Cara panggilan yang sama!
Suara lembut saat mengatakan pangeran tidak ada bedanya dengan Ashley kecil. Semua orang juga bisa mengatakan pangeran dengan lembut, tetapi berbeda sekali dengan Ash.
Senang dan benci bercampur. Senang karena bisa bertemu lagi dengan sahabat masa kecil, serta benci karena pelaku sebenarnya adalah wanita yang ingin dinikahi.
Jordi tidak bisa mengatakan sekarang, jika tahu Ash adalah orang yang memiliki kekuatan abu kematian. Tidak ingin melihat pelaku sekaligus pujaan hati kehilangan nyawa dengan cepat.
"Kamu duduk saja dulu. Aku akan memanggil yang lain." Ash memberi senyuman manis pada Jordi sebelum pergi.
Senyuman yang persis di mana Ashley selalu bersama Jordi, entah di kamar, maupun hutan. Suara panggilan pangeran juga membuat Jordi selalu teringat. "Kenapa di saat yang bersamaan, aku jatuh hati padanya?" gumamnya dengan memegang kepala.
Ketukan halus pada pintu kamar yang terbuka membuat Donny menoleh. S
Jordi tidak bisa berbuat banyak selain menangkap Stuart yang hampir jatuh ke lantai. Hanya ada satu pertanyaan yang keluar dari mulut Jordi. "Kak Ava sungguh berkata seperti itu. Apa benar? Mungkin saja, Tuhan belum merelakan kalian memiliki anak.""Kamu tidak mengerti, Jordi. Sudah lama aku memeriksakan diri pada dokter, dan dokter mengatakan aku baik-baik saja. Jika bukan aku yang tidak bisa memiliki anak, siapa lagi? Suamiku hanya Stuart saja." Ava menjelaskan penderitaan yang selama ini dirasakan.Tontonan menarik untuk Ash. Percintaan yang sangat merumitkan. Ash dan Blair mencintai Jordi, Ava mulai mencintai Stuart, sedangkan Stuart cinta pada Ash. Jika Gerry masih hidup, pasti akan bertambah."Cukup! Kalian semua sudah membuat saya pusing. Kalian juga sama-sama salah. Lebih baik, kalian, Stuart dan Ava keluar dari rumah ini." Dengan lantang, Donny mengusir anak pertama serta menantu."Ayah, tidak seperti ini caranya-" Jordi mencoba menyelamatkan san
Entah harus berapa lama menunggu. Teman-teman Ashley hanya bisa menunggu, dan menjaga rahasia tetap aman. Tidak mudah untuk mereka tutup mulut di depan Tony, jadi harus dipastikan sangat berhati-hati."Apa menurutmu Ashley akan berhasil membalaskan dendam orang tuanya?" Michael membuka suara di keheningan di antara mereka berempat.Carla melihat pintu yang tertutup rapat. Sepertinya, ini waktu yang tepat untuk membicarakan masalah Ashley. "Aku tidak tahu. Ini sudah lama sekali. Maksudku, setelah dia keluar dari rumah ini, tidak ada kabar bahwa sudah melakukannya. Apa sebegitu lamanyakah membalas dendam?"Michelle terdiam karena teringat sesuatu. "Dia sendirian, Carla. Belum lagi, ada wanita yang memiliki kesamaan dengannya. Ingat wanita yang mengobrol dengan Tony?""Ada yang memiliki kekuatan abu kematian juga? Jika wanita, itu masih tidak masalah." tanya Michael penasaran."Aku ingat. Dia terlihat sangat menjengkelkan. Beruntung kita bertemu denga
Blair menyunggingkan senyuman. Di hadapannya adalah wanita yang pernah menjadi rekan pembalasan dendam. Berani menghalangi tujuan utama. "Aku tidak terkejut dengan kehadiranmu. Kamu tidak ingin membiarkanku membawa Jordi, 'kan?""Aku tidak akan membiarkanmu membawanya, juga tidak membiarkanmu membunuh ayahnya." Ash sudah berjanji pada Jordi. Pernyataan yang cukup mengejutkan untuk Blair dan Keluarga Rider.Sudah waktunya juga untuk Ash mengaku. "Pelaku yang kalian cari selama ini bukanlah Blair, melainkan aku, Ashley Collins. Karena saat itu, aku sangat membenci Donny, yang sudah membunuh orang tuaku, dan membawa kabur Tony."Sulit untuk Jordi dan Stuart percayai, tetapi banyak peristiwa yang sudah terjadi."Kamu melanggar janji orang tuamu? Ash, mereka ingin kamu membunuh sang pelaku." Blair berusaha mencuci otak Ash untuk kembali ke jalan yang salah."Aku tahu. Akan tetapi, sudah cukup banyak korban yang kubalaskan. Jordi sudah membuatku berjanji
