Kesalahan terbodoh yang seharusnya tidak Angel lakukan adalah berharap pada manusia. Dia tidak menyangka bahwa perasaan yang kata orang sangat indah untuk dikisahkan justru terasa menyesakkan untuknya. Penolakan itu sudah berlalu sejak dua pekan lalu namun bayang-bayang bagaimana sikap dingin Jaydan padanya masih menyisakan luka yang basah. Gadis itu belum pernah ditolak sebelumnya, dia tidak mengerti mengapa Jaydan bisa mengabaikannya di saat laki-laki lain sibuk berlomba untuk bjsa berdiri di samping gadis 21 tahun itu.
Malam pasca penolakan Angel bahkan bertanya-tanya pada dirinya sendiri di cermin, apa kekurangan Angel? Apa yang tidak dia miliki sampai tak sedikit pun Jaydan bersedia meliriknya. Apakah Angel memang tidak semenarik itu di matanya atau memang Jaydan saja yang bermasalah. Entah otaknya rusak atau apa, yang jelas laki-laki itu sudah membuat kesalahan besar karena lancang tak mau menerima cinta Angel.
Langit mulai menggelap ketika senja mengantar sang surya terlelap. Gadis itu masih duduk menghadap meja bar yang langsung menghadap kolam renang di belakang rumahnya. Tempat favorit Angel mengambil foto untuk feed instagramnya atau berdiam santai seperti sore ini. Dia merasa tenang jika diam berlama-lama di sana. Hanya ditemani oleh kecipak air dan melodi angin yang menyapa telinganya dengan merdu. Gadis itu mengeluarkan ponsel, mencari foto yang pas untuk ia upload di akun instagramnya.
Angelee_ The heart you hurt can cause your heart pain later on.
Terjemahan: Hati yang kau sakiti bisa membuat hatimu kesakitan di kemudian hari
lihat 104 komentar
Tiga menit setelah mengunggah postingan tersebut, ponsel Angel dibanjiri notifikasi like, komen, bahkan ada yang sampai merepost unggahannya di story atau feed akun mereka. Ada-ada saja tingkah followers-nya, kenapa juga mereka mau repot-repot memajang foto Angel di akun sosmed pribadi mereka. Tidak ada kerjaan sekali, pikir gadis itu. Karena sedang bosan, Angel iseng membuka kolom komentar untuk melihat tanggapan orang-orang terhadap postingannya.
defania12
Caption-nya aku banget, Kak😥
Sillyaga_
Cantiknya idolaku, ILYSM.
Reyandgil08
Jodohkuuu ... siapa yang berani menyakiti hatimu, hah? Bilang, biar kupatahkan lehernya!
Johanyusep
Cemberut saja cantik apalagi tersenyum, by my angel plase.
Willysmith
All my❤❤❤❤❤ for you Angel.
Renaaata
Sok cantik!
Hi_Henaa
@renaaata (2)
Liankarel
Uhuy! your angel is sad bro @Jaykim
Jaydan
Shut up! @liankarel
Nainana
@jaykim @liankarel ha ha ha
Angel melihat tiga komentar terbaru di postingannya, gadis itu menyunggingkan senyum sinis lalu membanting ponsel itu hingga nyaris tergelincir ke kolam. Untung masih bisa diselamatkan.
"Hei," sapa seseorang dari belakang langsung merangkul Angel sampai gadis itu kaget, tak lama kemudian ia pun tersenyum.
"Ayah, mengagetkan saja."
"Kamu terlalu fokus melamun sampai tidak sadar Ayah datang."
Angel mengembangkan senyum lagi, "Maaf, aku tadi aku terlalu asyik melihat pemandangan."
Adam duduk di kursi samping putrinya, ia mengelus rambut sang putri semata wayang yang begitu ia kasihi.
"Sedang melamunkan apa?" tembak Adam to the poin.\
"Hanya memikirkan ini dan itu, Yah, tidak ada yang penting."
"Ini dan itu salah satunya tentang Jaydan?"
"Ayahhh ...," wajah Angel bersemu, salah tingkah dibahas masalah itu.
Adam memang mengetahui semua hal tentang Angel tanpa terkecuali, bahkan untuk urusan asmara putrinya saja dia tahu karena Angel selalu terbuka padanya. Bagi Angel, Adam Lee adalah sosok ayah, sahabat, dan pahlawan yang tidak ada bandingannya. Lebih berharga dari semua harta yang keluarganya miliki. Begitu pun sebaliknya, bagi Adam, Angel adalah permata paling mahal yang hanya bisa dibeli oleh orang-orang hebat yang pantas mendapatkannya.
