Share

Cinta Cita ~ 4

“Mami aja yang pulang,” ujar Cita kembali berdebat dengan Sandra, perihal, siapa yang akan menemani Harry di rumah sakit malam ini. Karena kemarin malam Kasih yang berada di rumah sakit, maka malam ini Cita ingin menemani papanya. “Biar aku yang di sini temani papa.”

“Apa kata orang, kalau Mami ninggalin papa, sama kamu?” Sandra menunjuk kursi roda Cita yang berada di samping jendela. “Kamu masih “lumpuh”, kan?”

Sandra sampai angkat tangan karena ulah putrinya. Ia tidak akan mau berdebat lagi mengenai hal tersebut, karena Cita begitu keras kepala. Sandra hanya ingin lihat, sampai sejauh mana Cita sanggup bertahan dengan pendiriannya.

“Tapi aku—”

“Kamu yang pulang, Cita.” Harry bersuara dan ada di pihak Sandra. “Mamimu benar, apa kata orang kalau papa dijaga sama anak perempuannya yang juga masih sakit?”

Cita berdecak pelan. Kedua orang tuanya benar-benar kompak menyudutkannya.

“Nggak ada orang di rumah.” Bukan hanya tidak ada orang, tetapi kediaman Lukito yang sangat megah itu, juga membawa kenangan buruk bagi Cita. Sejak kecil, rumah itu menjadi saksi bisu bagaimana Cita dan Sandra diperlakukan buruk oleh Harry dan kakek neneknya.

Kendati Harry saat ini sudah berubah, tetapi tetap ada kenangan yang tidak bisa terlupakan begitu saja.

“Ada bibik, kan?” timpal Sandra.

“Bukan masalah ada bibik atau nggak,” sahut Cita sambil merebahkan kepalanya di bahu Sandra. “Tapi aku nggak suka ada di rumah itu.”

“Atau … kamu mau nginap di tempat tante Elok?” tawar Harry yang bisa mengerti dengan raut wajah Cita. Banyak sesal yang kembali menghampiri, tetapi Harry tidak bisa berbuat apa-apa. Semua luka itu ada di masa lalu dan Harry tidak bisa mengubahnya.

Yang bisa Harry lakukan saat ini, hanyalah berusaha menjadi ayah yang lebih baik lagi dan melimpahkan banyak kasih sayang pada Cita. Mungkin terlambat, tetapi hal itu lebih baik daripada tidak sama sekali.

“Aku … nggak enak mau nginap di sana.” Pasti canggung bagi Cita, karena sudah lama tidak bertemu Elok. “Mana kak Kasih juga nggak tinggal di situ lagi.”

Putrinya benar. Pasti akan canggung bagi Cita, bila tinggal bersama mantan istri Harry. Meskipun Harry yakin, Elok pasti menerima Cita dengan tangan terbuka.

“Aku juga nggak mau tinggal di rumah kak Kasih, karena dia sudah nikah.” Sebisa mungkin, Cita tidak mau membuat rumor apa pun dengan rumah tangga kakak perempuannya.

“Terus maumu gimana, Sayang?” tanya Sandra sambil mengusap sisi wajah Cita yang masih bersandar di bahunya. “Masa’ kita berdua mau nginap di kamar papa?”

“Biarin.”

“Di hotel mau, Cit?” Harry kembali memberi usul. “Papa telpon Nando, biar disiapin kamar di sana.”

Nando …

Pria yang selalu menyempatkan diri menjenguk Cita, di antara kesibukannya di Singapura. Namun, hati Cita sudah tidak tergerak sedikit pun, meskipun Nando selalu bersikap baik padanya. Dulu, mungkin Cita pernah memiliki rasa untuk pria itu. Namun, setelah semua yang terjadi, hati Cita seolah tidak lagi memiliki ketertarikan apa pun pada seorang pria.

“Gimana, Cit?” tanya Harry memastikan dan sudah membuka layar ponselnya. “Papa nggak bakal izinin kamu tidur di rumah sakit, karena salahmu sendiri masih senang duduk di kursi roda.”

