Share

Bintangku
Bintangku
Penulis: Wynstelle

Gadis berusia 4 tahun

Berjalan mengitari sebuah kursi besi berulang kali dengan kaki kecilnya, seorang gadis cilik menyunggingkan sebuah senyuman manis dengan memandang wajah Bibinya yang duduk di salah satu sisi kursi tersebut.

Kedua manik mata coklatnya memandang ke arah wanita paruh baya itu dengan tatapan mata yang berbinar-binar.

"Bibi Nasra! Kapan Ayah, Ibu dan Kakak sampai?!" tanya gadis cilik, mulai menghentikan langkah kakinya yang terdengar ribut.

Wanita paruh baya yang merupakan kakak perempuan ibunya itu hanya tersenyum kecil. "Sebentar lagi pasti ibumu sampai Kyla. Ayo cepat duduk di sini. Jangan berlarian seperti itu. Nanti kamu bau keringat loh!" ucap wanita bernama Nasra itu, membelai-belai puncak kepala keponakan kecilnya.

Tersenyum lebar, gadis bernama lengkap Allysa Kyla Putri itu langsung duduk dengan patuh di samping Bibinya.

Dengan mengayun-ayunkan kedua pasang kakinya ke depan dan ke belakang, Kyla mulai melantunkan sebuah nyanyian dengan suara riang.

"Bintang kecil--"

Sstt..

Bibir Kyla langsung terkatup rapat saat seorang wanita berparas cantik dengan tubuh seksi dibalut dengan gaun merah itu, menegurnya.

Nasra yang tadinya sibuk memainkan ponselnya langsung mengangkat kepalanya dan memandang wanita yang duduk di seberang kursinya.

Dengan tatapan tajam, Nasra memandang sinis wanita yang sedang duduk di depannya dengan menyilangkan kedua kakinya dan melihat kedua tangannya di dada.

Menghembuskan napas panjang, Nasra pun kembali memfokuskan perhatiannya pada keponakan kecilnya.

"Kyla. Ayo kita duduk di sana. Jika duduk di sana, kamu bisa melihat pesawat!" ucap Bibi Nasra, membujuknya.

Namun Kyla kecil hanya bisa diam dan menuruti permintaan Bibinya tersebut. 

"Kakak jelek! Wek.." cibir Kyla, menjulurkan lidahnya mengejek wanita bergaun merah terang itu.

Memandang bocah perempuan itu dengan tatapan kesal. Tiba-tiba ia berteriak marah dan menyumpahi seorang gadis kecil yang tingginya bahkan belum mencapai pinggangnya.

"Aku doakan kamu tidak akan bahagia untuk waktu yang panjang!" jerit wanita itu, membuat dirinya dijadikan bahan tontonan orang-orang di sekitarnya.

Kyla memandang wajah wanita itu yang seakan-akan menangis di balik kacamata hitam yang menutupi sebagian dari wajah cantiknya.

Apakah aku sudah melakukan kesalahan?! pikir bocah perempuan itu, sedikit merasa bersalah dengan wanita itu.

Grt..

Langkah Bibi Nasra terhenti ketika keponakan kecilnya itu tiba-tiba menahan pergerakan mereka.

"Ada apa Kyla? Kamu tidak ingin melihat pesawat?!" tanya Bibi Nasra, memandang wajah keponakannya yang terlihat tidak bahagia. Padahal beberapa menit yang lalu ia masih terlihat riang gembira.

Menarik saku jas kerja milik Bibi Nasra. Tiba-tiba Kyla memasukkan tangan kecilnya ke dalam sana. Mencari-cari sebuah benda kecil yang bisa membuat semua orang senang ketika mendapatkannya.

Bibi Nasra hanya bisa memandang wajah keponakan kecilnya yang terlihat begitu serius merogoh saku jas kerja miliknya itu.

Dengan posisi yang sudah setengah berjongkok. Bibi Nasra hanya bisa diam dan membiarkan Kyla selesai dengan urusannya.

Mengambil 3 buah permen coklat. Kyla pun kembali berlari ke arah wanita yang baru saja meneriakinya dengan sangat keras itu.

Berdiri di depan wanita bertubuh tinggi, Kyla menyodorkan genggaman tangannya yang berisikan tiga buah permen coklat kesukaannya.

Orang-orang yang memperhatikan tingkah bocah kecil itu hanya bisa tersenyum kecil sambil terus mengawasi pergerakannya.

"Kakak cantik!" panggil Kyla, seakan-akan memberikan jeda sejenak untuk memberi waktu nona di depannya ini, agar mau memperhatikan dirinya.