"Ayah apa?" goda Adam sambil menyenggol bahu Angel.
Gadis itu lagi-lagi terkekeh, hanya bersama pria ini dia bisa bersikap luwes dan apa adanya. Dia satu-satunya orang yang mampu menjadi obat penenang di saat kecemasan itu datang.
"Jangan menggodaku terus sambil bawa-bawa nama lelaki itu. Aku benci dia!"
"Yakin benci? Seingat Ayah, baru dua minggu lalu, putri ayah yang cantik ini membuat pengakuan sedang jatuh cinta."
"Sepertinya aku keliru. Aku tidak jatuh cinta padanya."
Adam tertawa melihat kebohongan yang tampak jelas di mata putrinya.
"Sayang, kamu tidak perlu membohongi perasaanmu agar terlihat baik-baik saja di mata orang lain. Percuma, kamu akan lelah sendiri sedangkan orang-orang itu tidak akan peduli. Seperti air, biarkan perasaan itu mengalir dengan sendirinya. Ke mana ia akan bermuara sudah ditentukan oleh Yang Maha Esa. Mau bahagia, kecewa, terkuka, apa pun itu terima saja. Jika di hatimu masih ada Jaydan maka biarkan namanya hidup di sana selama yang ia bisa. Selama hatimu masih mampu, hati tahu kapan dia harus berhenti, kamu tidak usah khawatir."
Angel menunduk sebentar, damai sekali hatinya setelah mendengar petuah dari sang ayah. Gadis itu turun dari kursinya lalu memeluk Adam dari depan.
"Aku tidak tahu akan seperti apa hidupku jika tanpa Ayah."
"Ayah yang tidak akan bisa hidup tanpamu, Sayang."
"Hanya Ayah lelaki terbaik di muka bumi, tidak ada yang lain lagi."
"Kalau Jaydan?"
"Ayahhh, jangan membahasnya terus!"
"Kamu masih cinta padanya, kan?"
Angel mengangguk pelan, masih dalam pelukan ayahnya.
"Tapi Jaydan tidak akan pernah bisa menyukaiku, Yah. Dia sangat membenciku, aku dan dia berbeda."
"Apanya yang beda, hm?"
Angel mendongak, menatap manik ayahnya dalam.
"Ayah tahu apa yang aku maksud. Dia tidak akan mengerti diriku sampai kapan pun. Aku dan Jaydan bagai langit dan bumi. Mustahil kami bersama."
"Tuhan menciptakan kata mustahil untuk manusia, bukan untuk Dirinya. Jika Tuhan sudah berkehendak, apa pun bisa terjadi, Sayang. Kamu harus yakin akan hal itu."
"Aku akan meyakininya jika hal itu sudah benar-benar terjadi."
Adam tahu putrinya tidak mudah mempercayai orang, jangankan manusia, di beberapa kesempatan Angel secara tidak sadar meragukan kemampuan Tuhan. Sungguh celaka jika hal itu benar-benar terjadi nantinya.
"Mm, kalau begitu Ayah akan membantu agar semua keinginan itu bisa segera terwujud."
"Memangnya apa yang akan Ayah lakukan?"
"Mmm, memaksa Jaydan untuk menerimamu mungkin."
"Hah, tidak tidak, tidak! Aku tidak mau, memalukan sekali."
"Ha ha ha, kenapa? Biar lebih mudah, kan?"
"Ayah, aku tidak mau melukai harga diriku dengan cara serendah itu. Aku menentang keras ide gila Ayah"
Adam mengangguk paham saja, iseng mengambil ponsel Angel dan memerijka postingan i*******m tadi.
"Fotonya cantik, tapi kenapa captionnya menyeramkan."
"Tidak seram kok, Yah, cum gaya biasa, OOTD sore."
"Tetap saja akan lebih baik jika terlihat senyumnya."
"Kan temanya galau, Yah."
"Someday the heart you hurt can makes your heart more happy. Harusnya begitu caption-nya."
"Hmm ... susah kalau bicara dengan orang baik," sindir Angel.
"Memangnya kamu tidak baik?"
"Kata orang tidak."
