Bagaskara menggeliat tat kala sinar mentari pargi yang membuatnya terbangun. Namun Bagaskara tak melihat sosok wanita yang sudah membuatnya tidur nyenuak semalam. Ia pun langsung mencari kebetadaan Dewi kedalam toilet. “Kosong.” Ucap Bagaskara “Dewiiiiiii, Dewiiiii! Kamu dimana!.” Suara Bgaskara menggelegar disetiap ruangan. Ia terus mencari ke seluruh room suite namun tidak mendapat sosok Dewi, tanpa perduli bahwa ia sedang tidak mengenakan apapun untuk menutupi tubuhnya. “Ada surat.” Ucap Bagaskara saat melihat ada kertas diatas nakas disamping ranjang. “Arrrrrrggggghhh, berani sekali dia pergi dariku tanpa pamit. Malah ninggalin sirat seperti ini.“ Bagaskara frustasi bercampur kesal saat merasa dirinya ditinggal oleh Dewi. Ia pun langsung mencari ponselnya dan menghubungi asisten nya. “Rafa! Sekarang juga kamu cari perempuan yang bernama Nirmala Dewi. Kamu bisa dapat informasi dari pemilik klub A.” Perintah Bagaskara “Dia harus ketemu secepatnya!!!!.” Bagaskara menggeretak
Bagaskara mencari keberadaan wanitanya dimulai dari klub untuk menemui Mami, siapa tau ia akan mendapat jejak setelah bertemu dengan Mami. “Mam, ada yang ingin saya tanya.” Ucap Bagaskara to the point pada Mami sesaat setelah memasuki ruangan wanita pemilik Klub tersebut. “Selamat pagi tuan Bagaskara, apa ada yang bisa saya bantu?” Tutur Mami sambil berdiri sedikit membungkukkan badan tanda menghormati tuan kebesarannya datang. “Saya kesini mau menanyakan perihal Dewi? Apakah semalam Dewi kembali lagi kesini?” Tanya Bagaskara setelah menduduki kursi yang berhadapan dengan meja Mami. “Oh ternyata perihal itu, memang Dewi kalau tidak salah saat menjelang subuh mendatangi saya tuan. Bahkan dia sudah melunasi semua hutangnya semalam, tapi saya tidak tau lagi setelah itu tentangnya karena kesepakatan kami sudah usai.” Jelas Mami dengan singkat padat dan jelas. “Ternyata kamu hanya menginginkan uang saya, itu artinya hanya saya saja yang terlalu
Setelah berperang dengan diri sendiri karena merasa kecolongan hingga sang Dewi nya hilang tak tau dimana. Sang tuan Arogan yang mampu menundukkan lawan hanya dengan menatap lawannya saja sudah mendapatkan kemenangan, kini harus merasakan patah hati seperti anak SMA yang kasmaran. “Arrrrrrggggghhhhhhhhh, Dewiii bisakah kau mendengarku? Bisakah kau kembali!.” Pekik Bagaskara frustasi. Ternyata ada yang mengetuk kaca mobilnya dan segera ia turunkan. “Om mau beli air mineral nya?.” Ucap sang anak jalanan yang sepertinya memang berjualan disekitar jalanan. “Boleh, saya beli semua dagangan kamu!” Dengan suara barithon nya Bagaskara seperti memberi perintah yang menakutkan. Namun dengan senang hati Si Anak kecil mendengar pernyataan Sang tuan Arogan. “Taruh saja semuanya di belakang kemudi.” Perintah bagaskara yang langsung turun dan membuka pintu mobil, dengan diikuti oleh sang anak yang melakukan perintah nya. “Ini untuk kamu.” Bagaskara menyodorkan uang pecahan 100 ribu sebanyak
POV Bagaskara Pulang kerumah bukannya langsung istirahat tapi ditambah lagi masalah dengan Elena makin buat kepalaku sakit. Belum lagi tentang Dewi yang belum ada kabarnya benar-benar buat frustasi. "Aaaarrrrrrghhhhhhhh, shit!" Aku kesal saat mengingat kejadian barusan. Dengan pikiran yang sangat kacau aku memutuskan segera menyegarkan tubuh dengan berendam air hangat, berharap agar situasi berubah menjadi lebih baik dalam sekejap. Memejamkan mata sambil menetralkan perasaan memang pilihan yang tepat untuk saat ini. Tak terasa pun aku tertidur selama setengah jam, "Oh God, capeknya sampe ketiduran dalam air." Aku yang terbangun karena bunyi dering telepon. "Apa kamu sudah mendapat kabar baik?" Tanyaki saat mengangkat telepon dari asisten. "Kamu dibayar mahal Rafa! Aku mengharapkan kabar baik, bukan hanya harapan!!!! Kamu cari sampai dapat atau kamu saya pecat. Kerahkan seluruh anggota untuk mencari satu wanita. Jika tidak mendapatkan hasil juga, kalian saya pecat!!!"
