Chandra dapat memastikan sebelumnya, jika beberapa kontrak kerja sama milik Aji di batalkan oleh beberapa perusahan besar yang menjadi tulang punggung perusahaannya, bisa di pastikan kondisi keuangan perusahaan itu akan goyah.
Dengan mengandalkan hubungan baik dan koneksinya, Chandra berhasil meminta pemilik dari 8 perusahaan besar menghentikan kerjasamanya dengan perusahaan Adiwilega.
Tidak perlu menunggu waktu lama untuk melihat kehancuran perusahaan Adiwilaga. Kerja sama dengan sejumlah klien kecil-kecil yang lain pasti tidak akan mampu menutup untuk biaya operasional dan membayar pegawai.
Tapi, sayangnya hingga saat ini Aji bahkan tidak menghubungi untuk meminta bantuannya seperti sebelumnya.
Martina tampak terlihat resah, “Kok aneh ya, Pah. Gak biasanya kaya gini. Yang dulu-dulu dia akan selalu cari kita untuk minta bantuan. Apa dia sungkan karena anaknya yang sundal itu menggugat cerai an
Elvan bangun pagi sekali meski hari ini ia tidak pergi ke kantor karena hari Sabtu. Tapi meski begitu, ketika ia keluar dari dalam kamar ia bisa langsung mencium aroma masakan yang sedang di masak.‘Dia sudah bangun…’ gumam Elvan dalam hati. Elvan kemudian berjalan melewati koridor untuk melangkah ke dapur.Dan benar saja saat di dapur ia bisa melihat Aya yang sedang berkutat dengan peralatan dapur untuk memasak sarapan bagi mereka berdua.Awalnya Aya tidak menyadari kedatangan Elvan di dapur. Hingga Elvan menyapa dirinya, “Selamat Pagi…”Seketika Aya menoleh pada Elvan yang sedang mengambil gelas lalu mengambil air minum, kemudian memberikan sebuah senyuman, “Pagi…” balasnya. Lalu Aya kembali berkutat dengan pekerjaannya. Dan Elvan duduk di kursi yang ada di dapur dengan segelas air di tangannya.Elvan meneguk minumannya hingga tandas, dan menaruh gelas kosong di atas meja di hadapannya.Ia tampak memperhatikan Aya dari belakang yang sedang sibuk memasak.“Sebentar lagi makanannya ak
Mobil yang di kendarai Elvan akhirnya memasuki sebuah pelataran mall yang di tujunya. Mall yang beaar di bilangan Jakarta, dan beberapa kali juga Aya sudah pernah datang ke Mall ini.Aya masih merasa was-was untuk turun dari mobil ketika Elvan sudah memarkirkan mobilnya.Baru saja Aya melepas sabuk pengamannya dengan wajah yang terlihat begitu tegang.Lagi-lagi Elvan bisa melihatnya. Selepas ia melepas sabuknya, Elvan berkata pada Aya, “Masih takut?”Aya langsung menoleh pada Elvan kemudian mengangguk pelan.“Jangan khawatir tenang saja…”“Aku akan mencobanya,” sahut Aya pelan.Elvan tersenyum tipis, “Ayo turun!” ajaknya kemudian seraya mulai membuka pintu mobil di sisinya. Setelah Aya mengangguk kemudian ia menyusul Elvan dan berjalan di sampingnya.Mereka berdua
“Wow… kencan Lu?!!” tanya Andrew dan langsung ikut duduk di kursi Elvan dan Aya.Tatapan mata Andrew langsung tertuju pada wanita yang berada bersama dengan Elvan. Andrew tampak mengamatinya.“Tunggu!! Kok kayanya gue familiar!!” seru Andrew heboh.Elvan memutar bola matanya jengah, “Diem aja Lu!! Sana pergi!!” usir Elvan.Andrew terkekeh geli, “Pergi? Gila aja Lu! Ini pemandangan yang gak boleh di lewati!”Elvan menghela napas panjangnya, “Ndrew, Lu pergi deh, atau gue pecat. Mau?” ancam Elvan.“Ck! Ancaman Lu gak berubah, ini kan bukan jam kerja. Inget ini Sabtu, libur!” sanggah Andrew membela dirinya.Elvan hanya bisa mendengus.Andrew langsung mengulurkan tangannya pada wanita yang bersama Elvan, “Hei Cantik, ayo kenalan. Aku Andrew, asisten, w
Chandra marah bukan main pagi ini, karena baru saja ia mendapatkan laporan dari orang suruhannya.“Kurangg ajarrr!! Pantas saja dia tidak meminta tolong padaku!!!” geram Chandra penuh emosi.Ia baru saja mendapatkan laopran jika Aji mendapatkan tawaran kerja sama dari perusahaan asing dari Singapore dengan nominal kontrak yang sangat besar. Nilai kontraknya sama dengan nilai kontrak ke lima perusahaan yang membatalkan kontrak dengannya.Perusahaan Aji akan melakukan export besar-besaran ke Eropa. Chandra yakin setelah itu perusahaan Aji akan semakin stabil dan bisa saja berkembang.Bukan hanya itu, Aji juga menggunakan jalur hukum untuk menuntut ke lima perusahaan yang membatalkan kontrak dengannya secara sepihak. Chandra yakin, sebentar lagi mereka akan menghubunginya dan meminta pertanggung jawaban darinya.Bagaimanapun tindakan mereka memang sudah melawan hukum.