"Kata Ayah baik, jadi kamu mau percaya siapa?"
Angel menatap ayahnya lama lalu tersenyum lebar, "Ayah," jawabnya.
"Pintar."
Bersambung
Sebenarnya Angel tidak mengerti bagaimana cara menunjukkan perasaan cinta seperti yang ayahnya perintahkan. Apakah dia harus menempel pada Jaydan dengan tidak tahu malu, atau mengirimi lelaki itu makanan seperti yang sering dilakukan laki-laki lain terhadapnya, atau mengajaknya berkencan seharian di tempat indah? Angel tidak tahu. Dia tidak biasa mengajak seorang pria berkencan karena selama ini selalu dia yang diajak. Angel tidak pernah menjadi pihak yang menginginkan, dia selalu diinginkan. Ini kali pertama baginya dan itu tidak mudah terlebih setelah penolakan yang dia dapat. Adam bilang, Angel bisa memulainya dari hal-hal kecil seperti mencari tahu apa yang Jaydan sukai lalu berikan hal itu padanya. Katanya begitu, tapi Angel tidak mau terlihat ngebet jika harus mencari tahunya sendiri. Oleh karena itu, dia memerintahkan seseorang untuk mencari tahu hobi dan kegemaran Jaydan. Tadi siang Angel sudah mendapat laporan tentang hal itu, dan saat ini gadis yang rambut panj
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ Angel menutup buku kuliahnya dan segera membenahi barang-barangnya untuk bersiap keluar kelas. Mata kuliah terakhir sebelum jeda satu jam baru saja berakhir. Tidak ada rencana khusus selama jeda kuliah. Michelle dan Austin mengajaknya untuk makan siang di luar kampus namun gadis itu menolak karena dia sedang malas ke mana-mana. Walaupun belum ada tujuannya yang jelas Angel tetap memutuskan untuk meninggalkan kelas. Baru saja keluar, dia sudah dihadang oleh seorang pria tampan yang menunjukkan senyum lebar sampai gigi putihnya terlihat. Angel membeliakkan mata, tampak tidak senang dengan kehadiran pria itu. "Siang, Cantik, mau pergi makan siang denganku hari ini?" tawar pria itu. "Tidak." "Ayolah, kemarin kan aku sudah memenuhi keinginanmu untuk menjahili Stella, kenapa kau masih menolakku. Katanya imbalannya aku bisa kencan denganmu kapan pun selama satu minggu." "Teruslah bermimpi sampai du
Musik keras menghentak-hentak gendang telinga Angel. Satu jam lamanya dia menenggelamkan diri dalam keramaian kelab malam bersama kedua temannya. Austin dan Michelle tengah asyik berdansa dengan pria yang baru saja mereka temui di tempat itu. Meliuk-liukkan badan mengikuti irama musik sambil sesekali berpagutan bibir dan bermesraan tak kenal malu. Hal semacam itu memang sudah lumrah terjadi di tempat ini. Michelle dan Austin bahkan sering one night stand dengan pria yang sama sekali tidak mereka kenal. Hanya bersenang-senang satu malam tanpa memedulikan kehormatan dan juga martabatnya sebagai perempuan baik-baik yang sudah hilang entah sejak kapan. Pastinya, jauh sebelum Angel mengenal mereka, kedua wanita itu memang sudah menjalani kehidupan seperti ini. Untungnya, meski mereka berteman baik tapi Angel tidak pernah tertarik untuk mengikuti gaya hidup kedua temannya dalam urusan percintaan. Cukup menjadi perempuan kejam saja sudah membuatnya bahagia. Rasanya Angel tida
Sejujurnya Jaydan bukan tidak menyesal sama sekali atas perkataan kasarnya kemarin. Dia ingin meminta maaf pada Angel namun bingung bagaimana memulainya. Terlebih gadis itu selalu menunjukkan sikap dingin dan tidak bersahabat ketika berpapasan dengan Jaydan. Sekarang pria itu dengan polosnya menyusuri setiap sudut kampus yang mungkin didatangi Angel hanya karena hasutan Karel yang memintanya untuk segera minta maaf. Awalnya pria ceria nan cerewet itu memang berjanji menemaninya menemui Angel meski dengan sedikit paksaan. Sayangnya, Karel tiba-tiba dipanggil ke ruang dekan dan itu membuat pria jangkung itu bersorak senang. Dia lebih memilih menghadap dekankillerdibandingkan menyaksikan amukan Angel. Alhasil di sinilah Jaydan sekarang, dia harus keluar jauh dari area kelasnya di lantai dua untuk berkeliling d
Ask Dad for Dinner Satu pekan berlalu, akhirnya Naina sudah diizinkan pulang dari rumah sakit. Ini hari terakhirnya dan dia sedang mempersiapkan kepulangannya dengan dibantu Jaydan dan Karel. Sejak insiden mengerikan pekan lalu, dua lelaki itu memang terbilang cukup sering menjenguk Naina. Ada sekitar tiga sampai empat kali, tepatnya Karel membersamai Jaydan menjenguk Karel sebanyak tiga kali, sementara satu harinya hanya Jaydan sendiri yang datang ke sana. Tentu hal itu membuat Naina senang. Jaydan sangat perhatian padanya sampai rela menyisihkan sedikit waktu untuk menemaninya di rumah sakit selama masa perawatan. "Kamu yakin sudah baik-baik saja, Nai, itu kepala masih sakit tidak?" tanya Karel berdiri di dekat lemari es setelah mengambil minuman dingin dari tempat tersebut.
