Tidak ada yang menyangka Kevan akan membanggakan dirinya dengan berkata seperti itu. Bagi orang-orang yang belum tahu, mereka akan beranggapan Kevan terlalu sombong. Brak!Leon Hanindra menggebrak meja makan. Darahnya mendidih ketika mendengar ucapan Kevan yang terkesan berlebihan.Semua orang menatap Leon. Tidak ada seorang pun yang berusaha menghentikannya. Karena sejujurnya, mereka juga membenci Kevan yang selalu dilindungi Christian dan Cinta. Maka setiap ada kesempatan, seluruh anggota keluarga Hanindra akan bersatu untuk menyingkirkan Kevan.Leon berdiri. "Jangan sombong kamu, Kevan! Kamu itu cuma seonggok kotoran sapi yang dipungut Papa dan dibawa ke sini supaya sedikit berguna."Kevan memeluk Ciara karena gadis itu terkejut dengan sikap kasar Leon. Perbuatan Leon tersebut masuk ke dalam perhitungan Kevan.'Kalo sampai Cia kenapa-kenapa, aku pasti bales tindakan Paman Leon yang gebrak meja makan tadi!' ancam Kevan dalam hati.Kedua mata Leon tampak berapi-api. Dia kembali berk
Bukan! Kevan bukan tidak memiliki rencana untuk membalas semua perilaku anggota keluarga Hanindra. Dia hanya menunggu emosinya mereda. Karena dia tahu, menyelesaikan masalah dengan emosi tidak akan memberikan hasil yang baik. Ziyad melakukan pekerjaannya dengan mudah. Dia mendekati Kevan, lalu menunjukkan gambar pada tablet canggihnya. Kevan mengangguk. "Lakuin sekarang!" perintah Kevan dingin. Saat Ziyad sibuk mempersiapkan tablet, Kevan mulai melancarkan serangan balasan untuk seluruh anggota keluarga Hanindra. Dia berjalan menghampiri Ciara sambil berbicara. "Pernikahan di kalangan atas, nggak ada pasangan Suami Istri yang saling cinta secara tulus. Ya, bisa dibilang jarang banget." Kedua tangan Kevan memegangi kursi Ciara. Lalu, tangan kanannya mengelus lengan sang pacar. Kevan membungkuk. "Jangan takut! Aku di sini sama kamu," bisiknya lembut. Kemudian, Kevan berdiri tegak memperlihatkan wajah angkuhnya. Gengsinya sebagai laki-laki sejati tidak akan melunturkan
"Tunggu di sini! Aku punya kejutan buat kamu, Ciul nakal!" Kevan berbisik dengan lembut. Dia melihat wajah Ciara tersipu malu. Sejak menyematkan cincin berlian di jari Ciara, sikap Kevan berubah jauh lebih lembut daripada sebelumnya. Dia selalu memperlakukan Ciara dengan istimewa. "Iya," sahut Ciara. Ciara bertanya-tanya, 'Kak Kevan mau ngapain lagi?' Meskipun penasaran, Ciara tetap duduk dengan patuh. Suasana di ruang makan pun semakin menegang. Semua orang mengabaikan hidangan makan malam lezat yang tersedia di atas meja. "Tuan Kevan, ini majalahnya." Angga memberikan sebuah majalah kepada Kevan. Setelah mengambil majalah tersebut, Kevan berjalan ke tengah meja makan. Kemudian, dia melemparkannya. Brak! Suara benturan majalah dengan meja makan lumayan nyaring. Gisele yang berada di dekat majalah tersebut nyaris pingsan. Gisele bertanya dengan kedua mata melotot, "Van, iーini ... pria yang di cover depan majalah Fortunes ini kamu?!" "Seriously?!" teriak Magenta. Dia melem
Awalnya, semua orang di mansion keluarga Hanindra mengira bahwa status dan kekayaan Kevan berasal dari keluarga Hanindra. Dengan kata lain, Kevan memanfaatkan pengaruh keluarga Hanindra untuk menyokong hidupnya yang semula miskin menjadi kaya raya seperti sekarang. Sekarang ini, identitas tersembunyi Kevan telah terkuak dan berhasil membuat mereka tercengang tidak berdaya. Kevan sedikit puas telah memberikan tamparan keras kepada mereka yang telah menghina dia dan keluarganya. Lalu, mengapa Kevan masih belum bisa puas sepenuhnya?Apakah Julian dan Livy akan lepas dari jerat masalah dengan Kevan?Bruk!Julian berlutut di hadapan Kevan. Padahal Kevan berdiri dengan menyamping. Semua orang dibuat terkejut dengan tindakan Julian, termasuk Leon Hanindra yang perasaannya sekarang tidak karuan."Kevan, Jasmine adalah Kakak pertama. Tapi, saya udah keterlaluan sama anaknya. Saーsaya ... saya mengaku salah."Julian melontarkan kata-kata dengan nada penyesalanーentah tulus atau tidak! Bibirnya