Menoleh ke arah Kyla, wanita itu memandang wajah gadis kecil yang memandangnya dengan tatapan polos nan lugu. 

Wanita cantik itu pun memandang wajah Kyla dengan benar. Menunggu kalimat seperti apa yang akan keluar dari dalam mulut kecilnya.

"Jangan menangis, kak!" ucap Kyla, tiba-tiba membuat wanita itu terdiam dengan tubuh kaku.

Diam mematung dengan memandang wajah Kyla yang seperti bisa membaca semua pemikirannya, wanita itu pun menghela napas pelan.

"Aku tidak menangis!" sanggah wanita itu, dengan suara yakin dan tegas.

Namun Kyla malah menggeleng-gelengkan kepalanya pelan. Lalu Kyla meraih salah satu tangan wanita di hadapannya dan meletakan benda apa yang ia genggam sedari tadi. Sambil berkata,

"Memang tidak menangis. Tapi! Walaupun ditutupi dengan kaca mata hitam. Kyla masih bisa melihat mata kakak cantik yang bengkak. Oleh karena itu, jangan memaksakan diri dan makan saja permen ini, kakak!" ucap gadis berusia 4 tahun itu, berbicara layaknya seorang wanita dewasa yang sedang menasihati temannya.

Bibi Nasra menarik tubuh Kyla mundur. Menundukkan kepalanya sejenak dan meminta maaf kepada wanita yang berada di depan keponakannya.

"Maafkan kelakuan putri saya."

Dan setelah mengatakan itu, Bibi Nasrah menggandeng tangan mungil Kyla. Dan membawa gadis cilik berusia 4 tahun itu pergi meninggalkan tempat.

Berjalan mengikuti langkah Bibinya yang sedikit cepat. Kyla tampak tertatih-tatih dalam menyamakan irama langkah mereka.

"Lain kali tidak boleh seperti itu ya Ky!" ucap Bibi Nasra, tanpa memandang wajah Kyla dan fokus memandang ke arah depan. 

Namun Kyla yang memperhatikannya dengan tatapan lugu, hanya bisa mendengarkan nasehat Bibinya. 

Mengapa? Apakah aku melakukan kesalahan?! Perasaan Kyla, dia baru saja melakukan hal baik?! Namun mengapa Bibi Nasra menegurnya??

Dilanda sebuah kebingungan. Kyla pun tidak memperhatikan sekitarnya dengan baik.

Dap..

Langkah mereka berdua terhenti. 

Kyla yang sedari tadi sibuk bergelut dengan pemikirannya sendiri, akhirnya mendongkakkan kepalanya dan memandang apa yang tengah terjadi.

Tatapan Bibi Nasra tampak sangat fokus memandang ke salah satu arah. 

Beberapa saat mereka terdiam. Dan beberapa saat kemudian, Bibi Nasra langsung menggendong tubuh mungil Kyla dengan gelagat yang aneh.

Ada apa ini? Kenapa semua orang panik?! batin gadis berusia 4 tahun yang sudah berada di dalam dekapan Bibinya dan sedang melarikan diri.

Memandang ke arah depan. Lebih tepatnya ke bagian belakang punggung Bibi Nasra, Kyla melihat sebuah pesawat yang hendak mendarat! Dan sandar. Bahkan beberapa orang membantu sang pilot mengarahkan pesawatnya dengan baik. 

Namun di sisi lain, sebuah helikopter membuat kesalahan yang fatal.

Dengan kecepatan tinggi sang pilot helikopter mengarahkan kendaraannya ke arah pesawat yang sudah hampir mendarat.

Membuat semua orang yang melihatnya menjadi tegang dan beberapa orang lainnya berhamburan pergi. Lekas meninggalkan tempat tersebut. Dan Bibi Nasra adalah salah satunya.

Merasakan tanda-tanda bahaya, Bibi Nasra tidak berpikir panjang untuk membawa Kyla kabur sejauh mungkin dari tempat itu.

Tidak seperti orang-orang yang malah melihat dan mengamati kejadian itu dengan bodoh.

"Itu pesawat Mama?!" seru Kyla, dengan menunjuk ke arah pesawat berwarna merah putih yang tengah di landa bencana.

Memejamkan matanya. Bibi Nasrah semakin mendekap tubuh keponakan erat. 

"Maafkan Bibi sayang. Maafkan Bibi.." 

Bersamaan dengan terdengarnya kalimat permintaan maaf dari Bibi Nasra, sebuah suara ledakkan yang sangat nyaring menghantam pendengaran Kyla, kuat.

DUAR..

Dan membuat gadis berusia 4 tahun itu, tidak sadarkan diri detik itu juga.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status