Elvan menutup mematikan laptopnya, cukup untuk hari ini ia bekerja dan mengamati perkembangan perusahaannya yang ada di Jakarta. Ia memijat keningnya dengan pelan seraya beranjak dari kursinya dan berjalan menuju beranda ruang kerjanya. Dari tempatnya kini terlihat hamparan luas kebun teh yang begitu hijau dan asri. Pemandangan yang di dominasi warna hijau ini cukup menyegarkan untuk penglihatannya, dan mampu membuat dirinya merasa tenang. Sudah hampir 5 bulan ia meninggalkan Jakarta dan menetap di Bandung. Lebih tepatnya Rancabali, Ciwidey. Kurang lebih sekitar 40 km meter dari kota Bandung ke arah selatan. Elvan sengaja meninggalkan hiruk pikuk Jakarta demi pemulihan jiwanya. Baginya ini tempat ideal untuk menenangkan dirinya. Sekitar 8 bulan yang lalu adalah masa kelam bagi dirinya. Di mana ia harus kehilangan istri tercintanya beserta buah hati yang ada di dalam kandungan Davina--istri tercintanya. Mereka meregang nyawa saat mobil yang ditumpangi Davina tertabrak sebuah truk de
Tubuhnya terasa lelah dan begitu sakit, Aya masih merasakan rasa perih di luka-luka yang ada di sekujur tubuhnya. Ia meringis pelan, dan dengan perlahan ia mulai membuka matanya yang sejak beberapa menit yang lalu terkena cahaya. Namun sedetik kemudian ia langsung membulatkan matanya. “Aku di mana?” serunya dan langsung mendudukkan tubuhnya. “Aww… pusing…” gumamnya kemudian seraya langsung menyentuh kepalanya. Ia duduk dengan tiba-tiba, dan kondisi ini menurunkan tekanan darah yang lebih sedikit ke jantung hingga membuatnya pusing. Aya masih duduk dalam semenit ke depan, hingga dirinya sudah pulih sepenuhnya. Ia mulai mengedarkan pandangannya ke tempat di mana kini dirinya berada. Matanya mampu menangkap jika saat ini ia sedang berada di sebuah ruangan berukuran sekitar 4x5 meter, dengan nuansa coklat dan putih. Di mana lantai di lapisi oleh kayu berpermis hingga mengkilap. Tembok yang di dominasi oleh warna putih terlihat begitu bersih. Begitu juga dengan tempat tidur yang ia te
Elvan duduk di kursi tepat di hadapan wanita itu. “Oh---” wanita itu tampak terkejut dengan tindakan Elvan yang tiba-tiba duduk di hadapannya, seraya mengangkat sedikit wajahnya. Kesempatan itu tidak Elvan sia-siakan untuk menelisik penampilan wanita itu dengan lebih seksama. Wajah wanita ini tampak cantik, meski ia melihat ada luka kecil di wajahnya yang tidak ia lihat semalam. ‘Mungkin luka karena tersungkur ke tanah semalam, saat ia pingsan,’ tebak Elvan dalam hatinya. ‘Dia terlihat seperti wanita terpelajar, bukan wanita penggoda yang akan sengaja dikirimkan oleh kedua orang tuaku! Ck! Tapi apa peduliku!’ dengus Elvan kemudian. Tatapan Elvan tetap dengan penuh selidik, tapi masih terlihat ramah, “Apa urusanmu datang ke sini?” tanyanya kemudian. Wanita itu tampak terkejut dan sedikit kikuk, “Saya--ya…” jawab wanita itu terbata terhadap pertanyaan Elvan. Kemudian wanita tampak tersenyum ragu, “Semalam saya… hmm… mencari penginapan…” “Dan ini bukan penginapan!” ketus Elvan.
Dengan mengendarai motornya Elvan masih di liputi perasaan kesal, semua itu karena permintaan Andrew. ‘Sebagai teman dan wakil seharusnya dia bisa ngerti!’ dengus Elvan dalam hari seraya memacu motornya. Elvan sudah berada di tengah-tengah kebun teh. Cukup jauh memang jarak dari villa untuk sampai di pemukiman yang lain terutama pasar meski menggunakan motor. Elvan memacu motornya cukup cepat, begitu sampai di sebuah belokan dengan pohon besar tepat di sisi jalan sebelah kirinya dan sudah jauh dari villanya. Elvan bisa melihat seseorang yang dikenalinya sedang duduk di sana bersama koper besarnya di sampingnya. Namun, Elvan tampak acuh meski mata mereka saling bertemu meski sesaat. Elvan yakin, wanita yang di temukannya pingsan semalam tidak mengenalinya, karen ia menggunakan helmnya. Hingga ia pergi begitu saja meninggalkan tempat tersebut. Selama beberapa bulan ini, Elvan memang sedikit mulai bisa mengontrol emosinya. Hanya saja ia memang masih enggan untuk kembali ke Jakarta.