak ada manis-manisnya padahal semalam Satya sudah membobol Binar dengan penuh kenangan. Harusnya pagi ini bakalan jadi momen sayang-sayangan, malah Satya jadi ogah-ogahan."Tuan, Binar udah bikin sarapan nih! Eh?" Binar terheran sendiri saat melihat kondisi Satya yang berantakan dan
"Binar, Binarrrrrrr!!!" Satya berkali-kali menggedor pintu kamar asisten rumah tangganya.Baru dua minggu bekerja dengan Satya tapi sudah bikin laki-laki itu hampir gila akibat tingkahnya. Pekerjaannya tidak ada yang beres, barang-barang elektronik yang harusnya bisa dipakai dengan mudah kini jadi rusak akibat ulah slebor asisten rumah tangga amatiran tersebut. Sekarang kaus kaki Satya hilang sebelah, entah ke mana perginya. Tidak cuma kaus kaki, bahkan sepatu limited edition yang Satya beli di Jerman pun talinya lenyap sebelah."Buka pintunya! Awas aja kalau kamu ketiduran gara-gara nonton Kuch-Kuch Hota Hai lagi! Aku bakalan balikin kamu ke agensi pembantu, aku juga minta uangku kembali sepuluh kali lipat. Nggak peduli kamu lagi kesusahan perlu duit buat orang tua kamu di kampung." Satya terus menggedor pintu tersebut dengan keras sambil sibuk mengomel, tapi sayangnya si pemilik kamar tak kunjung keluar."Wah, beneran nggak beres nih bocah! Lama-lama beneran aku pulangin kamu ke kam
Davi berlarian dengan lincah di dalam rumah Satya, meneliti setiap tempat yang bisa dijangkau olehnya. Membuat Satya berkali-kali tepuk jidat dan geleng-geleng kepala, hampir saja pajangan-pajangan mahal miliknya disenggol oleh bocil tersebut."Wah ... Daddy puna kolam lenang—Daddy punya kolam renang." Davi membulatkan matanya saat melihat kolam renang di bagian belakang rumah Satya. Anak itu kegirangan sambil melompat-lompat. "Dapi boleh lenang—Davi boleh renang?""Aduh, mimpi apa aku semalem? Pagi-pagi dibuat pusing sama Binar, ditambah dapat titipan bocil begini." Satya lemas di lantai, rasanya niatan buat pagi-pagi berangkat ke kantor Over Glow pusat bisa dibatalkan.Kalau diingat-ingat, semalam Satya tidak ada bermimpi aneh-aneh. Terlalu capek setelah olahraga ranjang bersama perempuan yang ia bawa semalam ke rumahnya.Setelah ngobrol sambil flirting sebentar dengan salah satu SPG (Sales Promotion Girl) dari produk Over Glow milik Satya, yang kebetulan SPG ini bertugas di salah s
Maunya Satya menghindari pemandangan indah di depan matanya, tapi tak tahu mengapa Satya malah betah pada posisinya saat ini. Menonton kegiatan Binar, si asisten rumah tangga semlehoy yang saat ini sedang cosplay menjadi mermaid di kolam.Tak cuma Satya yang betah melihat gadis berkulit sawo matang, ciri khas perempuan Indonesia itu, tapi sepertinya si bocil Davi pun betah nempel-nempel sama Binar. Davi yang dipeluk dalam kolam, tapi Satya yang ngilu dari kejauhan. Berasa empuknya sampai sini."Daddy, sinih ...." Davi memanggil Satya untuk ikut bergabung bersamanya dan Binar.Satya yang awalnya masih bengong melihat yang enak dilihat dalam kolam, tiba-tiba jadi tersadar dari kegiatan bengong tersebut.Seketika Satya menggelengkan kepalanya. "Nggak, aku mau ke kantor, biar kamu aja sama Binar berendem mirip ikan," tolak Satya."Ayok, Daddy!" Lagi Davi memanggil Satya.Satya masih belum terbiasa dengan panggilan Daddy untuknya itu. Sangat tidak terbiasa.Agak aneh mendengar bocil memang
Binar langsung berontak begitu merasakan bibir Tuannya mampir ke bibirnya. Tangannya berusaha untuk mendorong tubuh Satya, tapi sudah pasti sia-sia.Badan Satya jauh lebih besar dari Binar, mau mendorong, memukul, mencakar seperti apa pun bakalan percuma, si Tuan Bos lagi kesambet setan mesum. Membuat Binar yang awalnya berontak, berujung terdiam pasrah karena capek sendiri.Ini ciuman pertama Binar, sialnya kenapa bibir si Tuan Bos yang awalnya terasa begitu kasar, kini jadi begitu ... nikmat. Jadi ini rasanya bibir ketemu bibir? Nempel seperti ikan sapu-sapu di aquarium kaca itu, kan?Dalam mode pasrah itu akhirnya binar membiarkan bibir tuannya mencium bibirnya lebih dalam. Rasanya ada manis-manisnya.Saat Binar sudah sangat menikmati ciuman tersebut, tiba-tiba Satya malah mengurai ciumannya.Binar seperti orang mabok setelah mendapatkan bonus napas buatan ala-ala dari Satya tadi."Sorry, Bi, aku ... kebablasan!" kata Satya dengan ekspresi datar, sepertinya yang tadi hanya hal yang
“Heh, kenapa kamu bisa di sini?” Mata Satya secara otomatis mendelik begitu melihat sosok bocil itu berlarian ke arahnya. Hanya hitungan detik, Davi sudah berhasil memeluk Satya yang sedang duduk di sofa.“Daddy … ayo kita main agi—ayo kita main lagi!” Davi merengek kepada Satya, meminta laki-laki itu untuk bermain bersamanya.“Eh, buzeeettt! Daddy? Jadi ini anak lo, Sat?” Ethan cukup syok melihat kemunculan bocil berambut mangkok dan berpipi chubby itu di kantornya. Ia terus geleng-geleng kepala keheranan. “Gue pikir kalau gue doang yang br*ngsek, udah kasih DP dulu ke istri gue sebelum nikah, ternyata lo malah nge-DP lebih duluan, Sat! Kesimpulannya, lo lebih br*ngsek daripada gue.”Kebetulan istri Ethan sudah hamil duluan sebelum mereka resmi menikah. Buat Ethan sih masih mending dirinya yang langsung bertanggung jawab, karena saat itu ia memang berencana menikah, tapi duluan aja dapat rejeki nomplok berupa kehamilan. Nah ini, si Satya sih lebih parah lagi, sampai bocilnya sudah be