Sehari update berkali-kali, parah, sih!Semoga kalian bacanya gak nabung bab ya, dan tetap kasih apresiasi di setiap bab, thank youuu😘 *** Behind Her Tears Angel bergegas keluar lab komputer dengan cepat begitu kelas selesai, ia bahkan tak memedulikan panggilan Michelle dan Austin yang bertanya hendak ke mana gadis itu pergi atau mereka yang ingin Angel menunggu agar bisa keluar bersama. Tidak bisa, Angel tidak ingin terlambat satu detik pun untuk momen langka yang sulit ia dapatkan di hari-hari biasa. Gadis itu menuruni tangga dengan semangat, senyumnya sedikit terangkat meski tidak terlalu lebar. Entah mengapa dia begituexcitedtentang ajakan makan malam ini. membayangkan dirinya bisa menghabiskan waktu panjang sambil mengobrol santai denga
Satu pekan berlalu sejak pertemuan Jaydan dan Angel hari itu. Pertemuan paling membekas dari semua pertemuan yang pernah terjadi di antara keduanya. Setidaknya begitulah menurut Jaydan. Sejak hari itu, Jaydan tidak pernah melihat Angel wara-wiri di kampus. Gadis itu seperti hilang ditelan bumi. Jaydan penasaran namun tidak memiliki cukup keberanian untuk menanyakan kabar Angel kepada dua teman dekatnya, Michelle dan Austin. Lelaki itu menopang dagunya sambil terus membuka lembar demi lembar buku yang dia ambil secara asal dari rak di seberang sana ketika pertama masuk ke perpustakaan. Pria itu tidak datang sendiri, dia ditemani Naina. Memang gadis itulah yang mengajak Jaydan ke sana, katanya Naina ingin minta bimbingan sang senior dalam mengerjakan salah satu tugas mata kuliah yang belum dia pahami. Memang pada dasarnya Jaydan orang baik jadi lelaki itu menyetujui permintaan Naina tanpa ragu. Sayangnya, konsentrasi Jaydan tidak terkumpul penuh di ruangan itu. Isi kep
Mendengar dua nama itu disebut sontak Jaydan menutup buku tebal di tangannya. Naina memandang itu nanar lalu fokus kembali pada apa yang akan Karel sampaikan tentang Angel. "Kenapa dia?" tanya Jaydan berusaha untuk tidak terlihat penasaran. "Hhh, ini kabar duka sebenarnya tapi gadis itu sudah terlalu kejam jadi aku bingung harus bereaksi apa." "Katakan saja apa beritanya!" desak Jaydan tidak sabar. "Hei, sabar, ini juga mau cerita. Kau ingat tidak, minggu lalu saat Angel menangis di parkiran?" Jaydan mengangguk, Naina yang tidak mengerti menatap kedua lelaki itu bergantian. "Rupanya saat itu Angel mendapat kabar bahwa ayahnya jatuh pingsan di kantornya, diduga karena penyakit jantungnya kumat." "Kau dengar dari siapa kabar ini?" Jaydan ingin memastikan, dia enggan percaya jika sumbernya tidak jelas. Karel menyapu pandangan sekitar, memastikan agar tidak ada yang mendengar pembicaraan mereka. "Tadi aku ke ruang k