Di tengah hutan lebat, terdapat rumah kayu tua yang masih berdiri kokoh. Hutan adalah pilihan tepat untuk ditinggali. Mereka bukanlah Tarzan. Hanya keluarga kecil yang hidup bahagia. Namun, tidak berselang lama, kehidupan mereka hancur dengan cepat."Kemarilah! Ikut aku!" Suara anak kecil laki-laki terdengar pelan. Dia sedang berbicara dengan anak kecil perempuan, yang bersembunyi di balik pohon besar.Usia mereka tidak terpaut jauh. Yang terpaut jauh hanyalah posisi kehidupan."Papamu akan marah, jika Ashley mendekati rumahmu. Tidak hanya Ashley saja yang dimarahi, kamu juga." Suara anak kecil perempuan terdengar gemetar."Aku sudah menemukan jalan lain untuk kita masuk. Tidak akan ketahuan. Kamu akan selalu aman di tanganku," paksa anak kecil laki-laki, dengan menarik tangan sahabat kecil. "Aku akan menyembunyikanmu, jika ada yang melihat."Ashley Collins. Anak kecil perempuan yang berperawakan kotor dan menjijikan. Anak pertama dari Keluarga Col
Sementara itu, di hutan lebat tempat Ashley sudah terbiasa berbaur. Beberapa orang mengejar Ashley yang ketahuan keluar dari rumah mewah Keluarga Rider."Jangan sampai anak miskin itu lolos! Kalian akan dipecat, kalau hal itu terjadi!" Gerry mengancam para pengawal.Selagi para pengawal mengejar Ashley, Gerry mencari jalan pintas. Jalan lain yang Ashley mungkin tidak akan menyadari keberadaan Gerry.Pakaian imut merah muda memang sangat mewah dan cantik, tetapi merepotkan untuk berlari. Ashley lelah harus mengangkat rok yang menempel ke tanah, atau tidak sengaja menginjak rok bagian bawah.Ashley harus sampai di rumah sebelum tertangkap. Namun, tangan besar menarik Ashley ke suatu tempat. Ashley juga tidak bisa berteriak, karena bibir mungilnya telah disekap."Jika tidak ingin ditangkap kakakku, diamlah!" Orang yang menangkap Ashley adalah Gerry. "Kamu akan selamat darinya. Jadi, menurutlah!"Bagi Ashley, Gerry dan Donny tidak ada bedanya. M
Kembali lagi pada pohon besar yang pernah Ashley tempati untuk bersembunyi. Mata Ashley sedang memandang anak kecil laki-laki yang pernah bermain bersama dengan Ashley. Ya, Ashley rindu bermain dengan Jordi.Bagaimana cara Jordi selalu menganggap Ashley sebagai putri kerajaan selalu terulang di kepala Ashley. Ingin sekali mendengar ucapan itu lagi.Sayangnya, Ashley hanya bisa memandangi Jordi dari kejauhan. Hutan di dataran tinggi bisa membuat Ashley melihat rumah mewah Keluarga Rider yang terbuka, atau halaman yang tidak tertutup atap. Di sana, Jordi sedang berlatih kuda bersama kedua saudara."Apa kamu ingin kembali ke tempat itu?" Ashton bertanya dari belakang Ashley, membuat sang anak terperanjat terkejutAshton maupun Stanley memang sengaja membiarkan Ashley berlarian di hutan, karena mereka yakin sang anak akan kembali ke rumah. Begitu juga dengan Tony.Namun, karena mereka telah menjadi abu, maka mereka akan mengawasi sang anak melalu
Empat tahun kemudian. Ashley sudah berumur sepuluh tahun. Bermain sudah tidak Ashley lakukan. Namun, Ashley selalu memandangi rumah Keluarga Rider dari pohon yang selalu digunakan untuk bersembunyi.Tujuan memandangi ingin mencari keberadaan dan keadaan Tony. Namun, yang berada di mata Ashley adalah Jordi dan kedua saudara Jordi. Bagaimana Ashley tidak rindu pada lelaki bernama Jordi?Tidak. Ashley harus fokus pada tujuan. Janji yang sudah terikat pada kelingking Ashley dan Ashton, sudah tidak bisa diubah. Balas dendam dan penyelamatan harus menjadi prioritas.Kembali pada alur kehidupan yang sama. Setiap hari, Ashley selalu memakan buah yang sama. Lima buah delima cukup untuk satu, bahkan dua hari. Namun, kini Ashley mengambilnya sendiri. Lebih tepatnya, mengambil buah delima dengan kekuatan abu.Abu sudah keluar dari telapak tangan Ashley, tinggal mengarahkan ke atas, maka buah delima sudah bisa diambil. Sayangnya, kekuatan abu Ashley belum cukup. Abu y
Mata sembab membuat Ashley agak susah membuka mata. Mengingat peristiwa menyedihkan yang terjadi pada Ashley tadi malam, rasanya enggan untuk bangun. Adanya orang tua selalu membuat hidup Ashley berwarna.Sepi. Biasanya, ada sapaan selamat pagi setelah bangun tidur. Sekarang, siapa yang akan menyapa? Siapa pula yang akan Ashley sapa?"Kekuatanmu akan bertambah dua kali lipat. Ingat tujuanmu hidup, tidak boleh menyerah, apalagi gagal fokus pada hal apa pun. Papa ingin kamu fokus pada apa yang telah kamu janjikan pada kami. Kamu dengar, Ashley?"Ucapan Ashton telah tertanam di kepala Ashley. Ya, ingat tujuan hidup, tidak boleh menyerah, jangan gagal fokus. Akan tetapi, bisakah beri Ashley waktu untuk tidak mengingat tujuan, menyerah, dan gagal fokus?Ashley hanya ingin mengenang kepergian orang tua. Seperti yang orang lain lakukan pada jasad, memberi nama di nisan.Tempat di mana semua telah menjadi abu masih ada. Banyak kenangan di tempat tersebut.