Share

21. Kakek

Ini sangat kebetulan. Saat Bagas ingin berkunjung ke rumah Adila, tuhan memberikan jalan. Justru ayahnya Adila yang langsung mengundangnya untuk datang.

Sebagai pria, tentu saja ini sebuah kehormatan baginya. Dan juga bisa jadi ini merupakan pertanda lampu hijau dari ayahnya. 'Mungkinkah ini tandanya aku masih punya peluang?'

"Telpon dari siapa, Pa?"

"Dari bu Adila, Sayang."

"Mama?" Zahira mengoreksi nama panggilannya di jam luar sekolah.

"Oh iya, Mama. Katanya kita diundang main kerumah Mama sama ayahnya."

"Ayahnya berarti kakek Zahira dong nanti."

'Amin.' Bagas segera mengajak Zahira bersiap. Meskipun ini bukan undangan acara meeting besar, namun rasanya seperti acara penting level internasional.

Terasa berlebihan mungkin. Tapi itulah gambaran kegugupan hati Bagas saat ini.

Bagas sedang berdiri didepan cermin yang tingginya hampir satu badan. Beberapa kali Bagas mencoba kaos dan kemeja. Namun ia belum menemukan yang cocok untuk dipakai ke rumah Adila.

Zahira sudah selesai berdandan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status