Cha Soo membuka matanya. Ia segera bangun dan mengambil ponselnya yang bergetar itu. Terlihat pesan masuk dari Dokter Cha.
~Soo-ah, bisakah kau membantuku? Katakan pada Chenle jika aku tidak bisa datang untuk konsultasi hari ini, aku ada pertemuan penting dan sangat mendadak.~
Cha Soo menutup kedua matanya, ia menghela napas panjang.
~Kenapa aku harus melakukannya? Kenapa tidak kau telepon?~
~Dia tidak meneleponku tadi malam, aku juga lupa menaruh nomornya di mana, buku pasienku tertinggal di kantor Rumah sakit.~
Cha Soo memasang wajah kesal saat membalas pesan dari Dokter Cha itu.
~Kalau begitu kau bisa mengambilnya.~
Cha Soo menaruh ponselnya dengan keras, ia menggigit bibir bawahnya.
"Kenapa ada-ada saja di pagi hari. Aishh aku tidak ingin berangkat sekolah," kesal Cha Soo sambil menendang-nendang selimutnya lalu ponselnya bergetar lagi. Ia pun membuka pesan dari Dokter Cha itu.
~Aku hari ini tidak ke Rumah sakit, aku
Rynee, seorang gadis 17 tahun yang berasal dari New York. Sebelum ia dikeluarkan dari sekolah dasar di New York, ia adalah anak yang baik-baik, anak yang pintar, populer dikalangan guru ,dan selalu masuk nominasi siswa teladan di sekolah sampai akhirnya insiden yang tidak terbayangkan terjadi. Sebenarnya hal itu adalah hal wajar yang kelewatan. Saat kelas 3 SD, ia bertengkar dengan musuh bebuyutannya di sekolah dan membuat salah satu temannya mengalami cacat permanen karena pertengkaran mereka sangat brutal dan membuat murid-murid sekitar yang melihat pertengkaran itu menjadi korban juga. Hal itu membuatnya memiliki masa lalu yang sangat ingin dilupakan. Ia sering marah dan kesal jika mengingat kejadian itu. Setelah itu, seolah-o
Cha Soo menyantap bulgogi dan saus lada itu dengan lahapnya, ia harus menyiapkan tenaga karena sehabis pulang sekolah ini ia harus berlatih bela diri. Maka dari itu, ia harus menjaga stamina, ia bahkan tidak menghiraukan Nayeon, temannya yang hobi make up yang sedang sibuk menceritakan pacarnya."Aku harus pergi les setelah ini, Ibuku mendaftarkanku di akademi bahasa...ah melelahkan," Seohyun mengeluh di samping Cha Soo.
Bel pulang sekolah telah berbunyi, seperti biasa Cha Soo dan teman-temannya pergi ke luar gedung sekolah bersama. Heejung, dia adalah gadis cantik yang pandai bermain piano. Nayeon, dia bagaikan model di kelas dan memiliki pacar yang sangat tampan. Doyeon, dia yang paling tomboy diantara mereka berempat, dan Seohyun, dia yang paling kaya diantara mereka dan memiliki Ibu yang menghargai kedisiplinan. Mereka adalah teman-teman Cha Soo saat di sekolah. Cha Soo sendiri adalah gadis yang dibilang cukup pintar tapi entahlah tidak semua guru-guru menyukai siswa pintar. Ia juga sering menyebabkan guru jengkel terutama guru konseling, guru-guru di sana sangat sering berurusan dengannya. Mungkin karena ia adalah siswa yang suka telat berangkat ke sekolah atau selalu melanggar tata ter
Cha Soo berjalan dari Asrama Bela Diri menuju SMA Seongnam, sekolahnya. Ia sangat senang suasana di pagi hari ini. Sesekali ia melakukan pemanasan dengan melatih pernapasannya. Baginya, ini baik untuk ritme pernapasan dan peredaran darah. Hal ini membuatnya ingin berangkat terlambat ke sekolah karena ingin menghabiskan udara segar yang menemani perjalanannya ini sampai dirinya melihat Doyoung dengan sepedanya. Doyoung menyeberang dari jalan raya yang belum padat kendaraan itu untuk menghampirinya."Kau sudah memompa semuanya?" tanya Cha Soo sembari melirik ke ban sepeda Doyoung.
Seorang laki-laki berseragam SMA dengan mengenakan jaket hitam dan name tagnya bertuliskan Zhong Chenle itu sedang berjalan menyusuri koridor lantai 2 di Asrama Sekolah Bela Diri."Hyung!" Tiba-tiba salah satu murid di sekolah itu memanggilnya dan menghampirinya."Ji Sung-ah kau dari mana saja? aku mencarimu," ujar Chenle.
Kelas bahasa korea adalah pelajaran pertama di kelas 2-3. Cha Soo hanya memainkan ponselnya diam-diam sambil sesekali ia mencoret-coret kertasnya, ia sedang mengerjakan pr matematika yang akan dimulai setelah jam kesenian. Anak-anak di kelas ini hanya sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri saat jam bahasa korea. Guru Choi adalah pengampunya, bisa dibilang dia guru yang cukup disepelekan oleh murid-muridnya tapi begitulah Guru Choi, ia tidak merasa disepelekan. Baginya, murid-murid adalah sinar dari pekerjaanya, dia sangat tulus dalam mengajar. Tak terasa bel sudah berbunyi. Saatnya pelajaran Geografi, Chenle yang sedari tadi tert
"Kau akan ke tempat latihan kan?" Tiba-tiba Chenle berjalan menyusul Cha Soo yang sedang terburu-buru ke parkiran sepeda itu."Oh," ucap Cha Soo sambil berjalan dengan cepat. Dia berkali-kali melihat ke sekitaran parkiran sepeda dan seperti mencari sesuatu. Chenle yang melihatnya langsung penasaran."Kau mencari seseorang?" tanya Chenle.
Chenle dan Cha Soo masih berlari mengitari komplek dan senja mulai terlihat, semua murid sudah selesai latihan. Jihyo juga sudah pulang setelah sebelumya menghampiri Cha Soo yang sedang berlari itu."Apa kau sering dihukum?" tanya Chenle di sela-sela berlari."Kenapa kau bertanya?" balas Cha Soo sambil menyeka keringatnya.