POV Elena Saat aku diusir oleh suamiku sendiri karena alasan aku selingkuh disitu juga aķu merasa sangat jengah. Bagaimana tidak aku akan selalu setia dengan seorang pria impoten sepertinya. Bukan main dulu perjuangan ku untuk menjadikan nya suami dengan sangat susah payah menghadapi sikapnya yang sangat arogan, egois, dan kasar. Tapi semua itu kutepis karena aku jatuh cinta padanya pada saat pertama kali bertemu di dalam jamuan khusus ketika masih menjadi karyawan salah satu perusahaan ternama. Dari jaman kerja aku selalu dipuja karena kecantikanku dan tubuh proposional yg kumiliki, dan karena itulah aku percaya diri untuk merebut hati sang pujaan seluruh wanita. "Tapi malang sekali nasib ku saat mengetahui bahwa dia adalah pria loyo, aku tidak cukup setia untuk memuaskan diri dhanya dengan alat bantu. Itu sangat tidak memuaskan tuan Bagaskara! dan sekarang kau mencampakkan ku karena aku berselingkuh! Siapa disini yang salah coba? Arggggggh bangsat kau Bagas." Aku mengungk
Elena tiba di kediaman kekasihnya, Steffan Richardo yang taklain adalah sahabat calon mantan suaminya Bagaskara Prayudha. Mansion milik kekasihnya itu tak kalah megah dengan kediaman wanita cantik itu sebelumnya, karena Steffan juga raja bisnis di kota itu. Elena langsung saja masuk kedalam mansion dengan diikuti oara pelayan yang membawa barang miliknya, para pelayan sudah mendapat titah dari sang pemilik mansion jika kekasihnya akan tiba. Sudah tak heran lagi pula bagi para pelayan disana karena mereka sudah familiar dengan wajah wanita cantik yang sedang mereka ikuti. "Tolong rapikan semua barang nya, aku mau bersih-bersih." Perintah Elena kepada pelayan yang dijawab anggukan seraya masuk bathroom nan indah didalam kamar utama sang empunya kediaman. Ketika air sudah ia penuhi, ia langsung berendam di air yang hangat untuk menenangkan pikiran yang sangat menguras otaknya setelah kejadian hari ini. "Oh akhirnya aku bisa merasakan ketenangan juga disini, dia pikir aku ak
Terik matahari membangunkan sang pemilik wajah rupawan yang sedang tertidur, dengan badan yang masih lemas dan mual karena terlalu over dalam menenggak minuman membuat sang petualang malam pun tumbang. "Arggghhh rasanya pengar ini membunuhku." Ucap Bagaskara saat mulai terbangun dari tidurnya, diliriknya jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Tentu sudah kesiangan untuk ke kantor bagi tuan perfect yang selalu disiplin. "Cepat bawakan aku susu kaleng, sekarang." Perintah nya kepada pelayan yang berada dilantai 1 melalui telepon kamar. Bagaskara pun langsung membersihkan diri untuk bersiap pergi ke kantor, dengan menggunakan setelan jas yang rapi tanpa cela sedikitpun membuat penampilannya semakin dikagumi. Setelah selesai ia langsung memasuki mobil dibelakang kemudi dengan membawa susu yang ia minta untuk diminum di perjalanan. Setelah menghabiskan beberapa kaleng ia memeriksa gawai nya. Ia pun tertarik ketika melihat ada beberapa pesan dari calon mantan istrinya
Nirmala Dewi, kini sudah menempati rumah kontrakan yang sudah ia cari sedari kemarin dan sudah bermalam untu melepas penat karena menempuh perjalan darat yang cukup melelahkan. Ia pergi jauh meninggalkan ibukota menuju kota surabaya menggunakan mobil travel agar mempercepat perjalanan. Ia sengaja menggunakan jasa travel agar Bagaskara tidak dapat menemukannya, karena ia tak ingin para kenalannya di ibukota mengetahui keberadaanya saat ini. "Sepertinya aku harus mencari apartemen yang lebih layak untuk ditinggali." Gumam Dewi sambil mengamati tempat yang ia tinggali saat ini. "Apalagi saat ini aku udah banyak duit, memang impian selama ini kan untuk dapat hidup yang lebih layak." Lanjutnya dengan menghempaskan tubuh ke kasur seadanya yang disediakan pihak di kontrakkan. "Bingung nih mau cari kerja atau buka usaha sendiri." Gumam Dewi "Aku mau nikmatin aja dulu deh, satu milyar juga buat setahun dua tahun cukup lah untuk biaya hidup." Lanjutnya sambil tersenyum. POV Dew