Share

23. Alasan

"Ilyin! Ilyin!" Kallion memanggil Ilyin pelan. Sejak beberapa saat lalu Ilyin mengigau dalam tidurnya.

"Ibu!" Ilyin terjaga dari tidurnya setelah teriakan histeris itu. Tubuh wanita itu sedikit gemetaran, air matanya jatuh tanpa dia sadari.

Kallion menarik Ilyin ke dalam dekapannya. Hatinya sakit ketika dia merasakan tubuh Ilyin gemetar. "Tenanglah, Ilyin."

Mengalami mimpi buruk membuat Ilyin kehilangan tenaganya. Di dalam mimpinya dia terus berlari mengejar sang ibu, mencoba menghentikan ibunya dari melompat dari atas gedung.

Tidak bisa menyelamatkan ibunya waktu itu telah menjadi penyesalan terbesar dalam hidupnya.

Perlahan-lahan Ilyin mulai tenang. Dekapan Kallion padanya mulai mengendur. Sekarang kepala keduanya menyatu, tatapan Kallion terarah pada iris indah Ilyin.

"Apakah kau sudah merasa lebih baik?" Kallion bertanya dengan penuh perhatian.

"Ya."

"Ilyin, apakah kau tidak ingin mempertimbangkan untuk pergi ke psikiater?" Kallion hanya ingin Ilyin bisa tidur dengan nyenyak, hamp
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status