Cita merengut menatap Harry. “Ya, udah. Aku nginap di Palace High.”

~~~~~~~~~~~~~

“Ndo!” Duta berlari kecil menghampiri Nando yang berjalan menuju meja resepsionis hotel. Saat sudah sejajar, Duta merangkul pria itu dan mengikuti ke mana langkah langkah Nando tertuju. “Nongkrong du—”

“Ada om Pras di sini,” sela Nando terus berjalan menuju meja resepsionis, tanpa melepas rangkulan Nando. “Bayangin! Aku dari siang meeting sama dia dan baru selesai.”

Begitu sampai di meja resepsionis, Nando langsung menerima dua buah cardlock yang sudah disiapkan sebelumnya. Kemudian, ia berbalik dan menuju salah satu sofa yang ada di lobi.

“Terus, kamu ngapain di sini?” Nando hanya berbasa-basi, karena sudah tahu maksud kedatangan Duta ke Palace High. Pria yang hobi makan dan memasak sejak kecil itu, pasti baru saja nongkrong di dapur restoran hotel.

Bagaimana Duta bisa dengan mudah berada di sana? Tentu saja karena ada Lex yang melakukan negosiasi dengan Pras. Ditambah dengan Kasih, yang selalu saja bisa membujuk Pras dengan semua kecerewetannya.

“Cari tante-tante.” Duta terkekeh seorang diri dan melepas rangkulannya, ketika Nando memilih duduk pada sofa tunggal. Kemudian, ia bertolak pinggang dan menatap ke sekitar. “Nggak balik, Ndo?”

Nando menggeleng sambil melepas jasnya. “Aku nunggu orang?”

“Mau meeting lagi?” Duta ikut duduk pada sofa tunggal yang sejajar dengan Nando.

Nando mendesah lelah. Bersandar pada punggung sofa dan menengadahkan kepalanya yang penat. “Aku nunggu Cita? Dia mau nginap di sini.”

“Kalian mau nginap bareng?” Duta terbelalak.

“Sialan!” Nando terkekeh dan melempar jasnya ke arah Duda. “Aku cuma nemani dia ke kamar!”

“Kenapa harus kamu?” Duta melempar kembali jas yang dilempar Nando, ke pangkuan pria itu. “Pasti mau macam-macam.”

“Macam-macam?” Nando menoleh pada Duta. “Kamu ngerti kalau Cita itu di kursi roda, nggak? Dia itu—”

“Becanda, Ndo!” Duta akhirnya berdiri dan tidak lagi berniat menetap lebih lama di Palace High. Tadinya, ingin mengajak Nando nongkrong di rooftop sembari melepas penat. Namun, sepertinya meeting bersama Pras sudah membuat pikiran Nando terlampau panas. “Cabut dulu, kita nongkrong kapan-kapan.”

“Oke!” Tanpa tenaga, Nando mengangkat tangannya untuk menyambut jabat tangan perpisahan dari Duta. Nando sampai meringis dibuatnya, karena Duta terlalu keran saat menepuk tangannya. “Kapan-kapan.”

Duta menggeleng mendengar ucapan Nando yang terdengar lelah itu. Namun, Duta tidak berniat membalas lagi dan langsung pergi keluar Palace High.

Saat hendak menuruni tangga di pelataran hotel, tatapan Duta beralih pada sebuah mobil yang pintu bagasinya terbuka. Entah mengapa langkahnya tiba-tiba berbelok menghampiri mobil tersebut, ketika seorang pria baru saja menurunkan sebuah kursi roda.

Duta berdiri di samping petugas valet yang sudah membuka pintu mobil sejak tadi, lalu melihat Cita ada di dalam sana.

“Cita?”

“Mas Duta?” petugas valet yang berdiri di samping Duta sedikit terkejut.

“Biar aku yang jagain pintunya,” ujar Duta. “Kamu urus mobil lain.” Duta tersenyum pada Cita, setela petugas valet tersebut beralih pergi. Ia prihatin dengan kondisi Cita dan semua cobaan yang telah dilalui gadis itu. “Nando sudah nunggu di dalam. Dia di lobi.”

“Kak Duta di sini juga?” Cita balas tersenyum kendati sedikit bingung dengan kehadiran Duta. Ditambah, pria itu juga tahu jika Nando saat ini sedang menunggu dirinya.

Duta mengangguk, lalu tersenyum pada pria yang baru saja meletakkan kursi roda tepat di depan pintu. “Saya baru mau pu …” Duta ternganga melihat Cita menggeser bagian tubuhnya sedikit demi sedikit menuju kursi roda. “Pak, nggak dibantuin?” tanyanya pada pria yang berdiri di belakang kursi roda dan baru saja mengunci rodanya.

“Mbak Cita bisa sendiri, kok, Mas.”

“Bisa sendiri?” Mungkin benar, Cita bisa berpindah sendiri ke kursi rodanya. Namun, tetap saja Duta tidak tega melihatnya.

“Bisa,” jawab Cita dengan senyuman pada Duta. “Tanganku kuat, kok, buat nyangga badan. Udah biasa. Kalau di Singapur, mobilnya papa sudah dimodif jadi lebih enak naik turun. Terus—”

Sorry, ya!” Duta menyela, karena benar-benar tidak tega melihatnya. Dengan cepat, Duta menjauhkan kursi roda Cita lalu menunduk di samping gadis itu. Hanya dalam hitungan detik, tubuh ringkih Cita sudah berada di gendongannya dengan begitu mudah. “Sorry, Cit! Sorry, banget! Tapi saya nggak tega lihatnya.”

Dengan perlahan, Duta meletakkan Cita yang tidak berkata-kata di kursi roda. Gadis itu hanya memandang bingung pada Duta, dengan kedua bibir yang masih terbuka.  

Sorry, ya.” Sekali lagi, Duta meminta maaf atas perbuatannya. “Sorry, kalau sudah lancang. Tapi, kamu bisa masuk ke dalam sekarang. Saya … saya pergi dulu. Hati-hati! See yaaa!”

 

Komen (4)
goodnovel comment avatar
Cilon Kecil
setelah Arya apakah Duta juga akan jadi saingan Nando ...... kasihan Nando menunggu dengan harapan semu
goodnovel comment avatar
Siti Juli
eh, apa kah duta pelabuhan cita nantinya
goodnovel comment avatar
App Putri Chinar
jodohnya cita kali ini siapa ya????
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status