Share

Induksi Laktasi #2

Asma tak menyangka jika datang ke tempat ini akan mengantri hingga berjam-jam. Gadis itu akhirnya dapat bernapas lega saat namanya telah dipanggil oleh perawat yang berjaga di depan ruangan dokter.

"Tunggu, Ma." cegah Basuki saat Asma hendak beranjak dari tempat duduknya. Pria itu tampak memperlihatkan raut gelisah.

"Ada apa, Pak?" tanya Asma penasaran. Sebelah alisnya terangkat naik tanpa gadis itu sadari.

"Di dalam nanti kamu harus berkata jujur dengan keadaan kamu. Jika memang tidak bisa melakukan program ini, Bapak tidak apa-apa." kata Basuki yang tak ingin membebani Asma.

Jujur saja dia masih belum sepenuhnya setuju dengan keputusan gadis itu. Basuki berpikir jika masih ada cara lain selain apa yang akan Asma lakukan.

Asma mendesah pelan dan mengangguk. Basuki akhirnya melepaskan cekalan tangannya dan ikut masuk ke dalam ruangan dokter.

Di dalam ruangan serba putih itu, Dokter mulai menanyakan keluhan apa yang Asma rasakan. Dan Asma mulai menjawab pertanyaan dokter tersebut sekaligus mengatakan tujuannya datang ke sini.

"Penyebab ASI tidak keluar memang beragam. Bisa karena stres atau kelelahan pasca melahirkan, misalnya karena depresi postpartum, persalinan lama, atau operasi caesar darurat. Bisa juga karena kondisi medis tertentu, seperti diabetes, gangguan tiroid, anemia, dan lainnya." jelas Dokter wanita bernama Juanda itu dengan senyum tipis.

"Tapi Dok, dia ini bukan-"

"Lanjutkan saja, Dok." potong Asma cepat saat mendengar Basuki menyela ucapan Dokter Juanda.

Basuki mendengus samar karena Asma tak mengijinkan dia untuk bersuara. Padahal dia hanya ingin mengatakan pada Dokter Juanda jika dia dan Asma bukanlah sepasang suami istri.

Wanita itu tersenyum tipis dan kembali melanjutkan penjelasannya. Induksi laktasi banyak menjadi pilihan bagi orang tua asuh atau ibu pengganti untuk memberikan ASI bagi buah hati mereka.

"Sebenarnya program ini bisa dilakukan ketika sedang hamil. Karena dapat menghabiskan waktu berminggu-minggu hingga berbulan-bulan." kata Dokter Juanda lagi. Kali ini dia menatap pada Asma yang mendengarkannya dengan serius.

Asma mengangguk paham. Dia melirik ke arah Basuki yang masih diam, namun dengan raut masam. Asma menebak, pasti ayah tirinya itu merasa kesal karena kejadian tadi.

"Em, begini, Dok. Sebenarnya saya baru saja menikah dengan suami saya beberapa hari lalu. Istri pertamanya meninggal setelah melahirkan seorang bayi sekitar dua bulan yang lalu. Dan rencananya, saya ingin memberikan ASI saya untuk anak sambung saya." tutur Asma lancar sembari menggenggam tangan Basuki.

Basuki yang mendengar penuturan Asma tentu saja merasa bingung. Sejak kapan dirinya menikah dengan Asma? Dia juga berbohong dengan usia Dika dan kematian Ranti.

Ingin sekali Basuki meluruskan ucapan Asma yang penuh dengan kebohongan. Tapi genggaman erat di tangannya membuat Basuki memilih untuk bungkam. Dan menunggu Asma memberikan alasan yang tepat padanya nanti.

Dokter Juanda tampak mengangguk paham sembari mengulas senyum. Wanita itu kembali menjelaskan mengenai program induksi laktasi yang akan Asma jalani.

"Mengonsumsi pil KB dengan estrogen dan progesteron serta melewatkannya seminggu sekali setiap bulan, hormon tubuh akan menyerupai mereka yang tengah mengandung. Ibu juga bisa mengonsumsi herbal yang bisa menambah produksi air susu." kata Dokter Juanda.

"Mengonsumsi obat-obatan atau suplemen herbal yang menambah produksi ASI juga bisa Anda lakukan. Makan oatmeal beberapa kali seminggu atau setiap hari pun bisa menambah suplai ASI." imbuhnya.

"Jika ingin memiliki pasokan ASI maksimal dan memiliki waktu terbatas cobalah untuk memeras ASI dengan pompa delapan kali sehari, termasuk sekali di malam hari. Memang, hal ini membutuhkan komitmen, waktu, dan investasi energi, serta dukungan." jelas Dokter Juanda.

Asma menghembuskan napas berat mendengar penjelasan Dokter Juanda. Dia memantapkan hati untuk menjalani program tersebut. Semua ini demi Dika, agar adiknya itu tidak perlu meminum susu formula atau susu kedelai lagi.

Melihat Asma yang tampak diam, Basuki lantas melirik gadis itu dari ekor matanya. Mungkin saja Asma merasa goyah setelah mendengar penjelasan dari Dokter Juanda. Dan Basuki bisa memakluminya. Dia tidak akan memaksa Asma atau memarahinya. Tapi...

"Baiklah, Dok. Saya yakin ingin menjalani program ini." kata Asma mantap dengan keputusannya yang membuat Basuki sontak terkejut mendengarnya.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status