Pemandangannya sungguh gelap dan berkabut tebal, tapi sepertinya ini bukan malam hari. Jarak pandangku hanya beberapa meter saja. Aku melangkah dengan perlahan-lahan. Suara ranting patah terdengar begitu jelas ketika aku menginjakinya. Aku berada di dalam hutan. Sunyi sekali, sehingga aku tidak mendengar apa pun bahkan suara serangga sekalipun. Aku hanya berjalan lurus, dan aku tidak tahu arah karena ini gelap sekali. Ada setitik cahaya di depan sana, aku mulai bergegas menghampirinya. Namun, jalan yang aku lalui kini menyempit, aku tetap memaksakan untuk berjalan menuju cahaya itu. Seluruh badanku mulai terasa sakit, seperti tergores benda tajam. Aku merasa bahwa jalan yang aku tempuh melalui tanaman berduri. Aku rasa demikian, karena jalannya seperti menyempit, tapi aku berusaha melalui ini semua dan berjalan ke arah sumber cahaya.Aku berhasil melewati tanaman berduri dan menghampiri sumber cahaya. Kedua lenganku penuh dengan luka tergores dan mengeluarkan darah. Aku membencinya, t
Udara siang hari terasa begitu hangat dan menyejukkan. Aku menikmatinya. Aku pergi keluar rumah begitu melihat pemandangan di luar sana. Cuaca yang cerah, langit biru yang bersih hanya dihiasi beberapa awan tipis. Rumput hijau, dan beberapa pohon cukup memberikan ketenangan untukku. Aku merasa bahagia hanya dengan melihat pemandangan seperti ini. Di tengah-tengah halaman terdapat pancuran air tapi tidak mengeluarkan air. Pancuran itu dihiasi oleh beberapa patung kuda dengan gaya yang sedang berlari. Terlihat indah dan mewah. Terdapat kolam yang memutar mengelilingi patung-patung kuda untuk menampung air tersebut. Aku mendekati pancuran itu. Um, menjijikkan! Genangan air di dalamnya berwarna hitam, lumut di sekitarnya sangat tebal. Jika aku menyentuh air itu, mungkin akan terasa kental dengan beberapa serangga yang menempel di tanganku. Aku benar-benar tidak sanggup hanya dengan membayangkannya. Jika aku adalah Philip, lebih baik aku menghancurkan pancuran air ini daripada memelihar
Aku bisa melihat di ujung sana terdapat ruangan yang terbuka. Pikiranku bercabang seketika, apakah aku harus memasukinya atau tidak? Jika aku memasukinya sangat tidak sopan, tapi rasa penasaranku sangatlah tinggi. Aku tidak bisa menahannya.Akhirnya aku bergegas ke ruangan itu, aku memasukinya secara diam-diam. Tuan Philip sedang berada di sana. Ah, aku bingung seketika. Sebaiknya aku kembali sebelum dia menyadari kedatanganku.”Duduklah, Jane.”Aku membalikkan badan. Dia menyadari kedatanganku. Aku menghampirinya, dan menduduki salah satu kursi. Dia tampak sangat sibuk.”Aku tidak bermaksud mencari tahu tentangmu, Tuan. Sepertinya aku mengganggu pekerjaanmu, dan sebaiknya aku pergi”Dia tertawa. “Panggil saja aku Philip, Jane. Tidak usah merasa canggung. Aku mengerti kau sangat bosan. Aku bisa melihatmu pada saat berada di Kastil Burchard, kau merengek meminta kepadaku agar aku bisa membebaskanmu dari kamar.”Aku tersenyum malu. “Baiklah, Philip. Terima kasih sudah menyelamatkanku du
Kastil Grissham. Di mana itu berada? Apa dia mempunyai hubungan denganku?"Jane!" Seseorang memanggilku.Aku tidak menghiraukan suara itu, mungkin dia Williams yang sedang berusaha membujukku. Aku tidak peduli, aku harus mencari kastil itu! Akan tetapi, aku harus bertanya kepada siapa? Aku tidak percaya dengan orang-orang ini. Terlalu banyak hal yang harus aku pikirkan akhir-akhir ini. Aku tidak bisa hidup dengan tenang.Tiba-tiba dia memelukku, aku bisa mencium aromanya yang khas. Dia adalah Tom. Harusnya aku sudah mengenalinya ketika dia memanggil namaku. Hanya saja aku terlalu mengabaikannya. Mengapa aku bisa melupakan Tom? Sudah jelas suara dia dan Williams sangat berbeda."Kau sungguh tak apa?" Dia melepas pelukannya dan menatapku.Aku hanya terdiam."Aku benar-benar khawatir, apa lukamu sudah membaik?"Aku hanya menatapnya dan memalingkan wajahku ke arah luka yang sudah dibalut kain."Apa masih terasa sakit? Aku mendengar ceritanya. Kemudian aku bergegas pergi kesini, karena ses