Ciara berjalan dengan anggun menghampiri Kevan. Semua orang melihatnya sambil menebak-nebak jalan pikiran Ciara. Apakah Ciara akan mengajak Kevan menikmati The Macallan 31 years sebagai perayaan kemenangan mereka atas keluarga Julian? Ataukah, sebagai perayaan pertunangan mereka?Ciara berdiri di sisi kiri Kevan. Dia mendongakkan kepala saat menatap Kevan. Kemudian, dia tersenyum."Cia, kamuー"Kevan mendadak diam saat Ciara memalingkan wajahnya. Ciara tidak mengatakan apapun.Ciara maju beberapa langkah hingga berada di depan Livy dan Julian yang masih berlutut. Dia mengangkat botol wine tinggi-tinggi. Kemudian tanpa terduga, dia mengguyur Livy."Aaahhhh!" Livy memekik sambil mendongakkan wajah. Dia sedikit panik. Dia menatap Ciara yang tersenyum."Kamu?! Kenapa kamuー"Livy kebingungan. Dia bisa saja berdiri dan melawan Ciara. Namun, dia tidak melakukannya. Karena itu sama saja dengan menyinggung Ciara untuk ke-2 kalinya. Berada di posisi yang serba salah, maka Livy hanya bisa pasr
Sabtu sore di balai kota Paloma. Semalam, Kevan dan Ciara tidur di kamar terpisah. Walaupun begitu, Kevan gelisah sepanjang malam sehingga dia memutuskan untuk tidur di sofa panjang kamar Ciara. Akibatnya, badan Kevan terasa pegal-pegal. Kevan dan Ciara baru saja sampai di balai kota Paloma tepat pukul 06:00 sore waktu setempat. Dia menggandeng tangan Ciara dan membawanya masuk dengan penjagaan yang ketat.Ketika melewati karpet merah, Kevan dan Ciara menyempatkan diri untuk melakukan beberapa pemotretan. Banyaknya pasang mata teralihkan saat kedatangan pasangan Kevan dan Ciara."Tuan Kevan dan Nona Ciara emang pasangan serasi," puji seseorang. "Mereka berdua cocok banget!"Seseorang menimpali. "Bener! Aku setuju. Walaupun Tuan Kevan nggak putih, tapi dia tetep ganteng. Nona Ciara cantik alami. Liat aja riasannya!""Riasan Nona Ciara bener-bener tipis dan berhasil menambah kesan natural," kata seorang perempuan.Kevan memiliki kulit sawo matang. Dia datang mengenakan pakaian serba
Laura memakai sarung tangan putih. Walaupun usianya tidak muda lagi, dia tetap terlihat menawan karena perawatan kulit yang mahal. Laura tersenyum saat Kevan menyapanya."Halo, Nyonya Laura!" Kevan menyapa istri Derren dengan lembut, lalu mencium punggung tangannya.Laura menatap Kevan sambil melamun. Sesaat kemudian, kedua matanya berkaca-kaca. 'Apa ada yang salah sama sikapku? Nyonya Laura kok keliatan sedih gitu, sih?' Kevan bertanya-tanya. Namun, dia tetap tersenyum.Saat Kevan hendak melepaskan tangan Laura, Wanita itu menahannya. 'Kamu benar-benar mirip Baron, Van,' kata Laura dalam hati sambil terus menatap wajah tampan Kevan. 'Kamu ... suatu saat nanti, kamu pasti akan bertemu sama Baron kami.'Laura mengusap wajah Kevan dan tanpa sadar, dia tersenyum. Menyadari ada yang tidak beres dengan istrinya, Derren segera mengambil sikap. Derren menegur Laura. "Cukup, Laura! Nanti Kevan jadi malu."Laura mengerjap. Dia buru-buru melepaskan tangannya dari wajah Kevan. "Ah, aku cuma
"Peluru itu tembus ke dada Kakek. Beliau saat itu nggak pakai rompi anti peluru. Karena Kakek pikir, nggak akan ada bahaya lagi karena udah mau naik pesawat."Ciara mengingat cerita tentang Abby Darwin dari ayahnya. Dia menyampaikan kisah itu tanpa ada bagian yang terpenggal ataupun ditambahkan. Ya, Ciara bercerita apa adanya. "Terus, Jenderal Christian dan Jenderal Joe memburu pelaku." Ciara berhenti bercerita. Lalu, dia menatap Derren. "Walaupun pelaku akhirnya tertembak, tapi nyawa Kakek nggak bisa diselamatkan.""Dan, permintaan terakhir Tuan Abby adalah menjaga keluarganya, terutama Cucu satu-satunya," kata Derren menambahkan.Christian berkata, "Saya nggak sangka, kamulah yang dimaksud Abby, Ciara." Christian maju, dan memeluk Ciara. Akhirnya, hati Christian melunak. Dia tidak lagi mempermasalahkan hubungan Kevan dan Ciara."Data keluarga Darwin dihapus oleh pemerintah saat itu juga. Alasannya demi keamanan. Usaha kami sia-sia. Kami gagal tembus pertahanan data," ujar Christi