Aku tidak banyak bicara, aku tidak ingin menunjukkan rasa kecewa kepada Tom. Aku memang marah, tapi aku masih mempunyai perasaan tahu diri. Bukan karena dia seorang Pangeran yang patut aku hormati. Akan tetapi, aku harus memikirkan kebaikan yang selama ini dia berikan untukku.Dengan adanya hal ini, aku lebih baik menjalani hidupku sendiri, dan berjuang dengan ke dua kakiku sendiri. Aku harus mandiri dan tidak boleh mengandalkan orang lain apalagi mengharapkan pertolongan orang lain.Malam semakin larut, aku tahu mungkin ini sudah tengah malam. Di tengah kota sudah tampak sunyi, dan aku tidak melihat seorang pun di sana.Tiba di kastil, beberapa orang tampak sibuk dengan kegiatan masing-masing. Seharusnya hanya ada beberapa penjaga yang sedang berpatroli. Entah apa yang terjadi, hanya saja aku mengabaikannya dan pergi ke kamar untuk tidur. Namun, seorang prajurit berlari tergesa-gesa dan menabrakku. Badanku langsung menyentuh dinding, dia menoleh ke arahku dan meminta maaf kepadaku sa
Aku melaju dengan kecepatan yang tinggi, sehingga membuat tudung yang menutup kepalaku terhempaskan ke belakang.Dari arah yang berlawanan, aku melihat seseorang yang menunggangi kuda melaju dengan kecepatan yang sama denganku. Jika aku tidak fokus, bisa saja aku menabraknya. Mata kami berpapasan. Cedric?Aku menghentikan kudaku. Akan tetapi, dia tetap melaju ke arah yang berlawanan. Sedang apa dia di sini? Apakah dia akan membantu Tom dan Williams? Rasanya tidak mungkin, mengingat bahwa Williams tidak mengenalinya bahkan membencinya. Apa sebaiknya aku menunggu di suatu tempat dan menelusurinya? Akan tetapi, jika aku tidak pulang saat ini, aku akan sangat yakin mereka akan mencariku dan mencurigaiku bahwa aku ikut secara diam-diam. Itu memang benar. Mungkin saja setelah itu, mereka akan berpikir bahwa aku dalam bahaya dan telah di culik oleh Kastil Chivalry. Itu akan sangat merepotkan! Aku tidak ingin membuat mereka khawatir, aku sangat malas merangkai kalimat mencari alasan apa yang
Philip adalah seseorang yang pertama aku lihat setelah kejadian memalukan pada tempo hari. Apakah hanya dia yang bisa mengobati orang-orang di sini? Tidak adakah seseorang yang lain untuk menggantikannya? Aku benar-benar malu!Dia menusukkan jarum ke tangannku, kemudian dia mendorong isi dari tabung jarum itu. Aku merasakan sensasi dingin masuk ke bawah kulitku. Entah apa yang dia masukkan, aku tampak jauh lebih baik daripada kemarin. Entah sudah berapa lama aku tidak sadarkan diri."Um, terima kasih," ucapku ragu, karena aku masih mengingat kejadian yang memalukan itu."Tenang saja, aku tidak berniat membunuhmu."Dia benar-benar menyebalkan! Mengapa dia mengungkit hal yang benar-benar membuatku merasa bersalah? Memang aku merasa bersalah, dan belum sempat meminta maaf kepadanya.
Aku mengenakan gaun sederhana untuk menunggangi kuda sejauh ini. Tidak ada pilihan lain. Sejujurnya aku benar-benar menyesal telah berkata seperti itu kepada Tom. Aku memang orang yang tidak tahu diri, sudah diberikan sarana dan pelayanan. Akan tetapi, aku malah membangkang. Setelah aku menemukan Cedric, aku tidak akan berlama-lama dan segera kembali ke kastil. Aku memperlambat laju sesampai di perkotaan, dan berharap segera menemukan Cedric. Pagi ini benar-benar pagi yang sibuk di sini. Aku semakin kurang yakin bisa menemukan Cedric segera. Mungkin saja dia sedang sibuk dengan kegiatannya atau bahkan dia masih berada di tempat tidur. Aku menelusuri perkotaan dan tidak mendapati dirinya. Aku tetap berusaha mencari hingga berhasil menemukannya, kini aku berada di pinggiran perkotaan. Rumah penduduk sudah semakin jarang, di sekelilingku hanya ada beberapa perkebunan, perternakan, dan beberapa gubuk. Inilah sisi dari pinggiran kota yang tidak banyak orang ketahui. Jauh